Regret

952 62 0
                                    

"Eunha!! Minum susunya sayang!!"

Teriakan jimin didengar eunha, dia masih ada dikasurnya. Tidak bisa berdiri, apalagi berjalan. Ini semua ulah jimin, eunha sudah mencakar punggung jimin semalam habis-habisan karena dia terlalu cepat dan bersemangat. Untungnya park kecil tak apa didalam.

Ceklek

"Sayang, ayolah.. Ini susumu, ayo minum", jimin menyodorkan susunya. Eunha hanya memasang muka juteknya

"Wae?? Kenapa memasang tampang itu??"

"Ini karena ulahmu!! Intiku jadi sakit!! Untung aegi tidak apa-apa", marahnya, jimin tidak peduli, yang penting nafsunya terbayarkan

"Sudahlah, nanti juga sembuh. Ayolah, minum dulu susu ini, aku masih banyak pekerjaan"

Ya, ini hari minggu, tapi siapa sangka, sekretaris jimin mengirimkan banyak laporan, dan harus selesai juga hari ini. Ahjumma juga tidak kerja hari ini

Eunha meneguk gelas itu, jimin mengambil gelasnya dan langsung pergi keluar. Entahlah, memang perasaan eunha atau memang jimin sedikit berubah.

Jimin sedang diruangannya. Dia sibuk bergulat dengan seluruh pekerjaannya, sesekali dia menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal itu. Pusing. Eunha juga sedaritadi banyak mau nya

"Jimin-ah!", eunha mengintip dari pintu ruang kerja jimin. Jimin hanya ber-hem saja

"Aku ingin ramen", jimin mengusap kasar mukanya. Bisa terhitung, ini permintaan jimin yang ke tujuh.

"Eunha tapi makanan tadi masih ada kan?? Masa iya beli lagi??", kata jimin

"Iya, tapi sudah habis", sambil memutar-mutar kedua jari telunjuknya

"Tidak bisa eunha, pekerjaanku banyak"

"Tapi aku mau itu", dia tetap kekeh dengan permintaannya

"Tidak eunha", jimin memberikan penegasan sedikit

"Tapi--"

"JIKA AKU BILANG TIDAK YA TIDAK. KENAPA TERUS MEMINTA? AKU SUDAH MENURUTI KEINGINANMU, APA ITU MASIH TIDAK CUKUP?! JIKA MASIH INGIN PERGILAH SENDIRI, KAU TIDAK LIHAT PEKERJAANKU BANYAK??? AKU BEKERJA JUGA UNTUK MU EUNHA, UNTUK ANAK KITA! TOLONG MENGERTILAH!"

Amarah jimin meluap, dia memarahi eunha, eunha hanya terdiam, dia juga sedikit kaget, jimin kalau sudah marah tak tertandingi siapapun. Eunha menahan tangisnya, dia tertunduk

"I-iya, ba-baiklah", suara paruh keluar dari bibir mungil eunha, badannya lemas dan bergetar, dia pergi meninggalkan ruangan jimin. Menangis, menahan isakannya agar jimin tak dengar

Hampir satu setengah jam jimin berada diruangannya, ruangan yang tertutup dan kedap suara. Tak sangka pekerjaannya sangat cepat, karena dibantu oleh sekretarisnya. Jimin menyenderkan punggungnya, memijat-mijat pelipisnya, menghembuskan nafasnya berat

"Haah aku benar-benar lelah. Dimana eunha??", dia bertanya pada dirinya sendiri. Dia langsung keluar dari ruangan itu untuk mencari eunha

"Eunha?? Sayang??!!",jimin mencari keseluruh sudut rumah, dia tidak ada.

Drrt.. Drrt..

Ponselnya bergetar, menandakan ada pesan masuk, isi pesannya

Maaf jika aku pergi tiba-tiba, aku takut jika aku mengganggumu, aku akan pergi untuk sementara

Bola mata jimin membesar, ini dari eunha. Dia pergi, jimin baru sadar dengan perkataannya tadi. Perasaan sesal melandanya. Dia langsun berlari ke arah kamar dan membuka lemarinya. Benar saja, hanya tersisa bajunya, baju eunha bersih, tidak ada yang tersisa.

Drrt.. Drrt.. Drrt..

Jimin mencoba menghubungi eunha, ponselnya berdering, tapi dia tak mengangkat panggilan jimin

"Eunha hiks.. Kumohon angkatlah", dia terduduk dilantai, matanya memerah. Dia menyesal sekali

"Sayang.. Kumohon..", masih mencoba menghubunginya, tapi apa yang didapatinya? Ponsel eunha mati, entah memang disengaja atau tidak. Jimin langsung memberi pesan pada eunha

Maafkan aku eunha, maaf..
Aku menyesal dengan perkataanku tadi..
Kumohon kembalilah.. Kumohon..
Kumohon sayang.. Kembalilah
Dimana kamu? Aku akan menjemputmu

Jimin lebih frustasi sekarang dibanding dengan yang tadi, dia lebih memprioritaskan pekerjaannya dibanding eunha. Itu hal yang wajar bukan untuk ibu hamil? Dia akan meminta banyak sekali hal-hal random. Dan sekarang eunha berada di fase itu.

Jimin terus menangis, mengusap mukanya kasar. Memukul-mukul pintu lemari yang sudah hampir rusak dibuatnya. Dia baru teringat pada eunwoo. Abang eunha

"Hyung??"

"Nee, jimin-ssi?? Ada apa dengan suaramu?? Kau menangis??", tidak ingin ketahuan, jimin membenarkan suaranya

"A-ah.. Tidak, aku sedikit flu, emm.. Aku ingin bertanya, apa kau dirumah?? Apa eomma-nim ada dirumah??", tanya jimin

"Eoh?? Ah.. Tidak, aku dan eomma sudah pergi ke jepang tiga hari yang lalu, hahaha maaf baru memberitahumu, pasti kau bertanya karena eunha merindukanku dan eomma kan?? Hahaha anak itu..", suara tawa eunwoo terdengar dari balik sana

"Dimana eunha sekarang?? Aku ingin berbicara", sambungnya. Jimin kaget, berarti dia tidak dirumah.

Tbc

Be Your PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang