Geralt menarik tubuhku.
Kemudian ia mendekapku lagi. Kali ini rengkuhannya terasa sangat hangat, seolah-olah ia sedang berusaha menyalurkan sesuatu dari setuhannya itu.
"Believe me, kehilangan kamu adalah hal terakhir yang aku mau," katanya.
Air mataku mulai menggenang di pelupuk mataku.
"Dan aku tidak akan hilang. Aku disini, dan akan terus berada di sini bersama dengan kamu. Tidak perduli mau ada badai atau gempa sekalipun aku tetap akan ada di sini,"
"Kenapa kamu bisa menyukai aku sebegitu banyak? Bagaimana kalau aku tidak bisa membalasnya?" Tanyaku
Badan Geralt seketika saja menengang. Entah apa yang ada di fikirannya, hingga badannya bisa sekaku itu.
"Kamu tidak perlu membalasnya." Kata Geralt dan dekapannya semakin erat "cukup dengan kamu yang berada di sisi aku, dan merasa bahagia. Perasaan aku tidak penting,"
Apa?
Aku melepas pelukannya dan menatapnya serius "Aku tidak tahu harus ngomong apa," kataku.
"Just dont say anything,"
Tangan Geralt menyentuh pipiku, ia membelainya lembut seakan aku adalah barang rapuh, yang bisa hancur kapan saja.
Aku memejamkan mataku, menikmati sentuhan hangatnya di wajahku. Menikmati desiran-desiran hangat di balik kulitku ketika jemarinya menyentuh pipiku.
Jemarinya terus saja bergerak menyentuh pipiku, kemudian ranhangku, lalu ia menyentuh permukaan bibirku dan berhenti bergerak di sana. Gelora di dalam hatiku sealan-akan menguap di seluruh ruangan.
Aku membuka mataku, dan langsung bisa menemukan mata legam Geralt yang sedang menatapku sendu. Ia mengusap bibirku lembut, berulang kali, seakan sedang membersihkan sesuatu di sana.
"Geralt aku tidak bisa,"
"Shh," bisiknya singkat. Namun aku bisa mendapatkan raut sedih di wajahnya.
Kenapa dengan dia?
Aku menahan nafasku ketika wajahnya semakin lama semakin mendekat ke arah wajahku "i'm never gonna let someone kiss you like that again," bisiknya
"I wasn't plan to kiss anyone, either," balasku.
"Good. Karena kalau sampai ada lain kali, aku tidak akan ragu untuk merobek mulut laki-laki itu," katanya tegas. Kemudian ia langsung menciumku.
Aku memegang bahu Geralt ketika dia mendorong tubuhku kebelakang. Tubuhku seketika saja lemas, langkahku sedikit tertatih, ketika ia mendorongku mundur selagi ia menciumku.
Aku memundurkan kepalaku, menjauhkan bibirnya dari bibirku "Geralt, aku tidak bisa bernafas,"
"I want you, that's all you need to know. Jadi please Jovie, mari kita lupakan semua masalah itu dulu, dan cium aku lagi," katanya setengah frustasi.
Aku mengedipkan mataku sembari berkedip berkali-kali. Berfikir mengenai semua hal, mengenai situasi kami, mengenai Mitha, dan mengenai hatiku. Aku mecoba mencari sangkalan untuk ucapan Geralt. Tapi pada akhirnya aku menyerah, aku tidak mau berfikir lagi.
Aku terlalu merindukannya. Merindukan kehadirannya, merindukan sentuhannya, dan juga merindukan ciumannya.
Aku menarik tengkuk Geralt lalu menciumnya lagi. Dan respon Geralt luar biasa menggila, dia menciumku dalam, dia mengecap bibirku, melumatnya, hinggga ia mengigit bibirku kuat.
Ia melakukan semuanya seakan tidak ada hari esok,
"Geralt, pelan-pelan!" Bisikku di tengah-tengah kegiatan kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malfeliĉa
Romance(COMPLETED) . . Lucu. Takdir seakan sengaja menaruhku -yang tidak ada apa-apanya sama sekali, di tengah-tengah orang-orang super sempurna, seperti keluargaku yang lainnya. Dan membuat serangkaian kejadian yang membuatku semakin merasa tidak di butuh...