Prove

1.1K 60 0
                                    

Sudah petang, eunha masih memikirkan soal penelpon tadi, dia benar-benar hancur jika itu benar terjadi.

"Aegi.. Eomma rasa appamu sudah tidak sayang kita lagi. Di-dia selingkuh", park kecil menendang eunha keras, itu berarti jawabannya tidak

Eunha benar-benar sangat ingin tahu, jimin tidak mungkin melakukan itu. Dia benar-benar harus dapat bukti. Karena tak tahan, dia menelpon jimin

"Sayang.. Kau menelponku?? Aigo~ kau rindukan??"

"Jangan panggil aku sayang! Jawab pertanyaanku! Apa kau bermain dengan wanita lain dibar tadi malam?!", jimin tak berkutik, dia diam

"Jawab aku park jimin!!! Jawab aku!!", dia menangis dan bercampur dengan marah

"I-iya.. Maafkan aku eunha!!! Tapi bukan aku yang--"

"Hahahahaaa benar ternyata?! Kau memiliki jalang hm??! Apa kau menikmati jalangmu itu??"

"Tidak!! Tidak sayang!! Aku mohon dengarkan penjelasanku dulu..", eunha yang mendengar itu terjatuh, dia menangis kencang

"Aku benci padamu hiks!! Aku benci padamu!!! Ceraikan aku.. Ceraikan!!", eunha mengusap mukanya kasar

"Tidak!! Tidak akan!! Eunha.. Kumohon!! Dengarkan penjelasanku dulu.. Aku akan menceritakan semuanya", eunha awalnya tak mau, tapi akhirnya dia sadar, dia harus mendengar ceritanya dulu

"Hiks.. Katakan.."

Dan jimin pun menceritakan dari awal dia pergi bersama yerin sampai akhirnya dia sadar kalau yang dipikirannya ketika melakukan hubungan itu adalah eunha. Eunha benar-benar terkejut ketika jimin menceritakan bahwa itu adalah yerin, wanita itu benar-benar gila.

"Aku mohon.. Maafkan aku..", jimin terus menangis disepanjang ceritanya. Sedangkan eunha hanya terdiam

"Aku lelah ji", kata eunha singkat setelah itu menutup ponselnya.

Masih sakit mendengar cerita jimin tadi, tapi ada bagusnya juga kalau dia tidak sempat membiarkan semburan cairannya mengenai rahim yerin. Tapi dia tak yakin, jimin kalau sudah pasal bermain diranjang, dia selalu kebablasan

Jam masih menunjukkan pukul setengah delapan malam, dia berinisiatif untuk pergi ke bar yang didatangi yerin dan jimin, dia benar-benar ingin bukti itu. Dia masih tidak puas dengan semua ucapan jimin tadi

"Wooo woo.. Maaf ibu hamil tidak dipersilahkan masuk",eunha berdecak kesal, benar, bar bukan untuk ibu yang sedang mengandung. Tadinya eunha pikir dia bisa masuk karena baju yang dikenakan kebesaran, dan lagi pun perut eunha tidak terlalu buncit

"Pak.. Saya mohon, bolehkan saya masuk!!"

"Tidak boleh nona.. Anda tidak boleh masuk"

"Kalau begitu.. Izinkan saya melihat rekaman cctv!!", eunha benar-benar gila, dia sungguh mencari bukti itu

"Untuk apa?"

"Saya akan membayar anda tuan, saya mohon! Ini penting!", tuan ini pun mengangguk, pasalnya eunha akan membayarnya, siapa coba yang tidak ingin uang?

Mereka langsung ketempat perekaman cctv, eunha meminta rekaman cctv semalam, dan tuan itu memberikannya. Benar saja, jimin ada disana, awalnya dia bersama yerin, tapi setelahnya yerin pergi entah kemana dan jimin sendiri

Eunha terus menontonnya, dilihatnya jimin terus memesan bir sampai jimin terhuyung-huyung, dia mabuk berat, sampai akhirnya seorang wanita menggodanya, tapi terlihat jimin tidak ingin disentuh.

"Ya Tuhan!! Mini sekali pakaiannya!! Berani sekali si jalang itu!!"

"Nona kau kenal pria ini??"

"Ah.. Iya tuan, dia suamiku, ada apa??"

"Ah tidak.. Semalam aku melihatnya, dia dikerumuni banyak sekali wanita, tapi ada satu wanita yang pergi bersama dengannya, dia seperti menyombongkan pria ini didepan orang orang, dan juga semalam aku melihatnya, dia dibawa kekamar oleh wanita itu, tapi tak lama mereka didalam sana, pria itu langsung bergegas pulang, dia juga menangis sepertinya"

Sepertinya jimin berkata benar, eunha hanya mengangguk-angguk. Dia melihat kelayar lagi, benar saja, yerin datang dan memukul wanita berpakaian mini itu, tapi satu yang menjanggal dihadapannya, tangan yerin menelusup kebawah

"Sialan kau jalang!"

Yerin setelah itu menggotong jimin membawanya ke kamar, dan sampai situ rekaman itu

"Ah.. A-aku ingin lihat rekaman dikamar i-itu, boleh??", dia sungguh gila, club sekalipun tidak ada yang memasang cctv jika diruangan seperti itu

"Ah.. Bukannya aku tidak mau nona, tapi tiap ruangan tidak memiliki cctv", kata tuan itu, lalu eunha lun berpikir, benar juga

"Tapi nona, tetap lihatlah rekaman ini, tuan itu tidak terlalu lama didalam sana"

Rekaman itu masih berjalan, dan benar saja, jimin keluar dari sana, mungkin sekitar tiga menitan direkaman itu. Tapi eunha benar-benar tak yakin kalau jimin belum sempat mengeluarkannya didalan yerin

"Nah! Benarkan nona?"

Eunha sedang jalan pulang, pikirannya benar-benar penuh diisi dengan berbagai asumsi setelah melihat rekaman cctv tadi

"Eunha?!!", suara berat pria ini dikenal eunha, dia langsung berbalik arah

"Oh?? Chanyeol??",eunha terkejut ketika chanyeol ada dihadapannya, mampuslah dia karena chanyeol melihatnya sedang berbadan dua

"Ternyata benar ini kau.. Kupikir bukan.. Apa yang kau lakukan disini??", chanyeol melihat kearah perut eunha, eunha sedikit menutup perutnya, dia malu. Chanyeol tersenyum

"Tak apa, istriku juga sedang hamil", chanyeol berkata seperti itu seperti tidak beban saja

"Ah.. Sudah, sekitar sebulan yang lalu, namanya moona, lain kali kau harus bertemu dengannya", sambungny. Eunha mengerti, berarti kandungan moona masih muda

"Apa yang kau lakukan disini?? Dimana suami mu?? Kenapa tidak dengannya?? Kau tidak boleh keluar malam-malam seperti ini, apalagi kau sedang mengandung, ayo masuklah ke kandungankan ku antar"

Sebenarnya chanyeol tidak menyangka dia akan bertemu eunha didepan minimart, chanyeol keluar dari mart itu dan meliht eunha yang sepertinya sedang berpikir keras. Ini kesempatan yang bagus pikirnya, tae memintanya untuk mencari eunha, awalnya tae tak habis pikir kalau chanyeol mengenal eunha. Chanyeol juga sudah mengetahui bahwa suami eunha adalah jimin. Mereka meminta chanyeol agar dia melacak telepon eunha, tapi siapa sangka tanpa melacak pun chanyeol sudah tau keberadaan eunha

"Ti-tidak!! Terimakasih chanyeol, aku akan pulang sendiri, annyeong!!", eunha berjalan sangat cepat

Tapi tidak semudah itu, chanyeol tetap akan mengikutinya karena dia sudah diminta oleh tae, dan lagi pula eunha sedang mengandung, jadi lebih baik dia mengikutinya

"Dapat!! Maafkan aku eunha, tapi kau harus balik ke jimin"

Cekrek

Chanyeol memotret apartment eunha, lumayan mewah juga, begitu gerutuan chanyeol saat melihat apartment eunha, lalu dia mengirimnya ke tae

Jackpot!

Tbc

Be Your PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang