Final Exam

1K 88 0
                                        


Hari terakhir ujian pun tiba, ini adalah hari akhir yang menyenangkan sekaligus mengharukan untuk eunha dan teman-temannya

Ting ting ting

Suara bel itu adalah suara bel terakhir untuk mereka semua. Masing-masing mereka mengumpulkan kertas jawaban dan soalnya kedepan lalu keluar ruangan. Eunha, hana, dan hara langsung berhamburan pergi keluar

"Huwaa!! Ini hari terakhir", kata hara sambil memeluk eunha dan hana

"Emm.. Kurasa aku akan merindukan kalian", kata eunha menoleh ke dua sahabatnya itu, mereka bertiga pun tersenyum

"Ya, kami juga akan--"

"Eunha??", omongan hana terputus karena suara yang memanggil eunha, mereka menoleh

"Chanyeol??", melihat chanyeol yang ada didepan matanya dia ingin menangis, ini hari terakhirnya melihat muka pria tampan idamannya ini

"Ini.. Untukmu", chanyeol memberi cokelat vanilla kecil pada eunha, benar-benar ingin menangis saja rasanya. Ini pemberian chanyeol yang pertama kalinya untuk eunha

"Dimakan ya.. Aku tau kau suka coklat putih", lalu chanyeol pergi. Hana dan hara hanya tersenyum melihat eunha yang diberi cokelat itu pada chanyeol

"Yah.. Tadinya kukira kau akan lamar chanyeol duluan, tapi siapa sangka jimin datang", kata hana menepuk pundak eunha

"Diamlah", eunha tersenyum mendengarnya

"Hm?? Mau jalan-jalan???", tanya hara yang berada disampingnya

"Eoh?? Aku tidak bisa", kata eunha, hana dan hara yang tau langsung mengangguk saja

"Kulihat kau jadi sering bersama jimin, kau sudah mulai menyukainya eoh?? Haha baguslah", mereka mengacak rambut eunha

"Ehh.. Tidak.. Hentikan, kalian merusak rambutku. Hari ini jimin akan membawaku jalan-jalan", kata eunha sombong

"Wah wah.. Lihatlah nyonya park ini, sangat gembira", eunha langsung membelak matanya, takjub mendengar marganya diganti oleh perkataan hana

"Hahaha aku su--"

Drrt drrt..

"Yeoboseyo??"

"Eunha!! Palli.. Gadis-gadis disini melihat kearah mobilku, padahal ini tidak tembus pandang, tapi kenapa mereka sepertinya bisa melihatku?? Apakah mereka punya mata batin??"

Jimin terdengar gelisah, eunha menahan tawanya dan langsung mematikannya. Melihat hana dan hara, lalu mereka mengangguk

"Pergilah, dia menunggumu, nanti dia direbut gadis lain loh", hara menepuk pundaknya, eunha lalu memeluk mereka, perpisahan mereka disini karena jimin sudah menunggunya. Eunha mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

"Ini untuk kalian, pakailah, aku membuatnya sendiri", eunha memberikan kalungnya, terlihat hana dan hara menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ini untuk kalian, pakailah, aku membuatnya sendiri", eunha memberikan kalungnya, terlihat hana dan hara menangis

"Pergilah!! Kau membuat kami menangis!! Pergi sana, jimin sudah menunggumu, kasihan dia", hana mengusirnya tapi sambil tertawa dan menangis. Membuat eunha juga meneteskan air matanya, lalu dia pergi

***

"Haah.. Kenapa lama sekali eunha?? Lihatlah gadis gadis itu.. Mata mereka bisa menembus kaca ini dan melihatku", jimin melihat ke arah eunha yang hanya diam saja

"Hey..", sambungnya

"Hm?? Kenapa tidak jalan??", tanya eunha dan tidak menatap jimin

"Ada apa?? Kau murung",jimin memegang tangan eunha

"Tidak.. Gwaenchana.. Ayoo jalan", eunha menggenggam tangan jimin kembali

***

Disepanjang jalan eunha hanya terdiam, dia masih sangat ingat betul bagaimana chanyeol memberikannya cokelat tadi dan melihat dua sahabatnya menangis karenanya, eunha ingin menangis, tapi tidak didepan jimin, dia tak ingin terlihat lemah

Disepanjang jalan itu pula eunha terus-menerus menggenggan tangan jimin, tidak melepasnya, jimin tak mempermasalahkan itu, karena dia benar-benar nyaman jika eunha menggenggam tangannya, ya walaupun kadang jimin kesulitan menyetir mobil dengan satu tangan. Tapi tak apa, selama eunha ingin seperti ini, dia tak akan segan-segan memberi tangannya untuk digenggam eunha

"Jimin"

"Nee??", jimin menoleh sekilas dan melihat jalanan kembali

"Kau mau cokelat??", tanya eunha, lalu jimin mengernyitkan dahinya

"Hem?? Dari siapa?? Si kembar itu ya??", tanya jimin dan dibalas dengan gelengan kepala eunha

"Chanyeol", singkat, jimin langsung melihat le arah eunha

"Wae??",sambungnya

"Ah.. Aniyo, kau saja yang makan"

Jimin sebenarnya terkejut chanyeol memberinya cokelat, dia tak kenal siapa chanyeol tapi sepertinya eunha menyukai pria itu. Tapi dia bisa apa, wajar untuk eunha mendapatkan pemberian dari seorang pria, ini hari terakhir mereka menginjak sekolah itu

"Hm?? Satu saja?? Nee..", eunha membuka bungkus cokelat itu dan memberinya pada jimin

"Em.. Enak, aku ingin tanya, chanyeol.. Dia siapa??", tanya jimin tibatiba

"Ah.. Dia hanya temanku, entah kenapa dia memberiku cokelat", eunha tersenyum. Jimin yang melihat itu sedikit agak panas, tapi diurungkannya

"A-ah.. Begitu rupanya, kau suka cokelat putih, hm?? Aku akan belikan yang banyak untukmu. Kalau bisa aku belikan sekarang, kau mau??", terlihat disini jimin tidak ingin kalah dari chanyeol. Eunha tau itu

"Hahaha, sudahlah, kau kesal kan?? Aku tau.. Tak perlu kau sembunyikan.. Haah, tapi sungguh.. Kami hanya teman saja, tidak lebih"

Jimin menghela nafasnya lega, eunha cepat tanggap ternyata.

"Ehehe, mi-mianhae.."

Be Your PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang