Naughty

1.1K 70 0
                                    

Diluar perkiraan, rapat ini ternyata sudah siap pada pukul sepuluh malam. Sangat cepat pikir jimin. Dia langsung meraih jas dan tasnya untuk segera pulang.

***

Eunha masih terjaga. Dia sedang berada dikamarnya. Bermain ponselnya, sedang menunggu jimin juga.

Grrr~

Terdengar suara perutnya, sepertinya dia lapar. Dia beranjak dari ranjang dengan earphone yang terpasang ditelinganya dan coba mencari camilan dikulkas.

Piip...

"Eunha??? Sedang apa kau?? Belum tidur??", itu jimin. Dia baru saja membuka pintu dan berjalan masuk, dia melihat eunha ada didapur. Tapi sepertinya eunha tak mendengarnya. Dia menunggu eunha dari jauh. Menatapnya dari tempatnya untuk melihat apa yang dilakukan istrinya itu.

"Nyam~", tangan eunha bergerak lincah membuka freezer dan menjatuhkan semua es batu itu. Jimin langsung berlari kedapur. Tak akan diizinkannya eunha memakan es batu. Giginya akan sakit nanti.

Srrt!!

"Aaaaaa!!!!", jimin menarik tangan eunha. Eunha kaget dia memukul jimin.

"J-jimin?"

"Hah.. Kurasa aku datang diwaktu yang tepat. Kenapa kau belum tidur??", jimin mengambil es itu dan diletakkannya kembali ke frezzer.

"Ya!! Aku mau!!", dengan lincah tangan eunha mengambil satu es dan langsung memasukkannya ke mulut.

"Bagaimana jika gigimu sakit lagi?? Kau akan marah-marah denganku lagi.. Buang itu..", eunha hanya menggelengkan kepalanya dan berlari kekamar. Mengeluarkan lidahnya setengah. Jimin hanya tertawa kecil melihat tingkah anehnya.

Ceklek

"Jimin-ah!!!", eunha langsung melompat dan memeluk jimin yang baru saja masuk ke kamar. Dia terlihat senang. Dengan sigap jimin langsung menangkapnya. Eunha mengalungkan tangannya diceruk leher jimin

"Ugh!! Waeyo?? Kau terlihat senang"

"Tidak ada.. Kau cepat pulang hari ini.. Aku senang", senyumnya terlihat jelas di depan jimin.

"Hahaha kau ingin sesuatu, hm??",eunha terlihat seperti berpikir

"Kau. Aku ingin kau", entahlah. Terlalu ambigu perkataannya ini untuk jimin. Eunha bermaksud dia ingin jimin ada disisinya, bukan yang lain. Tapi sepertinya jimin tidak sepikiran dengannya. Dia langsung menyunggingkan senyumnya

"Kau ingin aku, hm?? Benarkah??", pertanyaan jimin dijawab langsung dengan anggukan dari eunha.

"Kau sudah siap ternyata, hm??", pernyataan jimin masih dicerna oleh eunha.

"A-ani.. Bu-bukan i-itu ma-maksudnya..", dia mengerti maksud jimin. Sangat mengerti malah pembicaraan ini terarah ke itu. Jimin dengan sigap langsung melahap bibir eunha.

"Jim--mpphh", jimin tak peduli. Eunha yang ingin. Jadi dia langsung melahapnya.

"Ji--mpphh!!", eunha memukul dada bidang jimin. Dia hampir kehabisan oksigen. Jimin tau dan langsung melepaskannya dan langsung berlari ke leher eunha. Mengecup dan menggigitnya

"Umhhh.. Jimhhh", tangan jimin tak diam. Dia mulai menyelusup masuk kedalam baju eunha. Meraba-raba kaitan yang ada dipunggung eunha seraya mengelus-elus punggungnya

Klek..

"Eunghh". Selesai dengan leher, dia langsung memainkan bulatan itu.

"Ahhh.. Jihhh"

Be Your PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang