48.

58K 5.2K 109
                                    

Sebelum baca jangan lupa di vote dulu yaa ❤️👇

Happy double up!!!

***

Aku memejamkan mataku.

Membasuh wajahku di kamar mandi. Berusaha keras menormalkan detak jantungku yang sempat menggila tadi.

Sebetulnya aku termasuk orang yang beruntung. Karena, selepas kejadian aku yang membakar rumah orang dan membakar tubuhku sendiri aku sama sekali tidak memiliki trauma kepada api dan rokok.

Tetapi, lucunya trauma yang kudapatkan justru bukan karena kejadian pembakaran itu, melainkan paska kejadian itu berkahir.

Iya setelahnya...

Setelah operasi kulitku di lakukan,

Setelah aku di nyatakan boleh pulang dari rumah sakit,

Dan setelah tubuhku tidak sepenuhnya lagi seperti sedia kala.

Ketika, tanggapan semua orang berubah kepadaku. Dari yang menatapku jenaka, manjadi menatapku kasihan, jijik, serta terkadang banyaj yang membicarakanku di belakang, seakan-akan aku adalah sesuatu yang harus di jauhi.

Jujur saja ketimbang membakar tubuhkh sendiri, hal-hal seperti itu yang membuatku merasa lebih seram, hingga membuatku trauma.

Trauma di pandang seakan hama oleh semua orang.

Dan aku benar-benar takut hal itu terjadi lagi. Terlebih oleh Geralt. Orang yang beberapa waktu ini membuatku merasa sedikit hidup.

Aku memencet hidungku, dan mengeluarkan ingus kentalku dari sana.

Harapanku, semoga Geralt seketika lupa dan tidak bertanya lebih lanjut mengenai penyakitku. Aku benar-benar takut. Takut kalau segalanya akan berubah ketika ada seseorang lagi mengetahui keadaanku yang sesungguhnya.

Aku rasanya tidak sanggup mendapat perlakuan-perlakuan seperti dulu lagi, dari Geralt.

Aku menghembuskan nafasku kemudian dengan sangat pelan memijat kepalaku yang rasa-rasanya semakin sakit ini.

Aku menatap ke arah pantulan diriku di dalam cermin, sembari memegang dadaku yang di dalamnya tadi sempat menggila itu.

Aku menggeleng. Ini tidak baik.

Semakin lama, aku semakin menginginkan Geralt untuk lebih dari sekedar main-main denganku.

Semakin lama aku semakin ingin memiliki Geralt seutuhnua.

Apalagi setelah menerima semua perhatian itu. Maksud aku, siapa yang tidak akan berdebar jika di perlakukan seperti itu oleh laki-laki macam Geralt? Melihatnya dari jauh saja sudah bisa membuatmu terlena, apalagi jika di tambah dengan perhatian,  serta semua hal yang dia lakukan itu.

Semua orang pasti akan menhinginkan lebih. Dan aku sadar, bagi perempuan seperti aku, hal-hal seperti itu sama sekali jauh dari kata mungkin.

Haruskah aku mengakhiri permainan ini sebelum perasaanku semakin melambung jauh kepada laki-laki itu?

Aku menghembuskan nafasku lagi. kemudian memutuskan untuk keluar dari kamar mandi. Rasanya sesak di dalam sini. Aku butuh udara segar.

"Aku sudah menyuruh dokter pribadi aku untuk tidak jadi datang,"

Aku mendongak kaget ke arah Geralt yang entah bagaimana bisa berada di kamar yang selalu ku tempati setiap ke rumah Oma ini.

"Geralt?" Pekikku.

MalfeliĉaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang