52.

59.2K 5.1K 189
                                    

Kamis, Korea Selatan.

"Sudah siap?" Tanya dokter David.

Aku memilin baju yang sedang ku pakai, selagi aku melihat tangan Dokter David yang sedang memegang baju hijau khas rumah sakit, untuk ia berikan kepadaku.

"Ini, kamu ganti baju. Setelah itu temui aku di depan ruangan dokter," kata Dokter David kemudian tersenyum ke arahku.

"Dok, aku-"

"Dave. Cukup panggil aku Dave tanpa embel-embel Dokter," selak Dokter David.

Aku menghembuskan nafasku "aku mungkin membutuhkan waktu sedikit lama untuk mengganti baju aku,"

"Ya, santai saja,"

Aku mengangguk samar "terimakasih. Hmm, Dave,"

Dokter David tersenyum "Sampai ketemu nanti,"

Sebelum pergi meninggalkan ku, dokter David sempat mengusap kepalaku lembut dan setelahnya, ia tersenyum lagi.

Aku tersenyum tipis ke arah Dokter David, kemudian, segera masuk ke dalam ruang ganti untuk mengganti bajuku, menjadi baju hijau, yang barusan di berikan oleh Dokter David.

Aku menghembuskan nafasku panjang selagi punggungku, ku senderkan pada pintu.

Aku tahu. Dokter David sedang mendekatiku, aku juga sadar kalau seharusnya aku membalas perasaannya seperti yang di katakan oleh Roselin tempo hari.

Harusnya aku bersyukur masih ada laki-laki yang mau dengan aku. Tapi entah bagaimana, rasanya  di dalam hatiku seakan ada sesuatu yang berat. Yang menahan sesuatu, sampai terasa sesak, hingga aku merasa tidak seharusnya aku membalas perasaan Dokter David.

Aku menghembuskan nafasku sekali lagi, berjalan ke dekat kaca dinding, kemudian membuka kaus bergambar logo band kesukaanku.

Aku menatap pantulan diriku di cermin.

Menarik nafasku dalam, kemudian mengeluarkannya lagi dengan perlahan sembari memegang bekas lukaku di sekitar pinggang.

Aku menggigit bibirku gugup.

Semua akan baik-baik saja...

Ini hanya operasi kecil, tiga banding sepuluh kegagalan dalam operasi ini, Jovie. Kamu tidak perlu khawatir. Yang perlu kamu lakukan sekarang adalah mengganti baju dengan tenang, dan setelah operasi ini, badan kamu akan kembali normal.

Kataku di dalam hati, kepada pantulan diriku di cermin.

Aku menghembuskan nafasku dengan panjang untuk terakhir kalinya, kemudian aku segera memakai baju hijau tersebut.

Tak berselang lama, pintu ruang gantiku di ketuk. Aku segera menoleh ke belakang, dan sedikit berteriak.

"A second please," kataku.

Aku kembali menatap pantulanku di cermin. Ya, semua akan baik-baik saja. Aku harus segera keluar, sebelum suster di rumah sakit ini menggedor pintu itu dan menyeretku keluar.

Aku berjalan ke arah pintu kemudian memutar kuncinya lalu membuka pintunya.

"I'm sorry," kataku hendak meminta maaf karena memakai ruang ganti terlalu lama, tetapi tidak jadi karena aku tiba-tiba saja di buat terkejut dengan kehadiran seseorang.

"Hi," Katanya.

Aku menahan nafasku ketika harum tubuhnya tercium. Sedang apa dia-

Oh tidak. Jangan bertanya Jovie!

Jangan bertanya, kenapa dia ke sini, atau kenapa dia bisa tahu aku di sini, atau apapun itu. Karena kamu mungkin akan kembali merasa di permainkan.

MalfeliĉaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang