Eunha hanya diam sedaritadi. Tidak ada mengobrol. Kedatangan Hyera membuat Eunha terkejut. Dia ingat siapa yeoja itu. Ternyata dia. Dia memang tidak lama dirumah ini. Tidak masuk juga. Dia hanya berdiri didepan pintu karena Jimin datang saat itu juga. Dia mengusirnya. Tapi Hyera tidak hanya meninggalkan rumah ini begitu saja. Dia juga membawa bouquet untuk Jimin. Tertera disana tulisannya. Eunha sebenarnya tak terlalu peduli. Tapi kenapa jantungnya terasa seperti ada yang menyucuk."Eunha.. Maafkan aku.. Percayalah padaku. Aku dan dia sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Kumohon jangan pikirkan perkataannya tadi"
"Ah.. Untuk apa kau meminta maaf?? Gwaenchanayo.. Aku benar-benar baik"
Lihatlah. Sekarang Eunha sedang mendiami Jimin. Ntahlah, padahal dia baik-baik saja. Tapi kenapa sikapnya seperti itu pada Jimin.
"Aku akan masak. Kau mandilah"
Jimin mengangguk. Melihat punggung Eunha yang berjalan ke arah dapur. Perlahan menghilang dari balik dinding. Setelah itu Jimin langsung ke kamarnya untuk mandi
***
"Kau tidurlah luan. Aku ingin menyuci piring ini dulu"
Jimin tak menghiraukan kalimat Eunha. Dia tetap menunggu Eunha dimeja makan. Tau jika calon istrinya ini cemburu.
"Kenapa kau tetap disini?? Naiklah ke kamarmu!!"
Sekarang Eunha membentak Jimin. Jimin hanya memperhatikannya. Yang diperhatikan hanya menghela nafas. Membiarkan sosok tampan itu menemani dirinya. Tak lama siap menyuci piring Eunha langsung membalikkan badan. Dan berjalan menuju kamarnya. Tapi sayangnya, Jimin menarik pergelangan tangan Eunha dan membuat Eunha tertarik ke dalam pelukan Jimin. Dia melingkarkan tangannya pada pinggang Eunha
"Y-ya!!! A-apa yang ka-kau lakukan?! Le-lepaskan!!!"
Eunha mencoba memberontak agar Jimin melepaskannya. Tapi semakin Eunha memberontak, Jimin semakin mempererat pelukannya.
"Ka-kau membuatku sesak!! Hentikan!! Ka-kau ingin aku mati, hah?!"
Jimin akhirnya melepas pelukannya. Eunha benar-benar sinis. Dia membalikkan badannya. Berlari cepat ke arah kamarnya. Sangat cepat. Dia tahu bahwa Jimin mengikutinya. Seram. Seperti dihantui oleh penunggu rumah ini.
"Hentikan jimin-ah!!! Jangan mengikutiku!!!"
Blam!!
Pintu Eunha tertutup dan langsung dikuncinya. Jimin mencoba membukanya. Menggerak-gerakkan gagang pintunya berkali-kali
"Aku tau kau marah!!!"
"Aniya!! Aku tidak marah!! Memangnya apa peduli mu?! Aku tidak menyukaimu!! Pergilah!!"
***
Pagi ini Jimin benar-benar hanya sendiri. Biasanya dia dan Eunha akan sarapan bersama. Tapi lihatlah, Eunha hanya meninggalkan lauk untuk Jimin dan tidak lupa nasi untuk Jimin sarapan. Jimin sedih. Hyera sungguh keterlaluan. Karena dia Eunha marah padanya. Pakai membawa bouquet bunga segala. Belum lagi tulisan yang tertera disepucuk kertasnya.
"Eunha?? Dia sudah makan?? Dimana dia?? Apakah dia kembali tidur??"
Dia mencari Eunha ke kamarnya. Jimin berpikir jika Eunha tidur kembali setelah makan. Berharap pintu itu sudah terbuka, dan ternyata harapan itu kenyataan.
Memperlihatkan kamar Eunha yang sedikit berantakan. Hanya pada ranjangnya saja. Bantalnya berserakan. Selimutnya juga kusut berserakan. Guling sudah berada dilantai. Dia mengobrak-abrik kamarnya malam itu. Tapi yang lebih mengejutkannya lagi. Dia tak menemukan Eunha ada disana

KAMU SEDANG MEMBACA
Be Your Partner
Roman d'amourApa yang terlintas dipikiran kalian ketika mendengar kata JODOH?