Pagi ini seperti biasa, eunha menyiapkan sarapan untuk mereka, sementara jimin sedang bersiap-siap di kamar
"Sayang.. Aku tidak bisa menggunakan dasi ini, susah sekali"
Jimin berdiri dihapan eunha, dielus-elusnya perut eunha yang berisikan satu nyawa itu
"Apa dia masih suka menendang??", ucap jimin
"Tidak lagi ji"
Selesai memakaikan dasi jimin, mereka sarapan berdua dan lalu jimin pergi untuk bekerja
Drrt drrt
"Yeoboseyo jimin-ah?? Ada apa??"
Iya, seperti biasa itu panggilan dari jimin
"Apa semuanya baik-baik saja sayang??"
"Nee, semuanya baik. Ji kita sudah pernah membicarakan ini, kau tak perlu khawatir, jika ada sesuatu aku akan menelponmu"
"Tidak, bukan itu sayang. Kurasa hari ini aku akan pulang larut, aku hanya takut kau sendiri dirumah, bagaimana jika kujemput saja??"
Suara jimin yang tampak tergesa-gesa, sepertinya dia banyak kerjaan yang tidak bisa ditinggal
"Hem.. Baiklah, aku akan bersiap siap", dan jimin menutup panggilannya
Eunha bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lalu setelah mandi dia turun dan mengecek dapur, semuanya sudah rapi, piring juga tak ada yang berantakan. Dia duduk di dofa dan menunggu kedatangan jimin
Pip pip
"Chagiya–eoh? Sudah selesai?", jimin datang dengan jasnya yang masih utuh ditubuhnya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ji? Cepat sekali sampainya, yasudah ayo"
Jimin dan eunha mulai berjalan bersama, eunha terlihat lama sekali berjalan karena kandungannya yang sudah membesar, sementara jimin harus cepat sampai ke kantornya
"Hupla!"
Jimin mengangkat eunha tanpa aba-aba dan membuat si bumil ini kaget
"Ji! Turunkan aku.. Aku bisa jalan sendiri!"
"Sst.. Diamlah, aku tau kau susah jalan karena kandungannya, aku harus cepat, diam saja jangan banyak gerak, nanti kita jatuh"
Begitu kata jimin, eunha terpaksa diam saja. Dia juga menutup wajahnya dengan kedua tangannya karena dia malu. Jimin yang melihatnya hanya cengir tak tahan melihat eunha
***
"Sayang kau ingin makanan??"
Mereka sudah berada didalam mobil
"Hm??"
"Nanti kau bosan disana, aku yang jadi imbasnya"
"Em.. baiklah"
Setelah jawaban dari eunha, jimin langsung melajukan mobilnya ke minimart terdekat. Mereka masuk dan eunha disuruh jimin memilih apa ynag dia mau
"Ji, aku ingin ramen", di tangan eunha sudah penuh bungkus ramen
"Sayang.. kita sudah pernah membicarakan ini, eoh? Terlalu banyak makan ramen bisa merusak kandunganmu, kau ingat itu kan?", Eunha hanya tertunduk melihat bungkusan ramen ditangannya
"Tapi aku mau", jawabnya dengan suara yang pelan. Jimin pun sebenarnya tak tega untuk menolaknya, selain menyukai ice cream dan es, jimin juga tahu eunha menyukai ramen
"Kau mau? Baiklah, kemarikan itu", eunha memberikan semua ramen itu ke tangan jimin
"Kita akan makan ramen, tapi tidak banyak. Aku hanya akan ambil dua bungkus saja, bagaimana? Nanti akan ku masakkan"
Jimin menatap eunha dan tersenyum
"Eoh baiklah!",jawab eunha dengan penuh semangat
***
Sesampainya di kantor, jimin tak langsung memasak ramennya karena eunha menyuruhnya tidak untuk dimasak sekarang, eunha juga lebih memilih cokelat putihnya dan dengan begitu jimin juga dapat bekerja
"Ji"
"Ya sayang?"
"Aku ingin liburan"
Eunha yang tadi sedang menatapi jalanan dari jendela beralih menghadap ke jimin, dia berjalan ke meja jimin dan membuat jimin berhenti bertugas