Sudah berjam-jam eunha disini. Semua aktivitas sudah dilakukannya. Dia sudah memutari ruang kerja jimin. Dia juga berulang kali memutar lagu dan mendengarkannya di earphone-nya. Cara duduknya juga sudah tidak benar lagi. Kepalanya dibawah dan kakinya diatas. Dan juga melihat jimin yang hanya sibuk bekerja dengan seluruh laporan itu. Tampannya bertambah jika sedang serius. Itu pikirannya.
"Ji~", dia seperti berbisik dari kejauhan.
"Wae?? Kau lapar?", jimin tidak mengalihkan pandangannya, dia hanya menggerakkan bibirnya, matanya masih tertuju pada kertas itu
Tidak. Jimin benar-benar tidak bisa diganggu. Tapi eunha sangat bosan. Entah apa yang harus dilakukannya lagi. Dia berniat untuk mendekat. Berjalan kearah meja jimin. Menyelinap dari bawah jimin, kedua tangan jimin dimeja, membuat ada celah masuk disana.
Jimin yang tadinya sibuk dengan kerjaannya sekarang melihat tubuh kecil eunha yang berada ditengah-tengahnya, membuat tangan jimin seperti memeluk pinggang eunha. Eunha memasang muka polos, begitupun juga dengan jimin. Dia tertawa, baru menyadari bahwa tubuh eunha benar-benar imut.
"Wae?? Kau bosan, hm??", eunha melingkarkan tangannya dileher jimin, dan duduk dipangkuan jimin. Jimin masih mengalungkan tangannya dipinggang eunha.
"Hm..", eunha meletakkan kepalanya dibahu jimin. Menyiumi wangi parfum jimin. Suka sekali dia wangi ini.
"Kau ingin sesuatu?? Ingin kupesan kan??", dia mengelus punggung eunha
"Ani.. Aku hanya ingin seperti ini"
"Kenapa kau jadi sangat manja, hm??? Aku suka", jimin membuka sedikit coker eunha, melihat luka lehernya sudah mereda atau belum. Dan ternyata tidak semerah yang tadi, mungkin pengaruh dari salep
"Ji, aku ingin punya anak"
Baiklah. Ini salah satu kejujuran eunha yang membuat jimin benar-benar kaget. Syok berat rasanya mendengar kalimat itu keluar dari mulut eunha. Ini pengakuan pertama eunha yang membuat jimin ambyar
"M-mwo???! Aku tidak salah dengar kan??"
"Aku serius.. Aku ingin punya anak", dia mengulangi katanya sekali lagi. Jimin langsung memeluknya erat.
"Kau benar-benar ingin??",pertanyaan jimin dijawab anggukan oleh Eunha
"Sepertinya tamu ku besok sudah pulang"
Boom!
Pengakuan yang kedua dari eunha. Dia seperti ingin mengajaknya bermain.
"Ka-kau kenapa sayang?? Tiba-tiba??", jimin gugup. Dia sudah menegang,
"Aku tidak tau.. Aku hanya ingin bayi", jimin sangat bersyukur pada Tuhan, pasalnya eunha yang mau, bukan dia. Dan dia juga mengajaknya
"Jadi?? Kapan??", mengerti maksud jimin, dia membisikkan sesuatu pada jimin
"Besok?", setelah itu menggigit leher jimin. Sumpah demi saus tar-tar. Jimin sedikit tercengang dengan tingkah eunha. Haruskah dia bahagia?
"Ahh.. Eunha, sshhh", eunha berhenti mendengar erangan jimin. Lucu rasanya mendengar suara jimin. Dia tertawa sambil menggoyang-goyangkan kakinya. Kepalanya masih ditaruhnya di leher jimin
"Kenapa kau berhenti??", jimin ketagihan rupanya
"Haha.. Aku tidak mau disini, ini tempat umum, gawat jika ada yang melihatnya. Lagian jia kulanjutkan kau akan kebablasan dan pekerjaanmu tidak akan selesai", jimin tertawa cengir mendengar penuturan eunha.
"Kau sangat wangi eunha", bisikan itu membuat eunha tertawa. Jimin juga tertawa kecil, setelah itu dia mengecup leher eunha dan sesekali dijilatnya. Dia tidak membuat tanda disana. Ingat kata eunha, ini umum.

KAMU SEDANG MEMBACA
Be Your Partner
RomanceApa yang terlintas dipikiran kalian ketika mendengar kata JODOH?