Eunha sedang menyiapkan pakaian Jimin. Jimin sedang mandi. Tak lupa bekal yang dibawakan Eunha untuk Jimin. Entah kesambet oleh apa Eunha jadi seperti ini.
"Sayang.. Aku sudah siap.."
"Aku dibawah!!", dan Jimin turun
"Jangan lupakan bekalmu"
Jimin tersenyum. Melihat Eunha yang tiba-tiba menjadi baik dan perhatian ini Jimin sangat suka. Bertanya-tanya kenapa Eunha tiba-tiba seperti ini. Dia berpikir karena sakit giginya yang kemarin itu.
"Oh?? Kenapa dasimu seperti ini?? Sini"
Eunha menarik Jimin agar mendekat padanya. Jimin payah jika memasang dasi sendiri. Terlihat mencong. Eunha membenarkan dasinya. Dia benar-benar terkejut dengan sikap Eunha. Eunha berubah total
"Sudah.."
"Berhati-hatilah jika kau pulang larut"Jimin senyum mendengar kalimat Eunha. Untuk pertama kalinya Eunha mengucapkan itu padanya. Biasanya dia akan mengacuhkan Jimin.
Chup~
"He-hey!! Kenapa tiba-tiba??", Eunha menciumnya.
"Kenapa?? Apa tidak boleh??"
Chup~
"Boleh. Tentu boleh. Aku jadi ingin membatalkan jadwal rapatnya dan bersamamu satu harian ini"
"Tidak.. Kau harus pergi. Sudah jam 5!! Kau harus cepat!!"
"Jangan tunggu aku. Tidurlah duluan"
"Nee. Tapi jika aku tidak bisa tidur? Bagaimana?"
"Kau sungguh menggemaskan, akan kubawakan snack nanti, kau mau??", dan dibalas dengan anggukan eunha, lalu jimin pergi
***
Disini dia sekarang. Diranjang dengan makanan yang banyak sambil menonton film kesukaannya. Eunha tadinya sudah ingin tidur. Tapi matanya tidak bisa diajak kompromi. Jadi dia memutuskan untuk menonton, siapa tau dia akan tertidur. Tapi salah, matanya malah tahan dengan film itu.
"Astaga.. Aku benar-benar tidak mengantuk. Ayolaah.. Ini sudah hampir tengah malam.."
Dia berbicara pada matanya itu. Bodoh sekali. Dia sudah mencoba untuk meminum susu Sebanyak 3 gelas, tapi tetap tidak mempan. Dan melakukan sedikit berolahraga agar dia kelelahan dan tertidur. Itu pun tak mempan. Ini sudah jam dua belas malam. Jimin juga belum pulang. Jadi dia memutuskan untuk menunggu Jimin pulang
Tit.. Tit.. Tit..
"Hah?! Siapa itu?!"
Tombol kunci pintu apartment mereka bunyi. Sepertinya ada seseorang yang akan masuk kedalam. Eunha sudah keringat dingin. Bagaimana jika itu maling? Dan dia membunuh Eunha. Eunha langsung keluar kamarnya perlahan sebelum pintu itu benar-benar terbuka lebar. Dia berlari kearah dapur. Mengambil pisau yang biasa digunakannya untuk masak. Tangannya bergetar hebat. Tubuhnya juga sudah basah karena keringatnya. Dia menangis. Dia juga lupa untuk membawa ponselnya diranjang. Dia ingin menelpon Jimin. Dia berdiri didepan pintu itu. Jika memang benar maling, maka dia akan membunuh maling itu hanya dengan sekali tusukan
"Ya Tuhan.. Aku mohon!! Hiks.. Jimin cepatlah pulang", bantinnya
Piip..
"KYAAAA--!"
"Eunha?!"
"Ji-jimin??"
Ternyata itu Jimin. Eunha langsung terdiam. Pisau yang diambilnya tadi terjatuh. Air matanya yang menetes tadi terhenti. Dia berlari kearah Jimin. Melompat dan memeluknya.
"Ada apa sayang?? Kenapa kau belum tidur?? Ini sudah setengah satu"
Eunha yang sekarang ada digendongan Jimin memilih untuk diam. Dia meletakkan kepalanya diceruk leher Jimin.
"Haah.. Aku sudah bilang padamu jangan tunggu aku pulang. Kenapa kau sangat keras kepala, hm??"
Jimin mengelus kepala Eunha. Seperti bayi saja. Dia benar-benar tidak ngomong. Hanya menggosok-gosokkan kepalanya pada leher Jimin
"Ganti parfum?"
Suara Eunha muncul, tapi sangat kecil. Dia mencium jas Jimin. Wanginya berbeda dari parfum yang biasa digunakannya. Seperti wangi parfum, wanita.
"Eum?? Ah.. Ini karena sekretaris ku", Eunha langsung melihat muka Jimin. Dia mulai curiga.
"Aku belum selesai ngomong sayang.. Jangan menatapku seperti itu. Jadi sekretaris ku menumpahkan parfumnya dimobil. Jadi ya.. Begini akhirnya", masih tak percaya. Dia menatap Jimin dalam dan sinis.
"Sungguh!! Tidak ada apa-apa!! Kau jadi lebih sering cemburu padaku.. Tapi tak apa, aku suka"
Mata Eunha sudah mulai menutup. Sepertinya dia lelah. Diletakkannya lagi kepalanya pada leher Jimin.
"Kau lelah ya menungguku?? Baiklah.. Ayo tidur"
Tadinya Jimin ingin menurunkan Eunha. Tapi Eunhanya tidak mau dilepas. Lihatlah, manja sekali dia sekarang pada Jimin
"Aigo.. Kenapa istriku ini jadi manja sekali?? Kau menggemaskan"
Dengan membawa Eunha digendongannya. Jimin berjalan kekamar. Dia harus meletakkan Eunha diranjang. Eunha sudah tertidur. Dan Jimin akan pergi mandi
Srrt..
"Um?? Lepas dulu sayang.. Aku mau mandi"
"Tidak usah mandi"
"Aku bau Eunha.. Nanti kau akan kebauan, lepaskan dulu. Nanti selesai mandi kau boleh memelukku sepuasnya karena aku sudah mandi, oke?"
Eunha hanya menggelengkan kepalanya. Hanya jimin yang dibutuhkannya sekarang.
"Baiklah.. Kau yang memintanya. Tidurlah"
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Your Partner
RomansApa yang terlintas dipikiran kalian ketika mendengar kata JODOH?