74.

62.7K 4.6K 122
                                    

Karena aku sudah baik hati, up pagi-pagi buta.

Vote dulu yuk sebelum baca 👇
.
.
.

***

Badanku sangat kaku.

Bahkan untuk sekdar berkedip saja rasanya aku tidak sanggup. Memandangi Geralt dari jarak sedekat ini, membuatku tersadar, kalau laki-laki itu memang jauh dari jangkauanku.
 
Apakah boleh, kalau aku percaya dengan perkataan semua orang, yang mengatakan kalau dia mencintai aku? 

Aku bisa jadi sudah gila sekarang.

Memang, sebelumnya aku sudah membayangkan bagaiman caranya aku bertemu dengan dia. Tapi tidak begini juga, maksudku sekarang, hari ini, dan di jam ini.

Kenapa harus setelah aku mengetahui semua hal dari Mitha? Aku belum siap. Hatiku juga belum siap.

Aku menghembuskan nafasku sangat pelan, ketika pandangku masih menatap ke arahnya yang saat ini tampak seperti orang yang belum tidur satu abad. Matanya merah, rambutnya berantakan. Belum lagi di tambah dengan bajunya yang sudah tidak rapih, akibat perseteruan tadi.

Tapi, entah, walaupun dia berpenampilan kurang rapih seperti itu. Matanya tetap bisa menyihirku untuk tenggelam menyelaminya, hingga aku kehabisan oksigen dan susah untuk mencari permukaan.

Aku menarik nafasku dengan sangat kuat ketika rasanya oksigenku sudah mulai habis karena ku tahan selagi menatap matanya. Dan dengan sekuat tenaga, aku memutuskan pandanganku darinya, setelah beberapa menit kita habiskan hanya berpandang-pandangan.

Apa yang aku harapkan?

Aku berkedip, lalu aku menundukan kepalaku. Sesak, perasaan ini seakan menjadi sering menghantuiku semenjak aku bertemu dengan Geralt.

Aku menghisap cerutu milik Geralt yang sudah ku bakar untuk terakhir kalinya sembari melihat baju-baju Geralt yang sudah kukotori.

Sialan! Abunya semakin lama semakin banyak.

"Maaf, aku akan mencuci semua baju kamu," kataku

"No. No..." Geralt melangkah mendekat sembari menggeleng "You shouldn't. Aku bisa membelinya lagi," katanya rendah sembari membuang nafasnya memburu.

Aku menarik nafasku lagi, berdiri, kemudian menghembuskan nafasku sangat panjang. Aku berjalan ke arah nakas tempat tidurnya, dan mematikan cerutuku, dengan menyundut meja kayu itu dan menekannya kencang, lalu meninggalka batang itu di atas meja.

"Kamu-"

"Kamu-"

Ucap kami berbarengan, kemudian kecanggunang di antara kita tercipta. Aku menghembuskan nafasku.

"You're here," kataku pelan.

"Aku tadi hanya-"

"Membuntuti aku," selakku, sangat percaya diri. Karena aku tahu bagaimana sifat laki-laki ini "kenapa kamu ada di sini, Geralt?"

Geralt menghembuskan nafasnya berat. Ia menatapku dengan mulut setengah terbuka.

"Kenapa kamu melakukan itu kepada David?"

Geralt mendengus "karena dia pantas mendapatkannya,"

"Pantas?" Tanyaku tidak percaya.

"Aku sudah memperingatinya beberapa kali, dan dengan cara baik-baik. Tapi dia tetap tidak mengerti,"

"Memperingati soal apa?"

Geralt menghembuskan nafasnya panjang "dia sudah di luar batas tadi. Aku sudah tidak bisa menahan emosiku lagi,"

MalfeliĉaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang