We're Back Too

1K 67 0
                                    

Eunha terkejut melihat rumah yang sedikit berantakan, dan ada lima botol bir disana

"Aegi!! Appamu mabuk!", kata eunha, dia menyeret kopernya, dan dia mengambil botol-botol itu, membuangnya

"Haah, apa yang sudah kita lakukan aegi, lihatlah, baru beberapa hari saja appamu sudah mabuk-mabukkan, bagaimana jika eomma tidak ada disini untuk selamanya?? Mungkin dia sudah mati sekarang", eunha sedikit terkekeh karena perkataannya sendiri

"Ayo kita naik", eunha menyeret kopernya perlahan, tak ingin membangunkan jimin

Ce-klek

Terlihat jimin tertidur dengan menghadap ponselnya, ruangan itu gelap

Dia mengambil ponsel jimin, tapi ternyata tiba-tiba ponsel itu hidup, dan menampakkan gambar yang dimana gambar itu adalah eunha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia mengambil ponsel jimin, tapi ternyata tiba-tiba ponsel itu hidup, dan menampakkan gambar yang dimana gambar itu adalah eunha

Dia mengambil ponsel jimin, tapi ternyata tiba-tiba ponsel itu hidup, dan menampakkan gambar yang dimana gambar itu adalah eunha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I-ini.. Dia memotoku ketika ditaman??!", benak eunha

"Haah, dasar kau park jimin", eunha meletakkan ponsel jimin dinakas, lalu menyeret kopernya perlahan disamling lemari dan menaiki kasur perlahan

"Sstt.. Diamlah aegi, tidur saja, besok kita bertemu dengan appamu, lihatlah, dia sudah terlelap di mimpinya", eunha menidurkan tubuhnya menghadap jimin, air matanya menetes, rindu sekaki dia dengan manusia satu ini

Dia menangkup pipi jimin, sedikit mendongakkan kepalanya, lalu mencium bibir jimin sekilas

"Jalja, chagiya.."

"Eughh", jimin sedikit bergerak, dia mengintip, tapi matanya seperti menutup

"Eungh.. Eunha tidurlah", jimin menutup matanya kembali, sepertinya dia mengigau, eunha tersenyum kecil lalu membalikkan tubuhnya membelakangi jimin

***

Kurasa aku terlalu banyak meminum bir itu, aku jadi sering berangan eunha ada disini. Tapi sungguh, malam ini aku merasa ada yang menaiki kasur, sebenarnya aku ingin melihatnya, tapi aku terlalu mengantuk, jadi aku tidak membuka mataku

Awalnya aku berpikir kalau aku bermimpi kalau eunha hari ini akan pulang, tapi aku tau itu tidak akan mungkin, dia marah padaku hari ini

Chup~

Terasa sangat nyata eunha disini, dia menciumku, aku sangat rindu pada ciumannya walaupun itu hanya sekilas, bibirnya selalu manis, kurasa terbuat dari gula

"Aku sayang padamu ji", aku mendengar suaranya

"Hemm nado eunha. Kuharap kau cepat pulang", aku berbicara dalam suara khas tidur

"Aku sudah pulang, aku disini, bukalah matamu"

"Hem.. Aku tau-- Eunha?!", aku melihat ke arah belakangku, benar saja, eunha dibelakangku! Dia pulang!

***

Air mata jimin tak bisa dibendung lagi, dia menangis, ini benar-benar eunha. Dia pulang, jimin langsung memeluknya dari belakang dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher eunha

"Hiks.. Hiks..", suara isakan jimin terdengar oleh eunha, tangan jimin mengelus perut buncit eunha, eunha merasakan semuanya, isakannya, air matanya, elusan tangannya.

Eunha meraba kebawah, memegang tangan jimin, dia mengelus tangan jimin dengan lembut, jimin masih menangis dibalik sana

"Gwaenchana, aku pulang", katanya berbisik

"Mianhae.. Mianhae.. Sayang mianhae..", suara jimin terdengar serak

"Sstt gwaenchana, aku disini sekarang", eunha langsung membalikkan tubuhnya menghadap jimin, dia melihat wajah jimin, matanya merah sembab, eunha tertawa kecil, jimin hampir tidak membuka matanya, dia mengusap air mata jimin

Chup~

"Diamlah, kau tidak mau park kecil terbangun kan??", tanya eunha, jimin hanya menggeleng

"Dia yang meminta untuk pulang, dia bilang rindu padamu", jimin tersenyum dengan mata merah sembabnya itu, dia langsung mengelus perut eunha, lembut sekali

"Ayo tidur, ini sudah malam, kau akan telat bekerja besok", kata eunha

Jimim hanya mengangguk mengerti, lalu dia tidur dengan memeluk eunha, tidak berniat untuk melonggarkan pelukan itu, begitu pula dengan eunha, dia juga memeluk jimin dan meletakkan kepalanya di dada bidang jimin

"Jalja eunha, aku menyayangimu", suara paruh jimin terdengar digendang telinga eunha, eunha hanya tersenyum, lalu tertidur didekapan jimin

Tbc

Be Your PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang