Lima bulan sudah terlewati, perut eunha sudah memunculkan tanda, dia membuncit. Dia jadi sering bangun malam karena janin didalamnya dan jimin yang selalu menjadi imbasnya, dia yang harus memasak, kalau tidak Eunha bisa saja ngambek.
Mereka sudah periksa ke dokter, dokter bilang kalau kehamilan sudah berjalan lima bulan, maka si anak akan rewel dikandungan. Dokter juga bilang kalau pola makan eunha harus dijaga, dia juga harus diberi susu ibu hamil untuk menjaga janinnya
Pekerjaan jimin juga baik-baik saja lima bulan ini, banyak perusahaan lain yang ingin bekerja sama dengannya. Sampai jimin harus lembur kerja hanya untuk melihat satu-persatu kertas sialan itu. Tapi dia tak sendiri, dia jadi sering bersama dengan yerin. Ya, mungkin sekarang yerin dan jimin sangat dekat. Mereka sudah seperti teman dekat. Dan jimin juga banyak menghabiskan waktu dengan yerin daripada eunha
"Sayang aku pergi.. Jangan lupa minum susu itu selagi hangat, nee??", eunha mengangguk. Dia kelihatan sedih
"Sayang?? Kau dengar?? Ada apa??", jimin menarik dagunya
"Apakah kau akan pulang larut lagi??", dia kesepian. Jimin memang sudah sering pulang larut karena pekerjaan kantor.
"Aku tidak tau juga, ku usahakan akan pulang cepat", dia membelai rambut eunha
"Jika tidak??", eunha tau itu hanya kata-kata jimin saja untuk menenangkannya. Jimin terlalu sering berkata seperti ini tiap pagi, dan perkataannya itu tidak seperti apa yang dia bilang. Dia selalu pulang larut
Chup~
"Tidurlah duluan, jangan menungguku", katanya selepas mencium kening eunha. Eunha merasa sedih, jimin sedikit berbeda tiap harinya. Dia tidak seperti dulu, kemana jiminnya yang dulu?
"Em..", jawabnya singkat. Dia menahan tangisannya, sangat ingin menangis dia didepan jimin, tapi dia urungkan. Jimin menaiki mobilnya dan langsung menancap gas, menghilangkan wujudnya disana.
Eunha masuk kedalam rumah. Dia berjalan ke arah dapur.
"Nena..", nena ruby ada disana. Dia sedang mencuci piring kotor.
"Iya eunha?? Ada apa??", eunha duduk dikursi, dia memelaskan tubuhnya. Kepalanya disembunyikan diantara lengan-lengan itu. Dia menangis
"Eunha?? Ada apa?? Kenapa menangis??", tanya nena khawatir.
"Tidak nena.. Tadi kakiku terkilir, dimana susu yang dibuat jimin tadi nena?? Aku akan meminumnya", kata eunha mengelap air matanya
"Ini.. Sini kakimu, biar nena pijat", kata nena seraya mengambilkan susunya dan duduk disebelah eunha. Dia memijat-mijat kaki eunha bergantian. Eunha meminum susunya
"Jangan terlalu lelah, nee??", kata nena
"Iya nena. Nena kurasa sudah cukup, aku ingin mandi dulu", nena pun melepas tangannya, membiarkan eunha mandi. Nena tau sebenarnya eunha sedih karena jimin terlalu sering pulang larut, dia tau eunha kesepian. Eunha sedang mandi dikamarnya, setelah selesai mandi dia mengenakan baju dan turun ke ruang keluarga. Dia menonton televisi
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.