55.

74.5K 5.3K 95
                                    

Aku memeluk bahuku.

Sembari menatap Laura Marsudi, dari dalam rumah, sementara Mario membereskan meja makan. Aku memeluk kedua bahuku seraya mengusapnya.

Bagaimana perempuan itu bisa tampak seperti itu? Menakjubkan maksud aku. Ia seakan terlihat bersinar, walaupun sebelah kakinya terpasang kaki palsu.

Bukan bermaksud menghinanya.

Namun, jika aku berada di posisi laura, aku mungkin akan mengunci diriku sendiri di kamar, karena luar biasa malu dengan kakiku.

Tetapi berbeda dengan Laura, dengan keadaannya yang seperti itu, ia bisa dengan sangat percaya diri, berjalan sendiri keluar rumah, untuk mememberi makan anak-anak domba yang ia ternak, tanpa takut terlihat orang, ataupun tanpa merasa risih sedikitpun.

Ia benar-benar tampak nyaman dengan kakinya itu. Dan entah bagaimana aku malah dibuat sangat terpukau olehnya.

Bagaimana bisa ia seperti itu? Terlihat cantik dan memukau di saat yang bersamaan?

Aku melihat Geralt yang sedang berjalan di belakan tubuh ibunya, ia sedari tadi mengintili ibunya yang sedang memberi makan anak domba di luar. Kalau dari gestur tangannya yang menibas-ibas dan juga dengan alisnya yang berkerut, aku rasa ibunya terus saja mengusir Geralt untuk masuk ke dalam rumah, dan berhenti mengganggunya.

Tetapi sepertimya Geralt pura-pura tidak dengar, dan tetap mengintili ibunya.

Aku tersenyum sembari melihatnya.

"Mereka selalu begitu, ya?" Tanyaku kepada Mario

"Apa?"

Aku menunjuk Geralt sembari tersenyum "bertengkar kaya begitu"

"Oh," Mario tersenyum "Mama selalu risih setiap ada orang yang menganggapnya lemah. Dan Geralt selalu memperlakukan mama seakan ia perlu bantuan karena kakinya,"

Aku menganggukan kepalaku mengerti "Sangat Geralt sekali. Aku benci, saat dia lagi khawatir berlebih, dan melakukan segala hal semau dia,"

Mario tertawa menanggapi perkataanku "Geralt pasti sudah sangat dekat dengan kamu ya?" Tanya Mario.

Aku hanya membalasnya dengan tersenyum.

"Apakah Geralt pernah bilang. Kalau Mama dan papa, sudah bercerai?" Kata Mario.

Aku menoleh ke arah mario "apa?"

"Mereka bercerai, sehabis mama mengamputasi kakinya," kata Mario, tatapanya lurus ke arah kakak dan ibunya.

Aku mengulum bibirku kedalam, haruskah ia menceritakan kepada aku, tentang masalah sensitif ini? Maksud aku, aku tidak mau menghakimi ayah Geralt yang menceraikan istrinya karena sudah tidak punya kaki.

"Bukan. Bukan karena papa tidak mencintai mama lagi, setelah mama tidak punya kaki, kalau kamu mau tahu. Tapi Mama, meminta papa untuk menceraikannya," kata Mario seakan ia mendengar kata hatiku

"Oh?" Tanyaku bingung.

"Karena mama benci di tatap iba oleh papa. Makanya mama memutuskan untuk bercerai dari papah dan tinggal di sini ketimbang di kota. Kalau kata mama, ia malas meladeni pertanyaan orang-orang yang ujungnya menyudutkannya. Lebih baik, ia melakukan hal-hal yang bermanfaat ketimbang bergosip dengan mereka," kata Mario.

Aku menatap Mario "dan papa kamu setuju?"

Mario menganggukan kepalanya "Papa sangat mencintai Mama. Apapun yang Mama inginkan selalu di berikan oleh Papa,"

MalfeliĉaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang