Aku menggoyangkan kakiku.
Tandanya apa?
Tandanya, sekarang aku sedang di landa perasaan gugup yang luar biasa. Aku melirik ke arah Geralt kemudian melirik lagi ke arah beberapa orang yang sudah berdiri di sekitar pesawat, ketika kami baru turun dari sana.
Dua jam lalu, mungkin aku masih bisa tertawa dan sarapan tepat di atas Turki, bersama dengan laki-laki itu. Dan dua jam yang lalu aku masih bisa dengan santai mengomentari selera Geralt yang ternyata sangat suka makanan manis ketimbang makanan asin.
Tetapi sekarang. Tepat dua jam setelahnya, yang dapat ku lakukan adalah bersembunyi di belakang Geralt sembari menggoyangkan kakiku.
Kenapa begitu?
Sudah aku bilang sebelumnya, kan? Kalau Geralt itu sepertinya mempunyai sebuah koneksi dengan beberapa orang penting.
Iya.
Sampai-sampai berita kedatangan kami ke negara Turkipun bisa sampai kepada laki-laki itu-yang sedang berbicara dengan Geralt.
Duta besar Indonesia, untuk Turki. Raynar Mahandi.
Sengaja aku tak memunculkan wajahku di hadapannya. Bukannya apa, tapi karena aku kenal betul siapa Raynar Madhani itu.
Dia adalah partner kakekku sedari dulu, keahdirannya di keluargaku bahkan sudah bukan seperti tamu lagi. Bisa di bilang dia bahkan termasuk keluarga Nitidisastra kalau saja dia tidak menerima utusan Indonesia untuk menjadi duta besar Indonesia, yang ternyata untuk Turki, dua tahun lalu.
Dan jika ia memergokiku sedang berpergian dengan Geralt. Dia pasti akan bertanya-tanya. Bukan kepadaku, tetapi kepada keluargaku.
Oma...
Ayah...
Paman dan bibiku...
Lalu kalau sudah begitu aku haru jawab apa?
Aku memejamkan mataku, masih berlindung di belakang tubuh Geralt agar om Ray tidak menyadari jika perempuan yang di bawa oleh Geralt adalah aku. Mau kaburpun rasanha juga tidaj mungkin. Geralt pasti akan sadar dan ujungnya aku akan memperburuk keadaan.
"Jadi siapa yang butuh perlindungan dari kedutaan karena tidak membawa pasport, Geralt," suara om Ray terngiang di telingaku.
Oh tidak!
Geralt menarik nafasnya antusias, kemudian ia berbalik dan memegang bahuku untuk bisa ia kenalkan kepada Om Ray.
"Ya, kenalkan Ray. Ini Jovelyn," kata Geralt.
Aku menundukan kepalaku selagi Geralt masih memegang bahuku yang seketika kaku.
"Jovelyn?" Tanya om Ray.
Aku menghembuskan nafasku panjang. Mulai membuka mataku dan melihat om Ray dengan pandangan sedikit ragu.
"Om Ray," kataku.
Om Ray menaikan kedua alisnya terkejut "Jovie?"
Aku tersenyum tipis. Tidak tahu harus melakukan apa lagi dalam keadaan begini. Kemudian Om Ray melangkah ke arahku dan langsung memeluku.
Geralt tampak terkejut atas tindakan yang di lakukan Om Ray kepadaku, alisnya sudah mengkerut dalam ketika aku melihatnya setelah om Ray melepas pelukannya.
"So?" Kata Geralt, masih dengan alis yang berkerut bingung.
Om Ray masih tersenyum ketika ia melihatku dan melihat Geralt secara bergantian. Kemudian setelahnya ia mengkerutkan alisnya bingung
KAMU SEDANG MEMBACA
Malfeliĉa
Romance(COMPLETED) . . Lucu. Takdir seakan sengaja menaruhku -yang tidak ada apa-apanya sama sekali, di tengah-tengah orang-orang super sempurna, seperti keluargaku yang lainnya. Dan membuat serangkaian kejadian yang membuatku semakin merasa tidak di butuh...