Knife

1K 56 0
                                    

Sesuai janji, aku up malam ini^^

Enjoy💜







Sudah setengah jam yang lalu jimin meninggalkan eunha untuk bekerja, dan jimin juga terus menerus menelpon eunha hanya untuk mengatakan bahwa dia khawatir dan ingin memastikan eunha baik-baik saja. Sampai telinga eunha pun panas dibuatnya

Pip

"Apa lagi ji?? Kau sudah belasan kali menelpon hanya untuk mengatakan kau khawatir padaku?? Aku baik-baik saja, tidak ada yang terjadi disi– (ting tong)"

Omongan eunha terputus karena ada suara bel yang terdengar sampai ke telfon jimin

"Eunha?? Apakah itu suara bel?? Siapa itu??", tanya jimin

"Eoh?? Sebentar, aku akan lihat, aku akan matikan dulu"

"Eunha jangan--!!!!", belum selesai berbicara eunha sudah mematikan ponselnya

Disinilah pikiran jimin benar-benar tidak bisa berhenti untuk tidak berpikiran negatif. Dia terus saja menunggu telepon dari eunha, tetap tidak ada, dia juga sudah memanggil ponsel eunha beberapa kali, tetapi tidak diangkat. Pikirannya mulai kacau

Drrt... Drrt...

Jimin melihat ponselnya, dengan keringat yang banyak dan jantung yang tak bisa diam karena terlalu khawatir. Dia mengangkatnya

"Eun--"

"JII!! PULANG!!! AARGH!!

(KEMARIKAN PONSEL NYA!)

JIII!! PUL–", ya, benar saja, eunha sedang dalam bahaya dan jimin langsung berlari keluar ruagannya, menuju mobil parkir dan menjalankan dengan kecepatan 140km/jam. Jimin benar-benar tidak salah dengar, itu eunha, dia berteriak ditelfon, dan ada satu suara lagi yang membuat jimin bingung, itu suara perempuan. Tapi siapa?

***

-after jimin goes

Eunha membersihkan rumah, setelah selesai, dia hanya bersantai-santai menikmati snack yang jimin belikan untuknya. Tak hanya itu, dia juga menonton televisi dan terus-menerus diganggu oleh belasan panggilan dari jimin yang hanya mengatakan kalau dirinya khawatir, sampai pada panggilan ke tujuh belas seseorang menekan tombol bel apartment

Eunha langsung berdiri melihatnya, dan seorang perempuan, wajahnya tak nampak sebab dia membalikkan badannua membelakangi kamera, eunha awalnya mengira kalau itu mungkin karyawan jimin, karena pakaiannya terlihat sopan dan rapi, rambut lurus sebahu, dan dia juga terlihat seperti membawa sebuah berkas, jadi sepertinya eunha benar kalau itu adalah karyawan jimin, karena juga jimin datangnya terlambat tadi mungkin ada beberapa berkas yang harus ditandatangani jimin

Ceklek

"Kau mencari jimin?? Dia sudah pergi ke kantornya, berkas itu.. Akan ku ambil, nanti akan kusuruh jimin menyelesaikannya", wanita itu tidak berbalik

"Ani, aku mencarimu", dia berbalik dan

Itu Yerin. Sekretaris jimin

Eunha membelak matanya dan langsung ingin pergi masuk menutup pintu, tapi yerin cepat, dia menahan pintunya dan masuk, eunha langsung mengambil ponselnya, dia mengancam yerin jika tidak keluar dai akan memanggil polisi, tapi yerin benar-benar tak takut.

"Berkas?? Kau pikir ini hanya sebuah berkas?? Tidak bodoh", yerin mengeluarkan sesuatu dari balik berkas, pisau ternyata. Pisau itu masih sangat baru dan tajam.

Be Your PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang