Don't Ignore Me

1K 88 0
                                        

"Eungh.."

Eunha merasakan sakit pada kepalanya. Sofa ini terlalu keras. Saat membuka matanya. Dia benar-benar terkejut. Pasalnya dia tertidur diatas Jimin dan menampakkan dada bidangnya. Piyama yang dipakai Jimin sedikit terbuka. Dan jangan lupakan tangan kekar Jimin yang memeluk pinggulnya. Eunha masih mengutak-atikkan pikirannya. Bagaimana bisa dia ada dikasur? Semalam dia tidur di sofa!

"Kau sudah bangun sayang?"

Eunha terbelalak karena dia mendengar suara Jimin. Berat sekali suaranya. Jimin semakin mempererat pelukannya

"Kenapa aku ada disini eoh?! Aku tidur disofa semalam!! Kenapa aku disini pagi ini??! Apa yang terjadi?!", dia mengigau ternyata semalam. Jimin memunculkan smirk nya. Dia akan menjahili Eunha

"Kenapa sayang?? Kau tak suka?? Padahal semalam kau memohon-mohon padaku untuk tidur bersamaku. Kau tak ingat itu?? Kita juga melakukannya tadi malam. Kau tampak sangat menikmatinya. Apa kau ingat semua itu??"

Sumpah demi apapun Eunha kaget. Kepalanya seperti dihantam batu besar. Dia sudah tidak perawan lagi. Ya walaupun Jimin adalah calonnya, tapi mereka belum menikah. Bagaimana jika dia hamil duluan? Dia tidak mau anak ini ada sebelum dia menikah. Tak tahan dengan perkataan Jimin. Eunha mengeluarkan air matanya. Dia menatap Jimin. Mukanya benar-benar lucu.

"Eu-eunha.. Hey.. A-aku hanya bercanda... Jangan menangis.. Aku tidak melakukannya", Jimin membenarkan duduknya denga Eunha. Dipangkunya Eunha yang sedang menangis didekapan Jimin.

"Huwaaaa!!! Aku sudah bilang padamu!! Aku tidak ingin melakukannya!!! Kenapa kau melakukannya??!!"

Lihatlah, baru kali ini dia menangis! Sungguh. Eunha sangat lucu melihat wajah nangis Eunha. Baru kali dia melihat in

"Tidak.. Aku hanya bercanda, aku benar-benar tidak melakukannya. Aku mengangkatmu semalam di sofa. Aku lihat kau kedinginan karena tak menggunakan selimut. Jadi aku membawamu ke kamar. Berhentilah menangis. Aku tidak melakukannya sungguh!!"

Tak ada respon dari Eunha. Dia tetap menangis. Tapi lama kelamaan tangisan itu mengecil sampai tak ada suara lagi. Tangan Jimin pun daritadi tak lepas untuk mengelus lembut rambut Eunha sampai dia tenang.

"Sudah tenang?? Ayo pergi.. Kita harus pergi ketempat eomma dan appa"

Jimin lagi-lagi diabaikan Eunha. Dikiranya Eunha tertidur karena sedari tadi didekapan Jimin dirinya tak ada bergerak. Tapi dia salah. Eunha tiba-tiba berdiri dan meninggalkannya.

"Eunha-ya!!!"

***

"Hyung!!!"

Eunha berlari ke arah Eunwoo. Eunwoo sudah balik dari Jepang. Dirinya mulai sibuk bekerja. Hampir tiap hari bepergian antarnegara.

"Hey!! Eunha.. Kau sudah semakin dewasa"

Eunha yang melihat hyungnya berkata seperti itu hanya tersenyum. Dia meninggalkan Jimin dimobil. Sepertinya dia masih kesal pada Jimin. Dia terlihat mengabaikan Jimin diperjalanan tadi. Ditanya saja diam.

"Ya!! Eunha-ya!! Kau meninggalkan Jimin sendiri??"

Eunwoo tiba-tiba melihat Jimin yang baru saja muncu dibelakang Eunha. Dia mendekati Jimin dan memeluknya. Berbicara tentang pekerjaan kantor. Eunha masuk kedalam rumah. Disana sudah ada mamanya dengan mama Jimin yang sedang berada di dapur. Sedangkan ayahnya dengan ayah Jimin sedang mengobrolkan sesuatu. Sepertinya tentang pernikahan putra dan putrinya itu. Eunha mendekati mereka, menyalami dan menyapa. Diikuti dengan Eunwoo dan Jimin. Sekarang Eunha duduk disebelah Jimin.

"Jadi?? Apakah kalian sudah beli gaun untuk besok??"

"Sudah appa, kami sudah membelinya semalam, ya kan sayang??"

Mereka yang mendengar itu semuanya terkejut. Sudah memakai panggilan sayang ternyata. Eunha melihat Jimin dengan tatapan sinis. Sedangkan yang ditatap ini malah pura-pura tak lihat. Eunwoo yang sadar hal itu menahan tawanya. Sudah hampir satu jam setengah mereka berdiskusi untuk besok. Semua persiapan besok sudah dipersiapkan Dan sekarang waktunya Jimin pulang. Eunha tidak ikut Jimin. Sebelum Jimin pulang, eomma dan appanya pergi duluan untuk melihat trmpat pernikahan mereka.

"Jadi?? Kau masih marah??"

Tak ada jawaban dari Eunha. Dia hanya menundukkan kepalanya. Tak ingin menatap Jimin

"Hey.. Jangan abaikan aku, berhentilah marah. Apa kau akan marah sampai besok??"

Eunha mendengar penuturan dari Jimin langsung mendongakan kepalanya. Dia menatap Jimin.

"Aniya.. Aku tidak marah lagi, pulanglah kau pasti lelah kan??", seraya mengelus lengan Jimin

"Ikutlah denganku.. Kita akan pergi bersama-sama besok"

"Aniya.."

"Waeyo?? Kau takut aku akan membuatmu bunting??"

"Ya!! Pulanglah!!! Kau semakin menambah emosi!!"

Jimin yang melihat Eunha akan melepas sendal cooky nya itu tertawa. Pasalnya sendal itu akan ditujukan pada Jimin.

"Nde!! Nde!! Aku akan pulang.. Tapi sebelum itu.."

"Wae?!"

Chup~

"Nah.. Begitu, aku akan pulang. Sampai jumpa besok sayang~"

"Jimin-ssi!!!"

Dan Jimin pun bergegas pulang

Tbc.

Be Your PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang