35

65.1K 5.7K 120
                                    

Jadii... Berhubung banyak yang gak mau aku tampilin visual Geralt. Aku memutuskan untuk gak kasih kalian visualnya di daoam cerita wkwkwk...

Tapii...

Kalo ada yang mau liat, kalian buka aja profile aku, soalnya aku sengaja ganti background foto profileku jadi visualnya Geralt wkwkwk. Biar kalian yang penasaran tetep bisa liat hehehe...

Happy reading!!! 😘

***

Aku mengkerutkan keningku.

Sebelumnya, aku pernah ke ruangan bu Vika. Mungkin sebanyak tiga kali. Memang tidak banyak, namun aku ingat betul bagaimana bentuk dari ruangannya.

Rapih, bersih, dominasi warna putih, dan juga sangat sepi. Ketika dulu aku ke sini, begitu lift terbuka, aku akan langsung melihat dua orang perempuan yang sedang duduk tepat di depan meja resepsionis. Dan aku wajib untuk melapor kepada mereka terlebih dahulu, sebelum akhirnya aku di arahkan menuju ke ruangan bu Vika yang berada di sisi kiri lantai delapan belas.

Kemudian sebelum aku masuk ke dalam ruangan bu Vika. Aku akan bertemu lagi dengan irwan, sekertaris bu Vikaa yang mejanya berada tepat di depan ruang kerja bu Vika.

Totalnya ada tiga orang, di seluruh lantai delapan belas ini, dan menurutku itu bisa di katakan wajar, karena sebagai orang dengan jabatan setinggi bu Vika. Dia pasti ingin ketenangan dalam bekerja. Begitu pula dengan kebanyakan orang dan juga termasuk aku.

Aku sangat maklum.

Namun, kali ini. Ketika pintu lift terbuka, dan aku sudah melangkah keluar dari lift. Alih-alih aku menemukan kedua perempuan itu, aku malah sedikit di buat bingung dengan kehadiran beberapa orang yang tengah berdiri di sisi-sisi meja resepsionis.

Aku mengkerutkan keningku lebih dalam lagi. Dalam hati aku sudah harap-harap cemas jika saja ada sesuatu yang tidak beres di sini.

Ketika aku melangkah mendekat ke arah meja, dan mengatakan kalau aku di panggil oleh pak Beni di ruangan vu Vika.

Perempuan di belakang meja, yang ku kenali bernama Maya, langsung saja menghampiriku dan memegang bahu juga lenganku secara aneh.

"Ayo, kak, aku antar sampai ruangan," kata Maya, kelewat formal. Seakan-akan aku seperti tamu penting.

"Hah?" Kataku bingung.

Jujur aku merasa sedikit ngeri. Sebelumnya, setiap aku ke sini, aku tidak pernah di antar sampai ruangan bu Vika. Bahkan waktu aku pertama kali ke sini. Tetapi mengapa hari ini Maya bersikap seperti ini?

Ada apa sebenarnya?

Kenapa tiba-tiba suasananya terasa menegangkan. Apakah bu Vika terlibat hutang? Atau apakah ada seseorang yang sedang menuntut bu Vika, karena salah satu beritanya?

MalfeliĉaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang