Eunha sedang menyusun beberapa bajunya. Tidak beberapa. Hanya gaun putih kemarin malam itu sebenarnya yang ia susun. Iya, dia akan pulang. Semua sahabat Jimin baru saja pulang. Mereka terlihat sedang membicarakan beberapa hal tentang pekerjaan kantor dan, seorang yeoja? Ntahlah. Tadi Eunha mendengar sekilas, tapi hanya mendengar namanya tapi sepertinya tidak semua, Eunha hanya mendengar "ra" seperti itu.
"Eunha-ya, sudah siap??"
Eunha sudah siap. Dia keluar dari kamar. Jimin menunggunya dibawah. Jimin kembali terbelalak lagi. Pasalnya kenapa semua baju Jimin yang dia kenakan selalu kebesaran? Dia tenggelam. Tangannya juga tidak kelihatan. Jimin menyuruhnya menggunakan bajunya lagi. Jimin yang memilihkan. Jimin memilihkan baju yang pas dengannya, tapi sayangnya badan Eunha dan badan Jimin tidak akan selalu pas.
"Hey!! Jimin.. Kajja!! Kenapa kau melamun. Oh iya! Tak apa jika bajumu ku bawa??"
Lamunan Jimin buyar. Ntah apa yang dipikirkannya barusan.
"Ah.. Nee, gwaenchana. Apakah bajunya terlalu besar?"
"Eoh? Iya. Tapi tak apa. Aku suka bajumu, wangi. Baju nya juga besar. Aku suka"
Jimin yang melihat Eunha seperti itu menjadi memerah. Dia sangat lucu. Sumpah demi apapun, sekarang Jimin ingin menerkamnya. Eunha juga mengatakan bahwa baju Jimin wangi dan dia suka itu.
"A-ah.. Ka-kajja!! Kau harus belajar untuk besok!!"
"Kajja!!"
***
Mereka sedang berada dalam perjalanan kerumah Eunha. Mobil ini tiba-tiba berhenti. Eunha menoleh Jimin. Mereka berhenti di depan Minimart.
"Kenapa berhenti disini?", tanya Eunha
"Aku akan beli buah. Kau mau sesuatu??", tawarnya
"Aku ikut!!"
Jimin dan Eunha langsung memasuki minimart itu. Jimin berada didepan Eunha.
"Ambillah apa yang kau mau"
Seakan tau apa yang akan Jimin katakan padanya. Eunha langsung berlari berhamburan mencari peti ice cream. Matanya berbinar-binar ketika melihat ice cream vanilla favorit nya. Diambilnya 5 bungkus sekaligus. Setelah itu mengambil 5 bungkus ice cream vanilla lainnya. Lalu mencari Jimin. Dia menemukannya. Tapi, Jimin sedang berbicara dengan seorang perempuan.
"Cantik.. Siapa dia??"
***
Mereka sudah kembali ke mobil dan sekarang Jimin sibuk menyetir. Sedangkan Eunha hanya memakan ice creamnya, sesekali di liriknya Jimin hati-hati agar tidak ketahuan oleh Jimin. Dia masih kepikiran dengan yeoja cantik itu. Dia ingin menanyakan itu pada Jimin, tapi dia tak berani. Yeoja itu tadi sempat menyentuhnya. Tapi, Jimin menolak untuk bersentuhan dengannya. Yeoja itu benar-benar cantik. Tapi kenapa Jimin memperlakukannya seperti itu. Dia marah tadi. Eunha melihatnya, dia mengendap-endap dibalik rak-rak makanan. Apakah Jimin akan memperlakukannya seperti yeoja itu jika mereka sudah menikah?
"Jangan melirik seperti itu Eunha, katakanlah, ada apa?"
Eunha kaget ketika Jimin mengucapkan kalimat itu. Ternyata Jimin sadar akan lirikan Eunha. Dia sangat peka.
"A-ah.. Ti-tidak"
Eunha langsung memalingkan wajahnya kedepan. Jimin tersenyum. Tidak. Dia memperlihatkan smirk nya. Tangannya tiba-tiba berpindah dan mengacak lembut rambut Eunha. Mata Jimin tiba-tiba terarah pada paha Eunha. Dia memakai celana pendek. Tapi seperti tidak memakainya karena baju Jimin yang membuat seluruh celananya tenggelam. Terekspos. "Pahanya putih" Lihatlah, sekarang pemikiran Jimin entah kemana-mana.
***
Mereka sampai. Awalnya eomma dan appa Eunha bingung kenapa mereka kembali. Eunha tidak bilang pada orang tuanya kalau dia akan ujian akhir besok. Hanya 3 hari. Tidak akan lama. Dia tidak bilang ini karena dia tau jika pernikahannya akan dipercepat karena ujiannya hanya 3 hari, setelah itu selesai. Mungkin eomma dan appanya akan menikahkannya setelah dia selesai dengan studinya, mungkin dia akan menikah. Dan Eunha tidak mau.
"Kau akan ujian?? Kenapa tidak bilang pada eomma sayang?? 3 hari hem?? Em.. Bagaiman jika pernikahannya dipercepat??"
"Boleh!"
"Aniya!"Eomma melihat Jimin dan Eunha secara bergantian. Mereka menjawabnya serentak. Baru saja Eunha berpikiran seperti itu. Sekarang malah menjadi kenyataan.
"A-ani.. Ma-maksudku, jika sudah lulus nanti aku akan menunggu nilaiku sampai keluar. Ji-jika nilai ku belum keluar ba-bagaimana?? Du-dua minggu itu sudah pas"
Eunha benar-benar gugup berkata seperti itu. Jimin dan eomma nya memperhatikan Eunha. Eunha pun begitu, memperhatikan Jimin dan eomma nya secara bergantian. Jimin tersenyum.
"Hem.. Eunha benar eomma, tidak usah terburu-buru"
Sekarang Jimin seperti anpanman untuk Eunha. Dia penyelamat. Jimin tau jika Eunha tidak terlalu mau pernikahannya dengan Jimin terlalu cepat. Jimin mengerti situasi Eunha.
"Oh? Baiklah.."
***
"Eunha!! Sayang!! Jimin akan pulang!!"
Eunha yang tengah belajar didalam kamarnya itu langsung beranjak untuk turun. Dia mendengar eomma nya. Terlihat didepan pintu, Jimin dan eomma nya sedang menunggu nya.
"Jimin, bajunya akan eomma antar besok"
Ya. Eunha tidak melepas baju Jimin sesampainya dirumah. Dia menyukai baju calonnya ini.
"Ah.. Tak apa eomma-nim, tidak perlu terlalu terburu-buru untuk mengembalikannya"
Jimin mengatakannya dengan senyuman. Eomma pun yang melihat Jimin juga ikut tersenyum. Tersadar akan ponsel nya yang bergetar, eomma langsung permisi untuk menjauh dari mereka berdua. Eunwoo menelpon
Begitu katanya. Sekarang tinggallah dua orang yang akan menjadi pasangan ini"Kau tak apa jika aku memakai bajunya?? Kalau kau kekurangan baju bagaimana??"
Jimin yang mendengarkannya tertawa. Kenapa dia berpikiran seperti itu. Tak mungkin Jimin kekurangan baju. Dia memiliki lemari yang besar. Banyak baju didalamnya.
"Baju ku tidak hanya itu Eunha. Kenapa kau bertanya seperti itu, eoh??"
"Ani.. Aku kira kau akan kekurangan baju."
"Tidak. Dan jika kau mau, kau bisa memiliki baju itu"
Eunha yang mendengar penuturan Jimin itu langsung menggelengkan kepalanya
"Baiklah.."
Chup~
"Jaga dirimu.. Dan jangan lupa untuk belajar"
Eunha terkejut. Sangat terkejut. Apa yang dilakukan Jimin benar-benar diluar dugaannya. Dia mencium Eunha dan sukses membuat Eunha memiliki muka tomat. Jimin yang melihat itu sedikit tertawa. Dia bahagia. Agak malu memang, tapi ya bagaimana lagi. Sebentar lagi mereka akan menjadi pasangan suami-istri. Harus pemanasan dulu, begitu menurut Jimin.
"EOMMA!!"
Dengan muka yang memerah karena malu. Eunha menatapnya sinis dan memanggil eommanya. Berusaha untuk mengadu pada eomma nya karena apa yang dilakukan Jimin itu bisa membuat jantungnya copot dari tempatnya. Jimin yang melihatnya langsung mengejeknya
Bibirmu manis
Begitu kata Jimin yang sudah berada didalam mobil ini. Dia memakai bahasa isyarat, dan Eunha tau maksud dari gerakan Jimin itu."Eomma!! Dia menciumku!!!", jimin langsung menancapkan gasnya
Brum~~
Tbc..

KAMU SEDANG MEMBACA
Be Your Partner
RomanceApa yang terlintas dipikiran kalian ketika mendengar kata JODOH?