66.

66.2K 5.1K 132
                                    

Nih, yang nanyain dokter David, aku kasih satu part penuh, Wkwkwk

Happy reading!!! 😘

***

Sudah lima bulan.

Semenjak aku menangisi laki-laki itu. Sudah lima bulan pula, semenjak hari pernihakan Mitha dan Geralt. Dan aku sama sekali tidak tahu kabar mengenai mereka. Bukan, bukan tidak tahu. Tapi tidak mau tahu.

Dan sekarang, aku sudah merasa sangat lebih baik. Maksud aku, tidak menangis lagi.

"Udah turun salju?" Tanyanya

Aku mengangguk.

"Enak ya, gak usah kipas-kipas lagi gara-gara kepanasan," katanya.

Aku tersenyum "Enggak juga. Terlalu dingin juga gak enak,"

Ia menganggukan kepalanya, sembari berbaring di atas tempat tidur "Gimana makanannya disana? Cocok?"

Aku tersenyum ke arah layar laptopku yang menampilkan wajah Dokter David.

Hubunganku dengan Dokter David terbilang berproses dengan cepat. Bukan, bukan cepat ke arah situ. Aku dan Dokter David tetap berteman. Namun, komunikasi kami terbilang menjadi lebih sering ketimbang dulu.

Kalau dulu aku cenderung sering mengabaikan pesan Dokter David. Sekarang kita malah sering video call. Bahkan terkadang, sembari video call, Dokter David sering menemaniku menonton film horor pada aplikasi menonton film, di hari sabtu atau minggu.

Lalu biasanya aku akan tertidur sebelum filmnya selesai. Dan baru sadar di pagi hari kalau ternyata sambungan video call kita belum terputus. Lucunya, kalaupun laki-laki itu sudah bangun lebih dulu dari aku, dia akan membiarkan sambungan telfonnya tetap tersambung sampai aku mematikannya sendiri.

Di tambah, perbedaan waktu antara Jerman dan Jakarta terbilang tidak terlalu jauh, hanya berbeda enam jam, dan di tambah aku yang akhir-akhir ini sulit tidur. Aku jadi tidak perlu terlalu mencocokan jadwal dengannya.

"Ya gitu," jawabku kemudian meminum sodaku.

"Gitu gimana. Enak apa enggak?"

Aku mengangguk lagi "Enak," kataku sedikit ragu.

Dokter David mengkerutkan alisnya lucu "Enaknya pake nada begitu banget?"

Aku terkekeh "Enak, tapi kadang suka pengen padang. Apa lagi kalo lagi kumat suka pengen martabak keju,"

"Terus tambahin keju sendiri, biar kejunya banyak," timpal Dokter David yang membuatku sedikit tertawa.

Jujur saja, berbicara dengan dokter David seperti ini, terkadang bisa membuat moodku sedikit membaik. Karena entah bagaimana laki-laki yang baru kusadari keberadaannya ini selalu bisa membuatku tertawa.

Bukannya bermaksud memberi harapan kepada Dokter David. Laki-laki itu juga tahu, kalau aku belum siap membuka hatiku lagi, semenjak masalah itu. Tapi kalau boleh aku bilang, aku tidak mau hubungan kami semakin jauh, begini saja cukup.

Aku sangat senang dengan keadaan kami sekarang. Dan dokter David sama sekali tidak mempermasalahkan tentang hal itu.

Dokter David terkekeh "Tapi bagus deh kamu tinggal di sana,"

MalfeliĉaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang