28.

68K 6.4K 87
                                    

Aku menghembuskan nafasku.

Kemudian menariknya lagi sebanyak mungkin, sampai paru-paruku terasa sesak. Lalu menghembuskannya lagi.

Aku duduk di kursi taman, dan menatap hamparan rerumputan yang hanya di sinari oleh lampu taman, sembari menarik dan menghembuskan nafasku.

Begitu saja terus ku lakukan. Mungkin aku tidak akan sadar kalau aku sudah sangat lama termenung di sini, kalau bukan karena seseorang yang tiba-tiba saja menghampiriku.

"Sudah satu jam kamu tidak masuk lagi kedalam," katanya

Aku menoleh ke arahnya sebentar, benar-benar sebentar, hanya untuk memastikan siapakah orang yang menghampiriku itu.

Dan aku menemukan Geralt di sana. kemudian setelah melihatnya, aku memutuskan untuk tidak menghiraukannya dan kembali menatap hamparan rumput yang tadi.

Sungguh, bukannya bermaksud mengabaikan, maksudku siapa aku bisa berlaku demikian kepadanya. Hanya saja, rasanya aku tidak sanggup berbicara dengannya.

Membayangkan segala hal memalukan yang sudah di lakukan sepupu-sepupuku kepadanya. Lalu dengan santai aku menatapnya?

Tidak mungkin.

Menatapnya saja sudah sulit, apalagi berbincang. Tenggorokanku terasa seperti ada yang mencoloknya ketika ku coba memaksakan untuk bersuara.

Dari sudut mataku, aku dapat melihat Geralt berjalan mendekat lalu duduk di sampingku sembari melonggarkan dasi di lehernya.

Aku menahan nafasku sesaat. Bulu halusku tiba-tiba saja meremang ketika secara tidak sengaja aku menghirup wangi yang di keluarkan tubuh Geralt.

"You oke?" Tanya Geralt, Yang lagi-lagi tidak ku jawab.

Aku mulai memilin-milin ujung rokku, tiba-tiba rasanya sangat gugup entah bagaimana.

Ada apa dengan aku?

"Jovie," panggilnya lagi.

Aku memejamkan mataku sesaat, menarik nafasku perlahan, kemudian ketika membukanya lagi, aku memberanikan diri untuk menoleh ke arah Geralt. Tidak butuh waktu lama untuk aku mengalihkan tatapanku lagi dari wajahnya, dan menatap ke sembarang arah,

"Jovie?" Tanya Geralt

"Aku," suaraku terdengar serak.

Aku menghembuskan nafasku lagi dengan perlahan, kemudian berdeham "keluarga aku. Thea, Mitha-" lagi, tenggorokanku rasanya tercekat

"Ya?" Tanya Geralt sembari menatapku.

Aku mengkerutkan keningku kemudian menghembuskan nafasku lagi "tidak. Lupakan saja,"

Geralt menaikan sebelah alisnya "apa yang ingin kamu ketahui, Jovie?"

Aku menggeleng, dan kembali melanjutkan memilin ujung-ujung rokku.

"Apakah aku melakukan sesuatu hingga menyinggung kamu?" Tanya Geralt.

Aku mengkerutkan keningku.

"Jovie," tegur Geralt.

"Aku tidak tahu, Geralt." Kataku pada akhirnya.

Aku tidak tahu.Tidak tahu apakah disini keluargaku yang yang salah, atau memang Geralt yang salah.

Semuanya abu-abu.

Kalaupun aku menyalahkan Geralt, atas apa yang terjadi, atau dengan kata lain, karena dia bersikap santai saja atas beberapa tindakan yang di lakukan keluarga aku kepadanya, seakan dia memang menginginkan keluargaku melakukan hal macam itu.

MalfeliĉaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang