Seminggu sudah berlalu, eunha pun juga sudah keluar dari rumah sakit dan kembali ke apartment. Jimin juga selalu memperhatikan eunha, selama seminggu itu juga dia tidak bekerja karena eunha yang memintanya
"Eunha.. Ayolah, jangan dikamar terus", jimin menatap eunha yang terus menerus dikamar, dia masih ketakutan dan trauma
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ayoo bangun..", jimin membantu eunha untuk duduk. Eunha hanya memperhatikannya
"Sayang", suara yang kecil tapi masih bisa ditangkap indra pendengar jimin
"Hm?? Coba ulangi sekali lagi?? Aku ingin dengar..", dia tersenyum. Eunha memang jarang memanggil jimin dengan sebutan yang romantis
"Sayang", eunha seperti dihipnotis, dia benar-benar melakukannya
"Lagi??"
"Sayang"
"Lagi"
"Ck", eunha pun mulai bosan
"Hahaha baiklah, hanya kali ini saja, sebutkan lagi", pinta jimin karena dia terlalu senang dengan panggilan dari eunha
"Sayang. Ayolah, kau terus memintanya, aku lapar", rengek eunha, dan dibalas dengan senyuman dari jimin.
"Hup!", jimin tibatiba mengangkat eunha dengan badan eunha yang sudah bisa dibilang gendut
"Jimin-ah!! Aku bisa berjalan.. Turunkan aku", jimin tetap berjalan, tidak menghiraukan perkataan eunha
"Diamlah sayang.. Nanti kita jatuh, aku akan mengantarmu ke dapur putri tidur", eunha cengir dan dia mencium bibir jimin singkat
"Omong-omong tuan putri, berat badanmu bertambah ya??", eunha tau maksudnya, dia berat
"Ya!! Kau bilang aku berat?? Aku sedang mengandung anakmu jimin-ssi", teriak eunha
"Ah.. Ani, aku tidak bilang kau berat. Haha iya iya aku tau itu anakku"
"Tidak, tapi kau mengatakannya secara tidak langsung. Hah, sudahlah, sudah disini saja, aku sudah lapar", jimin mendudukkan eunha dikursi, makan siang eunha sudah dibuat oleh jimin, dia belajar memasak dari jin
"Aromanya enak, belajar dari siapa??"
"Hey.. Darimana kau tau aku belajar??", sebenarnya jimin tidak bisa memasak makanya eunha tau
"Kau tidak bisa masak sayang..", Jimin menatapnya datar
Butuh lima belas menit eunha menghabiskan makan siang nya, lalu dia kembali lagi ke tempat tidur. Jimin yang membereskan piring bekas eunha makan tadi
Ceklek
"Aigo.. Lihatlah tuan putri ini, dia selalu saja dikasur"