15.

77.5K 6.7K 77
                                    

DON'T FORGET TO VOTE!!!! 👇👇👇

***

Tepat jam satu.

Makanan sudah tersaji di hadapanku. Semua tampak nikmat juga elegan secara bersamaan.

Jujur, aku memang lapar. Tetapi, Melihat bagaimana Ethan menatapku, rasanya nafsu makanku sudah hilang entah kemana.

Tatapannya begitu... entahlah, rasanya Ia seakan mengkulitiku hidup-hidup.

"Jadi," Ethan berdeham "Nitidisastra ya,"

"Ya?"

Ethan menyenderkan punggungnya pada sandaran kursi, lalu menatapku lekat. Entah bagaimana, saat ini. Rasanya, seakan suasananya sama seperti ketika aku sedang berbicara empat mata dengan Geralt.

Perasaan tidak tenang, Jantung berdegup kencang, keringat dingin, juga dengan tatapan itu. Tatapan dengan mata tenang, yang hanya di miliki keluarga Widjaya.

Tetapi bedanya, jika sekarang Ethan menapku dengan wajah kakunya. Biasanya Geralt akan menyatukan kedua tanganya yang bertumpu di atas meja kemudian tersenyum menyebalkan ke arahku.

"Sudah berapa lama?" Kata Ethan.

"Apanya?"

Ia menunjukku, kemudian telunjuknya bergerak kekiri dan kenan "kamu, dan Geralt,"

"Oh, dari semalam," kataku santai. Memang benar kan, jika aku pergi dengan Geralt dari semalam.

Ethan tampak terkejut, kedua alisnya tampak naik keatas "jadi, One Night Stand? Aku baru tahu jika Geralt bisa melakukan itu. Dan dengan Nitidisastra?" Ia berdecak sembari menggelengkan kepalanya.

Aku mengkerutkan keningku. Memerlukan waktu sedikit lama untuk bisa mengerti dengan apa yang baru saja dia tanyakan.

Ke arah mana sebenarnya laki-laki ini bertanya?

"Maksudnya?" Kataku

"Aku mengenal beberapa keluargamu. Aku kenal Baltazhar, juga siapa namanya? Ah Roselin, ya, si selebriti itu. dia sudah beberapa kali bekerja sama dengan beberapa hotelku di Jakarta. Dia tampak baik. Aku sama sekali tidak menyangka kalau keluarga kalian, mampu melakukan itu. One night stand?"

Aku menggelengkan kepalaku, dia jelas salah faham "tunggu-tunggu. Bukan begitu aku-"

"Apa yang Geralt berikan sampai kamu setuju untuk melakukan itu?"

"Ethan," tegurku ketika dia sama sekali tidak memberiku kesempatan untuk bicara

"Apakah dia normal? Atau dia punya semacam fetish? Karena banyak dari teman-temanku yang mengatakan kalau dia suka melakukan hal-hal aneh kepada perempuan. Dan apakah kamu dipaksa olehnya?"

"Ethan dengar,"

"Ataukah kamu melakukannya dengan suka rela? Maksud aku, Ini Geralt Widjaya yang sedang kita bicarakan-"

Aku berdrcak dan dengan sedikit menghentak aku menyelak ucapannya "Tuan Ethan Widjaya! Bisa kamu berhenti menduga-duga dan dengarkan aku dulu?"

Mulut Ethan masih terbuka ketika aku dengan kencang menyelak ucapan kurang ajarnya. Apa dia bilang barusan?

One night stand? Dengan suka rela? Fetish?

Apakah semua laki-laki di keluarga Widjaya memang suka berfikir aneh aneh dan juga gila?

"Oh, baik," kata Ethan.

Aku menghembuskan nafasku panjang. Kemudian ikut menatapnya lekat "dengar Ethan. Pertama, Aku dengan sepupumu tidak ada hubungan apa-apa. Kedua, aku sama sekali tidak ada rencana sedikitpum untuk menginap di hotel, wich is di sini di hotel ayah kamu dengan Sengaja. Dan yang ketiga aku tidak melakukan 'hal-hal' menyeramkan yang ada di otak kamu barusan dengan Geralt," aku mengutip-ngutip kedua jariku ketika aku mengatalan kata 'hal-hal,

MalfeliĉaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang