Aku menutup wajahku.
Dengan kedua tanganku aku menutup wajahku, yang sekarang sedang basah karena air mataku sendiri.
Its over. Hubungan tidak jelas yang aku lakukan bersama Geralt sudah berakhir.
Sekarang aku harus apa?
Aku memegang dadaku, kemudian menepuknya. Berhenti bodoh! Berhenti untuk merasa sakit seperti ini! Kataku kepada hatiku.
Apa-apaan Jovie. Kamu sudah berjanji untuk tidak menangis, dan kenapa kamu sekarang menangis?
Aku meremas seprai kasurku, sembari menangis di atas bantal ketika ingatan tentang semua hal manis yang terjadi bersama dengan Geralt beberapa waktu lalu terlintas di kepalaku.
"...Apakah aku sudah pernah bilang kalau kamu sangat menarik, Jovie?..."
"...Kamu menarik. Dari awal aku berjabat tangan dengan kamu, aku bisa langsung tahu kalau kamu sangat menarik. Dan hari ini kamu bertambah semakin menarik..."
Teringat tentang ciuman panasnya, untuk pertama kali di butik waktu itu.
"... See, Kamu sangat menarik. Bagaimana bisa aku mengabaikan kamu..." katanya sembari merapihkan rambutku yang sedikit berantakan...
"...Sama seperti kamu. Karena aku menginginkan kamu..."
Tentang perlakuan-perlakuan manisnya.
"...Shh..." Kata Geralt "jangan berisik, aku masih ingin tidur." Katanya dan sontak saja langsung membuatku terdiam...
Aku terdiam di dekapannya. Merasakam bagaimana dada kokohnya yang menempel dengan punggungku, serta merasakan tangannya yang berada di seputar tubuhku.
"...Aku mau kamu..." kata Geralt rendah.
"...Kamu mau aku apa?..." Tanyaku
"...percaya kepada aku..." kata Geralt tegas. Seakan ia sama sekali tidak main-main dengan perkataanya.
"...Trust me!..."
Tentang balon terbang di turki.
"...i trust you..." bisikku, Kemudian aku menciumnya sayang.
...Aku yang menciumnya, bukan dia. Di dalam balon udara dan atas kota kapadokia yang indah...
Geralt membalas ciumanku. Bukan, bukan ciuman panas seperti yang kita lakukan. Tadi malam. Bukan
Kali ini ia menciumku pelan, tidak menggebu, tidak menuntut. Tapi perlahan, Seakan ia sedang menikmati rasa dari bibirku, menyentuhnya lembut, juga mengecapnya.
Tentang kekhawatirannya, perhatiannya.
"...I mean. Aku benar-benar tidak masalah dengan bekas luka kamu. Your beautiful, your body, your face, everything in you are beautiful, and i mean it..."
"...Then proof to them, kalau kamu berharga. Lakukan sesuatu hal yang membuat kamu bahagia..."
"...Kamu adalah kamu, dan yang dapat menjamim kebahagiaan kamu adalah diri kamu sendiri. Bagaimana cara kamu ikhlas, dan bersyukur atas diri kamu sendiri. Bukan karena operasi atau apapun itu..."
Mengingat sentuhan hangatnya, mengingat caranya merengkuh tubuhku. Mengingat bagaimana rasanya di perlakukan sebagai wanita oleh laki-laki itu. Mengingat senyumnya yang sangat memukau itu.
Brengsek! Geralt brengsek!
Bagaimana bisa aku tidak jatuh cinta kepadanya? Setelah semua hal yang dia lakukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Malfeliĉa
Romance(COMPLETED) . . Lucu. Takdir seakan sengaja menaruhku -yang tidak ada apa-apanya sama sekali, di tengah-tengah orang-orang super sempurna, seperti keluargaku yang lainnya. Dan membuat serangkaian kejadian yang membuatku semakin merasa tidak di butuh...