Pagi ini jimin sangat repot, dia harus memasak untuk dirinya dan eunha. Eunha sudah dari semalam hanya terus meringis kesakitan.
"Chagiya.. Ayo makan", jimin membawakan nampan yang berisikan sarapan untuk eunha. Dengan tubuh yang sudah berbalut jas kerjanya, jimin langsung datang menemui eunha dikamar. Eunha hanya menatap keluar jendela. Entah apa yang ia pikirkan
"Apa masih sakit?? Haruskah kita kedokter??", pertanyaan jimin sukses membuyarkan lamunan eunha
"Tidak perlu. Aku baik-baik saja, hanya perutku terus menerus sakit. Ini wajar jika dihari-hari awal. Kau pergilah jangan lupakan bekalmu", mata eunha berair dan jimin bisa melihatnya. Dia tak tega meninggalkan eunha sendirian dengan kondisinya yang buruk
"Aku akan cepat pulang.. Aku akan membawakanmu makanan. Tetaplah dirumah, jangan kemana-mana. Aku akan pulang cepat, arraseo??", jimin meletakkan tangannya dipipi eunha. Eunha menggosok-gosokkan pipinya pada tangan jimin
"Em.. Aku tidak akan kemana-mana. Pergilah", sebelum beranjak pergi, jimin mencium eunha lembut, eunha sudah mulai terbiasa dengan bibir jimin. Jadi kapanpun dia menciumnya, dia tak akan terkejut lagi.
***
"Taehyung-ah!!"
Jimin meneriaki taehyung dari ruang kerjanya, dan anehnya taehyung mendengarnya. Dia masuk
"Wae?! Kenapa kau berteriak-teriak??"
"Aku ada jadwal rapat?! Hari ini?! Kenapa mendadak??!"
"Yerin sudah memberitahumu tadi malam lewat pesan, tapi kurasa kau tidak membukanya", jimin segera mengambil ponselnya. Benar saja, yerin memberinya sebuah pesan, dia tidak tau karena semalam sibuk mengurusi eunha
"Apakah kau bisa menggantikanku?? Eunha sedang sakit"
"Menggantikanmu?? Aku bisa sih, tapi bukannya aku tidak mau. Tapi aku juga akan melakukan rapat dengan perusahaan lain. Mianhae jimin-ah.."
"Ah.. Tak apa, tolong panggilkan Yerin"
Setelah itu tae keluar dan yerin pun masuk.
"Permisi tuan.."
"Jam berapa rapatnya??"
"Satu jam lagi tuan", jimin semakin mengacak rambutnya karena rapat ini akan diadakan satu jam lagi. Untungnya, ini diselenggarakan dikantor jimin. Tapi mungkin rapat ini tidak akan sebentar.
"Ah.. Baiklah.. Hah", terlihat jimin menghembuskan nafasnya kasar
"Ada apa tuan?? Sepertinya anda gelisah??"
"Eunha sakit.. Aku harus pulang cepat hari ini", yerin semakin bertanya-tanya pada dirinya. Apakah mereka satu rumah? Mereka sudah menikah?
"Ah.. Begitu", lalu yerin pun langsung keluar. Dia langsung menanyakan pada yoora untuk mengetahui yang sebenarnya.
"Hey Yoora.. Eunha?? Yang kemarin itu siapanya tuan jimin??",yoora langsung menanggapinya dengan senang
"Ah.. Eunha?? Kau belum tau ya?? Dia istri tuan jimin. Cantik kan?? Mukanya memang jutek, tapi dia sangat sopan. Dia lebih cantik dari yang kukira. Dia juga mendatangiku semalam", yerin tertohok. Perkiraannya benar. Mereka sudah menikah. Tidak bisa. Dia mematung sesaat
"O-oh?? Aku baru tau.. Emm, di-dia can-cantik.."
"Ah!! Karyawan disini sudah pada tau jika eunha adalah istri tuan jimin. Aku tau kenapa kau belum tau dia, kau karyawan baru disini. Tuan menunjukkannya sebelum kau disini. Dia memamerkannya pada kami semua. Lucu sekali melihatnya ketika tuan menunjukkan fotonya. Dia terlihat seperti anak-anak. Memang sih, banyak yang sakit hati melihatnya dengan gadis lain. Tapi ya mau bagaimana lagi, mereka harus melepas perasaannya itu pada CEO kita", kalimat yoora diakhiri dengan senyumnya. Yerin hanya tersenyum kecut. Tak lama jimin keluar dari ruangannya. Dia sedang bertelpon dengan seseorang
"Nee.. Perutnya masih sakit, hm??"
"..."
"Ah.. Baguslah kalau sudah mereda. Tidurlah lebih dulu, jangan menungguku, arraseo??"
"..."
"I-iya.. Tenanglah, aku tidak akan dekat dia lagi"
Saat itu juga mereka berdua menguping pembicaraan jimin dan orang itu. Mereka tau itu pasti eunha. Jimin menyudahi telponnya itu dan berjalan ke arah yerin
"Yerin-ssi, kau sudah mengumpulkan semua kebutuhan untuk rapat nanti kan??"
"A-ah.. I-iya pak.. Sudah saya siapkan"
"Baiklah.. Panggil aku jika rapat akan dimulai"
"Baik pak"
Setelah itu jimin masuk ke ruangannya lagi. Mereka berdua saling menatap
"Itu pasti Eunha..", yoora mengatakannya seraya tersenyum. Yerin yang mendengar itu semakin sebal
"Iya, aku tau. Tapi.. Apakah kau tak dengar tadi?? Perutnya sakit.. Apa dia..???", kalimat yerin terhenti. Mereka saling menatap lagi. Mengerti maksudnya
"Wah!! Jika itu benar aku ingin sekali melihat anaknya!!", iya. Pemikiran mereka sama. Eunha hamil. Dalam diri, yerin terus menerus menggerutu.
Aku harus dapatkan dia
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Be Your Partner
RomanceApa yang terlintas dipikiran kalian ketika mendengar kata JODOH?