"Eungh..."
Jimin membuka matanya, sinar mentari masuk melewati jendela, dia terduduk diujung kasur, mengumpulkan seluruh nyawanya
"Haah.. Kukira dia pulang, ternyata tidak. Uh! Kenapa sepertinya nyata.. Huuh, badanku lemas mataku juga sedikit terasa bengkak, kurasa aku tidak akan kerja hari ini", sembari mengusap-usap mukanya
Tling..
Ponsel jimin bergetar, dia meraba kasurnya, bingung. Seharusnya semalam ponselnya ada dikasur, dia membalikkan badannya, menemukan ponselnya dinakas
"Ah.. Disini ternyata", dia membuka ponsel itu dan ternyata itu tae yang mengirim gambar
Jimin-ssi!! Disini eunha tinggal!! Chanyeol memberikan fotonya padaku, dia bilang dia menemukan eunha semalam sedang berjalan-jalan, chanyeol mengatakan sepertinya eunha sedang menghirup udara segar, tapi entahlah. Kau temui dia cepat! Jemput dia!
Semacam itulah isi pesan tae yang diberikannya pada jimin, jimin membelak matanya akhirnya dia menemukan eunha, sepertinya mimpi tadi adalah pertanda.
Ceklek
"Jimin-ah!! Ayo bang-- eoh?? Sudah bangun?? Ayo sarapan, aku sudah siapkan sarapan"
Jimin semakin terbelalak, itu eunha, dia memakai apron hitamnya, sepertinya dia dari dapur. Jimin mengangak sepertinya ini mimpi, dia mengucek-ngucek matanya, tapi tetap saja, eunha masih ada disitu
"Ya!! Ada apa?? Kenapa diam?? Kajja!! Kita makan, kau harus pergi ke kantor", jimin mendekat, perlahan dilihatnya eunha dari atas sampai bawah, perlahan menyentuh tangannya dan pipinya, dia nyata
"Ka-kau?? Nya-nyata?? Kau pulang?? Kapan??", air mata jimin sudah mengalir, berarti mimpi itu nyata.
"Ji?? Kenapa menangis?? Aku sudah pulang dari tadi malam, kau juga sadar, ada apa?? Apa kau mengigau semalam??", sambil mengusap air mata jimin, jimin masih syok, dia menjatuhkan kepalanya dipundak eunha, melihat ke arah perutnya, park kecil masih disana. Dia sehat, jimin pun memegangnya
"Hey.. Jii, sudahlah, tidak perlu sedih, aku sudah disini, aegi juga disini, berhentilah menangis", tangan jimin langsung melingkar dipinggang eunha
"Aku rindu padamu, biarkan seperti ini sebentar saja. Aku merindukanmu", sejenak mereka seperti itu didepan pintu sampai akhirnya eunha sadar badan jimin panas
"Ji! Badanmu panas!! Kau sakit??", eunha merasakan badan jimin yang panas. Jimin mengangguk dipundak eunha
"Jadi? Tidak bekerja??", tanya eunha, dan dibalas dengan anggukan dari jimin
"Yasudah, ayo makan dulu, setelah makan kau harus minum obat, kajja!", eunha memegang tangan jimin, tapi jimin makin mengeratkan pelukannya
"Haiishh dasar kau bayi besar", terasa oleh eunha, jimin tertawa pelan. Dia pun menggotong jimin untuk pergi keruang makan
Jimin melihat meja itu, penuh makanan, seleranya bertambah dengan adanya eunha.
"Tak apa jika aku memasak banyak kan?? Kalau tidak abis kita bisa berikan buat tetangga", eunha mengambil minum jimin
"Eunha", panggil jimin dengan suara khas bangun tidurnya
"Hm?? Kau mau apa??", eunha membalik badannya
"Mianhae", eunha melihatnya
"Ji.. Sudahlah, aku sudah memaafkanmu, jangan ungkit lagi, nee?? Aku tidak suka", jimin melihat eunha kembali, eunha tersenyum, jimin pun ikut tersenyum
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Your Partner
RomanceApa yang terlintas dipikiran kalian ketika mendengar kata JODOH?