Ceklek...
Dia menarik napas nya dan mengeluarkannya dengan cepat gugup sekali rasanya. Dia sudah membaca semua artikel kehamilan itu tadi, jika testpack itu memunculkan dua garis, itu berarti dia hamil
"Oh??"
***
Jimin sedang menyiapkan makanan di meja. Mereka singgah sebentar untuk beli makanan siap saji.
"Sayang!! Ayo makan!!", tidak ada jawaban dari eunha
"Eunha!!", masih tidak dijawab.
Akhirnya jimin memutuskan untuk pergi ke kamar. Ingin memastikan eunha baik-baik saja.
Ceklek
"Sayang??"
"Apa itu??"
Eunha terbelalak. Dia kaget ketika pintu itu terbuka. Dia langsung menyembunyikan tangannya dibelakang punggung.
"A-ah?? Ti-tidak.. Tidak ada, ini hanya.. Hanya minyak angin", jimin memiringkan kepalanya.
"Ka-kau kenapa tiba-tiba?? Ada apa??", tanyanya lagi memecah kecurigaan jimin
"Oh!! Itu.. Ayo makan, aku sudah menyiapkannya, kajja!", ajaknya
"Ah.. Iya aku akn tu--", isi perut eunha seperti akan meluapkan sesuatu. Dia langsung berlari bergegas ke dalam toilet.
"Huek!!! Huek!!!", jimin mengikutinya dari belakang. Satu tangannya memegang rambut eunha agar tidak kena muntahannya dan tangan satunya mengelus-elus punggungnya.
"Sayang kurasa kita benar-benar harus pergi ke rumah sakit!! Lihatlah!! Kau semakin parah!!!", jimin mempertegasnya lagi. Tapi sekarang apa, eunha menyilangkan kedua tangannya tepat didepan jimin. Memperlihatkan benda itu.
"Eunha?! Apa ini???! Coba kulihat!!"
Eunha bodoh. Dia lupa jika benda itu masih ada ditangannya. Jimin menariknya, lantas eunha langsung menghempaskan tangannya dan menyilangkan tangannya berkata tidak mau pergi kesana.
Mengutuk dirinya berkali-kali dengan perkataan bodoh, gadis bodoh. Dan lihatlah, sekarang mereka berdua sedang tarik-menarik benda itu. Tapi tak lama, jimin adalah pria, sekuat apapun eunha, akan kalah dengan jimin.
"Jii jangan ji!!!", jimin melihatnya, dia menutup mulutnya. Matanya berair, melihat eunha yang tertunduk dan benda itu bergantian
"Ka-kau ha-hamil???", dengan pandangan masih menatap lantai, eunha menganggukkan kepalanya. Detik itu juga jimin adalah pria paling bahagia di dunia ini. Diangkatnya eunha, memeluknya. Hey, dia akan menjadi seorang ayah!
"Aku sudah tau sayang!! Aku tau!! Kau pasti hamil!! Aku benar!!", jimin terlalu bersemangat. Dia berkali-kali menggendong dan mencium eunha
"Hahaha jii.. Berhenti dan turunkan aku. Darimana kau tau jika aku hamil, hm??", jimin tidak menurunkannya, dia malah menggendong eunha sampai pada meja makan.
"Semenjak kita melakukan hubungan intim, kau jadi sering muntah-muntah. Itu pertanda kalau kau sedang mengandung anakku", jimin menunjuk ke arah perut eunha. Memegangnya dan mengelusnya pelan. Eunha malu, mukanya sudah seperti tomat. Senang sekali rasanya. Dia dan jimin akan menjadi calon ibu dan ayah
"Ayo makan!!", jimin menyuapi eunha. Dia terlihat lebih peduli dari sebelumnya. Eunha melihat makanan itu.
"Ji?? Kenapa terlalu banyak sayurnya??", makanan ini terlihat hijau semua. Jimin terlalu banyak menaruh sayur
"Ini untuk kesehatanmu dan anak kita, ayo makan, buka mulutmu", eunha membuka mulutnya. Dia disuap jimin. Mereka bercerita satu sama lain. Menikmati obrolan sore ini, terlihat bahagia. Terlebih lagi jimin, raut wajahnya tidak bisa berhenti tersenyum dan tertawa. Dia juga melirik perut eunha, masih tidak percaya bahwa eunha mengandung anaknya
"Em?? Menurutmu bayi ini nanti laki-laki atau perempuan ji??", tanya Eunha random
"Aku ingin perempuan, pasti dia cantik seperti ibunya. Tapi jika laki-laki tak masalah. Ah!! Aku tidak tau~", dia mengacak rambutnya kesenangan. Eunha mengelus lembut pipinya sambil tertawa
"Eunha.. Ayo ke kamar", tawaan mereka tiba-tiba lenyap karena ajakan jimin, ada apa ini?
"U-untuk apa??", muka eunha sudah sedikit takut, takut jimin berbuat sesuatu padanya.
"Ayo kita telepon eomma!! Mereka pasti senang!!", belum ada jawaban dari eunha, dia langsung menggendong eunha dan mengajaknya ke kamar.
"Ji aku bisa berjalan. Tidak usah digendong"
"Tidak! Aku tidak akan membiarkanmu lelah lagi, jadi.. Aku akan memanggil seseorang untuk mengurusmu", jimin makin kesini makin protektif pada eunha. Tidak heran memang, eunha sedang mengandung. Ini biasa
"Tapi aku tidak mau dia lebih muda dariku!! Aku tidak mau!!", tau maksudnya, eunha takut jimin akan jatuh hati lagi untuk yang kedua kalinya pada wanita selain eunha
"Aku tidak akan jatuh hati lagi sayang, tenang saja.. Lagi pula aku sudah ada orang untuk menjagamu jika aku pergi bekerja"
***
Mereka sudah sampai dikamar, jimin mendudukkan dirinya dikasur dengan punggung yang bersandar dengan dashboard. Sedangkan eunha, duduk diantara kaki jimin yang terbuka. Laptopnya diletakkan di pangkuan eunha.
"Mwo?! Kau sudah mengisinya eunha?!", mama jimin senang sekali nampaknya. Dia menjerit membuat keributan
"Nee eomma!! Hebat kan aku??", bukannya eunha yang menjawab, jimin malah membuka suaranya
"Sayang!!", eunha behasil mencubit perut kotak jimin, membuat jimin kegelian. Eomma yang melihatnya tertawa
"Jadi?? Bagaimana kalian tau jika eunha sedang hamil", eunha dan jimin menceritakannya dari awal. Tapi seharusnya eunha yang banyak menceritakan kejadian ini, terus kenapa jimin yang membuka mulutnya panjang lebar?
"Waah!! Eomma sudah tidak sabar melihat cucu!!"
"Eomma ini masih lama, bersabarlah", kata jimin tegas. Eomma jimin bertanya lagi pada mereka siapa saja yang sudah tau jika eunha hamil. Dan mereka menjawab baru dirinya. Eomma jimin langsung mengundang eomma eunha dalam video call mereka. Dan disaat itulah percakapan panjang terjadi diantara mereka semua.
"Baiklah.. Sepertinya kalian terlihat lelah, kami berdua akan memberitahu pada keluarga yang lain dan juga sahabat jimin, mereka pasti senang mendengarnya", kata eomma eunha
"Ah! Ide bagus eomma!! Terimakasih eomma", kata jimin disini. Eunha sebenarnya sudah lelah. Dia setengah tertidur, terlihat bahwa dia menyandarkan kepalanya di dada bidang jimin.
"Sepertinya eunha mengantuk. Istirahatlah, eunha tidak boleh terlalu lelah", kata eomma eunha
"Jimin-ssi.. Jangan kasar-kasar pada menantu eomma!! Jika eomma lihat dia sengsara karenamu, eomma akan hukum dirimu detik itu juga", mendengar itu eomma eunha dan jimin tertawa, eunha tidak. Dia benar-benar tertidur dipelukan jimin
"Baiklah eomma!! Aku akan menjaganya, aku akan matikan dulu, annyeong!", setelah panggilan itu mati, jimin mengambil laptop yang ada dipangkuan eunha dengan hati-hati, tidak ingin eunha terbangun
Diletakkannya diatas nakas. Lalu dia kembali ke posisi semula. Membenarkan eunha untuk dipeluknya dari belakang. Memegang tangan eunha seraya memegangi perut eunha
Aku sayang padamu eunha
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Be Your Partner
RomantikaApa yang terlintas dipikiran kalian ketika mendengar kata JODOH?