45.

91.5K 6.3K 98
                                    

Typo bertemaran yaaa. Kelar nulis langsung up.

Semoga sukaa 🙏😁

***

"sumpah demi apa?"

"Gw cuman ngisi berkas, Rose," kataku sembari menarik selimutku hingga atas kepala.

Badanku menggigil.

"Dan makan malam dengan Dokter David," kata Roselin kelewat antusias.

Roselin menguncang tubuhku, sembari dirinya bergoyang-goyang di atas tempat tidur "sumpah, sumpah Jov. Dokter David pasti suka sama lo,"

"Enggak," kataku singkat.

"Dan kata oma, lo akan ke korea sama dia. Tuh, kurang bukti dari mana lagi kalau dia suka sama lo,"

"Dokter David itu dokter spesialis kulit Gw, Rose. Sudah sepantasnya dia mengantar gw sampai sana. Apalagi, operasi ini atas saran dia,"

"Dan lo suka kan, di perhatiin sama dokter David,"

"..." Aku menghembuskan nafasku.

Roselin menarik selimut yang sedari tadi mengbungkusku dengan keras. Sebetulnya kalau dalam keadaan normal, aku bisa saja menahan selimutku agar tidak tertarik. Namun, berhubung aku sedang lemah. Aku hanya bisa membiarkan Roselin menariknya hingga tubuhku tidak tertutupi lagi oleh selimut.

Dan akibatnya aku menggigil luar biasa.

"Jov, cerita bentar lah. Gw mau denger," rengek Roselin

"Rose. Dingin!" Pekikku tertahan.

Roselin berdecak satu kali. Kemudian ia menyelimutiku lagi dengan sayang "lagian, kenapa sih lo tiba-tiba sakit," Roselin memegang keningku "astaga! Lo demam Jov, udah periksa ke dokter?"

"Udah,"

Roselin mengkerutkan alisnya "kapan?"

"Kemarin," kataku sembari menutupi lagi seluruh wajahku.

"Dengan dokter David?" timpal Roselin, agak sedikit tidak yakin

"..."

Aku lagi-lagi tidak menjawab pertanyaan Roselin.  Bukanya tidak bisa, tapi malas menjawabnya, karena aku tahu, Roselin pasti akan sangat heboh.

Aku tidak menjawan saja, Roselin berjinkat di atas kasurku hingga badanku ikut bergejolak. Apalagi jika tadi ku jawab, dia pasti sudah menarik selimutku lagi.

"Astaga! Jov! Kenapa sih lo gak ngaku aja kalau kalian udah jadian?" Katanya bergurau.

"Rose!" Tegurku. Karena perempuan itu tidak berhenti bergejolak di kasurku.

"Akhirnya ya Jov, setelah lima tahun, lo punya pacar lagi. Gw yakin banget lo bakal sayang banget sama Dokter David. Karena ya, bukan maksud jahat. Tapi dia bahkan fine-fine aja atas luka lo itu. Bayangin aja, dia udah ada di samping lo, ngobatin lo sampai luka lo hampir sembuh, which is itu adalah hal yang bagus. Dimana lagi coba, lo bisa dapat orang seperti itu?"

Aku menahan nafasku ketika Roselin berkata seperti itu. Aku tak bisa menyangkal kalau sebagian dari perkataannya memang ada benarnya, namun, yang membuatku bingung adalah, kenapa yang ada di otak aku saat ini adalah Geralt, bukan Dokter David?

Maksud aku. Aku sadar kalau hubunganku dengan Geralt hanya sebatas main-main. Kami hanya saling memberikan perhatian atas perasaan tertarik, yang tidak ada dasarnya sama sekali.

Simbiosi mutualisme. Kami berdua saling memanfaatkan. Geralt yang memanfaatkanku atas dasar tertarik dengan aku, karena alasan tertentu yang sama sekali tidak penting, sementara aku yang memanfaatkannya karena aku membutuhkan perhatiannya, untuk membuatku merasa hidup, sementara waktu.

MalfeliĉaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang