Punten...
malem-malem uploadnya. Wkwkwhappy reading!!?
Jangan lupa VOTE!!! 👇👇
***
Aku menggigit bibirku.
Gaun hitam polos, yang menutupi seluruh tubuhku hingga sepanjang lutut, sudah ku pakai dengan sempurna. Sepatu dengan hak lima senti juga sudah ku kenakan.
Aku tampak...
Tampak seperti perempuan. Ya perempuan. Kata cantik sama sekali tidak bisa menggambarkan rupaku yang seperti ini.
Untung saja Geralt tidak membelikanku baju yang terlalu terbuka. Karena, jika ia melakukannya, aku mungkin benar-benar akan makan malam dengan pamannya itu dengan mengenakan kaus dan celana denim lecakku.
Aku melihat pantulan diriku di hadapan cermin. berputar kekiri dan kekanan, kemudian mendumal kesal sembari menjambak rambutku yang belum ku tata rapih.
Ya tuhan!
Aku tidak percaya beberapa jam yang lalu aku memberitahu Geralt ukuran pakaian dalamku.
Apa yang kamu fikirkan Jovie? Apa kamu sudah gila?
Aku menghentak-hentakkan kakiku kesal ketika bel kamar baru yang di berikan Ethan berbunyi.
Ting tong.
Itu pasti Geralt. Ya tuhan, aku rasanya tidak sanggup menampilkan batang hidungku di hadapannya lagi.
Ting tong.
Bell kembali berbunyi, dan aku tahu jika Geralt pasti sudah menunggu dengan tidak sabaran di depan pintu.
Aku dengan asal mencepol rambutku. Kemudian dengan sedikit tergesah aku berjalan ke arah pintu dan membukanya.
Ketika pintu sudah ku buka. Dengan rambut yang di tarik sangat rapih ke atas, juga dengan double breasted suite abu-abu yang sedang dia gunakan.
Geralt tampak tampan.
Aku menahan nafasku sesaat ketika Geralt menatapku tanpa mengatakan satu katapun.
"Hai," kataku canggung.
Geralt mengerutkan alisnya "hai?"
"Iya, Hai," aku mengusap belakang tengkukku pelan.
Jantungku sudah tidak terkontrol ketika melihat Geralt tersenyum kecil dan sedikit terkekeh.
"Don't do that," kataku kesal.
"Melakukan apa?" Tanyanya masih dengan senyum menyebalkan itu.
"Menertawakanku. Berhenti melakukan itu. Aku tahu, aku lebih cocok menggunakan celana denim ketimbang baju terusan seperti ini,"
"Aku tidak menertawakan kamu,"
"Ya, apapun itu Geralt. Just stop smiling," kataku kesal, ketika Geralt masih saja tersenyum. Aku mengalihkan pandangku "itu menyebalkan,"
Geralt terdengar mendengus di sela-sela senyumnya "well then,"
Aku mengintip wajahnya dari sudut-sudut mataku. Dan saat ku perhatikan bibirnya, ia sudah tidak tersenyum sama sekali. Aku menghembuskan nafasku.
Oh jantungku. Berhenti untuk berdebar. sialan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Malfeliĉa
Romance(COMPLETED) . . Lucu. Takdir seakan sengaja menaruhku -yang tidak ada apa-apanya sama sekali, di tengah-tengah orang-orang super sempurna, seperti keluargaku yang lainnya. Dan membuat serangkaian kejadian yang membuatku semakin merasa tidak di butuh...