Hm..🔥

2.1K 90 1
                                    

Sudah selesai mem-packing semua baju. Mereka membawa dua koper kecil. Untuk jimin dan satunya untuk eunha. Selesai semuanya. Mereka benar-benar lelah. Tapi sangat bersemangat. Lalu beranjak untuk tidur.

"Eunha"

"Hm?"

"A-aku masih pe-penasaran.. Ka-kau benar-benar ma-mau??"

"Iya ji.. Sudah berapa kali kau bertanya hal itu?? Dan jawabanku pasti selalu sama. Aku akan coba untuk mengatakan siap"

"Gomawo chagiya", senyum

"Tak perlu. Itu sudah memang kewajibanku jika kau memang ingin. Aku saja yang belum siap"

Tiba-tiba saja jimin menciumnya. Eunha hanya mengikuti permainan Jimin. Awalnya ciuman itu lembut. Tapi lama kelamaan berubah menjadi ciuman yang brutal. Penuh nafsu. Tangan jimin juga tak tinggal diam. Dia menelusup masuk kedalam baju Eunha. Mengelus lembut mulai dari perutnya hingga pungung dan seperti itu selanjutnya.

"Eummhhh..", suara yang tak diinginkan eunha pun keluar. Ini ulah jimin dia menggigit bibir bawah Eunha dan lidahnya langsung menyusup masuk kedalam. Mengabsen semua yang ada disana. Jimin yang mendengar itu sebenarnya sudah sangat tak tahan. Suara Eunha membuatnya ingin melakukan lebih.

Eunha memukul-mukul dada bidang Jimin. Dia butuh oksigen. Jimin sangat lihai dalam permainan bibir. Dia bisa bertahan selama berjam-jam. Jimin melepaskannya. Menatap muka Eunha dalam gelap. Tampak mukanya memerah.

Klek..

"Ji-jimin.."

"Sst.. Tak apa, tenanglah, ini hanya pemanasan. Aku tidak akan memasukkannya", bisiknya pelan ditelinga Eunha. Bulu kuduk Eunha sudah berdiri sempurna. Dia merinding. Jimin melepas kaitan bra nya. Menyusup masuk dan memegang dada eunha

"Haaah.. Jimin ah.."

Jimin benar-benar harus menahannya. Dia sudah menegang sebenarnya sedari tadi. Tapi dia tidak bisa melakukannya. Eunha pasti akan marah besar pada jimin

"Ji-ji ah.. Janganhh.."

Jimin meremas dadanya. Eunha masih berbalutkan piyamanya, begitu juga dengan Jimin. Jimin sengaja tidak membuka piyamanya dan eunha. Takut kebablasan nantinya.

"Kau suka, hm??", tangan jimin sebelah kiri masih memainkan dadanya. Sedangkan tangan kanannya turun kebagian inti. Menyusup masuk lagi. Dia mengelusnya dan menekan-nekannya.

"Ahh.. Jim.. Janganhhh"

Suara Eunha semakin racau ketika jimin memainkan yang bawah.

"Sssst.. Nikmat bukan?? Ini belum kumasukkan, aku akan melakukannya tapi tidak dengan juniorku. Kita akan fingering saja", dia membisikkan lagi ditelinga Eunha.

"Eummhhh.. Iyaa.. Ahhh", merasa dirinya mendapat jalur hijau, langsung saja dia membuka celana Eunha.

"You're so wet baby.. I can help you"

"Eummhhh.. Go onhh..", Eunha sudah tak tahan lagi dengan permainan jimin. Tangan jimin masih nakal dibawah sana. Dia memainkannya.

Jleb..

"Aarghhh.. Sakit.. Jimin ah.. Sakit"

Satu jari jimin lolos masuk kesana. Dia belum menggerakkannya. Karena sepertinya darah keluar dari sana. Yang berarti Jiminlah yang pertama melakukannya.

"It's okay baby.."

Jimin mencium eunha. Dia menangis karena kesakitan dibagian bawahnya itu. Dia mengecup eunha cukup lama. Suara decapan dari bibir mereka sampai terdengar.

"Can i move??"

"Eummhhh"

Jimin menggerakkannya dalam tempo yang pelan. Eunha meremas seprai putih itu dan membuatnya teracak. Dia menggeliat. Sakit dan nikmat bercampur jadi satu

"Euuhhh.. Jiminhh"

"Ahhh so wet.. Ahhh Eunha.. Kau hangathhh ahhh"

"Jihh fasterhhh"

Jimin menggerakkan tangannya dengan tempo cepat karena permintaan eunha. Eunha semakin menggeliat. Kepalanya terarah kekiri, kekanan dan kadang ke atas karena merasakan kenikmatan yang dibuat oleh Jimin

"Jihhh.. I want cumhh.. Ahhhh"

"Let it out"

Cairan Eunha pun keluar. Dengan rasa yang tidak jijik, jimin menjilatinya

"Ahhh.. Jiiihhh what are you doing ahhh"

"Taste good baby.."

Jleb

"Ahhhh"

Dua jari jimin masuk. Dia mulanya menggerakkannya lagi pelan. Tapi tempo itu tak lama, dia kembali mempercepat gerakan tangannya

"Ahhhh jiihhh cumhh"

"Fill my finger babyhh.. Ahhhh"

Dan cairan itupun keluar lagi. Lalu jimin melepaskan jarinya dari v Eunha.

"Ahh.. Sakithh"

Dilihatnya bercak darah. Tak banyak ternyata. Malah yang keluar banyak itu adalah cairan putih Eunha.

"Gomawoo"

Nafas Eunha memburu. Jimin merubuhkan tubuhnya disamping Eunha, setelah itu menciumnya dan menutupi diri mereka dengan selimut. Eunha sudah memakain celananya kembali. Jimin yang memakaikannya tadi. Setelah itu mereka tertidur. Jimin memeluknya, berkali-kali mengucapkan terimakasih. Eunha sepertinya benar-benar sudah siap.

Tbc.

Be Your PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang