Ignore

1K 59 0
                                    

🔥🔥🔥

Flashback

Aku memasuki ruang kerjaku, aku melihat yerin berada disana, dia menduduki kursi ku. Aku membencinya, sungguh membencinya.

"Apa mau mu?! Pergilah!", aku sedikit menekan suaraku, tapi lihatlah apa yang dilakukannya, dia mendekatiku.

"Hey.. Kenapa?? Kau takut?? Kau takut istrimu marah, hm?? Bukankah dia sudah tau kita melakukan hubungan intim malam itu??", aku mengeraskan rahangku, dia benar-benar menjijikkan

"Pergi kau! Kau benar-benar menjijikkan, jangan sentuh aku dengan tangan kotormu itu!", dia memegang pundakku dengan tangannya, aku menghempaskannya

"Ada apa sayang?? Kau bilang padaku malam itu menikmatinya, dan sekarang kau bilang aku menjijikkan?? Kau tak perlu bohong, aku yakin kau menikmatinya, bagaimana jika kita lakukan lagi disini??", dia mulai meraba punggungku, sebenarnya aku tak tahan, tapi aku benar-benar tidak ingin kehilangan eunha

"Pe-pergi..", aku mulai menyingkirkan tangannya, tapi dia sangat cepat, tangannya satu lagi meraba kebawah

"Diam!! Atau aku akan berikan rekaman kegiatan kita malam itu pada istrimu!!", aku tersentak ketika dia mengatakan rekaman, ternyata dia merekamnya. Aku menolaknya kasar

"Jangan coba-co-- emph!"

Krieet~

"Ji~ ini ak--"

Brak!!

Off.

Jimin menceritakan dari awal sampai akhir pada eunha, mereka duduk diatas kasur, saling membelakangi dan menyenderkan punggung satu sama lain, disepanjang jimin bercerita, eunha tak bisa berhenti menangis. Dia terus meneteskan air matanya

"Kau percaya kan eunha??", tanya jimin yang melirik kebelakang, eunha tak berkutik

"Sayang?? Aku tidak bohong", jimin meyakinkannya lagi. Sebenarnya untuk eunha sendiri, dia masih terasa sakit, dia sudah melakukan satu kesalahan yang diluar dugaan eunha, dan sekarang dia melakukan kesalaham lagi. Tapi untungnya kesalahan yang pertama tidak benar-benar fatal.

"Aku ingin tidur", eunha bangkit dari ranjang, jimin menahannya

"Mau kemana?? Tidur disini"

"Tidak, aku akan tidur disebelah, kau tidur disini, untuk sementara kita tidak seranjang", dia membawa pergi bantal dan gulingnya, jimin mengikutinya memohon-mohon pada eunha

"Ji.. Dengar! Aku percaya padamu, aku percaya, tapi aku mohon, beri aku waktu sementara", perkataan eunha diakhiri dengan kecupan bibir singkat dari eunha, apa yang harus jimin rasakan? Senang? Atau sedih?

"Em.. Baiklah", eunha menutup pintunya

***

Sudah sangat larut sekarang, tapi jimin masih belum bisa tidur, dia terus membolak-balikkan badannya ke kanan dan ke kiri, mencari kenyamanan.

"Haiish.. Aku benar-benar tidak bisa tidur, haah.. Apa yang eunha lakukan sekarang?? Apa dia sudah tidur atau belum.."

Brak!!

Suara barang jatuh itu terdengar keras sampai ke kamar dimana jimin tidur, suara itu berasal dari kamar sebelah.

"Eunha?????"

Flashback

Park kecil terus-menerus menendang eunha, sepertinya dia merengek. Eunha ingin tidur pun jadi sangat sulit.

Be Your PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang