49.

77.7K 6.2K 153
                                    

Yg mau visual lukanya jovie sekarang, which is lima tahun pasca kejadian 👆 Bayangin aja lukanya itu ada di sekitar bahu, semitar dada, punggung, sampai sebatas belahan pinggang sebelah kanannya badan Jovie.

Di foto itu lukanya udah kering, kalian taulah bentuk luka bakar kaya apa wkwkw. Itu bentuknya sekarang, gimana lima tahun lalu pas Jovie baru keluar dari rumah sakit? Bayangin aja yaa.

Initinya mau ngasih tau itu aja. Wkwkwk.

Happy reading!!!

***

Aku menghembuskan nafasku.

Menggaruk lenganku yang gatal sembari melihat ke arah beberapa wartawan yang tengah berkumpul di depan pintu ballroom Hotel Kempinski Jakarta, Hotel milik Ethan, yang sudah di dekor sedemikian mewah ini.

Besok pasti semua media akan heboh menampilkan wajah Mitha dan Geralt.

"Teman-teman lo gak datang?" Tanya Thea yang sedang merapihkan rambutnya di sebelahku.

Aku menoleh ke arah Thea. Dia tampak sangat elegan, menggunakan gaun satin emas panjang tanpa lengan, di tambah dengan kalung berlian di lehernya.

"Enggak," jawabku

"Kenapa? Berita Geralt pasti akan ramai besok, StarEnt pasti akan dapat royalti besar, karena bantuan lo,"

"Enggak,"

Thea mengangguk acuh "Yaudah, enjoy your day. Gw harus mencari Januar Widjaya dan mengobrol dengannya,"

"Mengobrol tentang apa?" Tanyaku basa-basi, sama sekali tidak berniat untuk mengetahui urusannya dengan kakek Ethan itu.

Thea mendengus sinis "bisnis tentu saja. Lo tidak akan mengerti,"

"Ya," balasku malas, seraya mengalihkan pandangku lagi arah para wartawan itu berdiri.

Dalam hati aku berkata. Seharusnya aku berada di sana bersama dengan mereka, para wartawan itu maksud aku. Memakai kaus oblong dan celana jeans belel, bukannya malah memakai gaun putih berbahan sangat tipis yang sedari sore tadi menempel tidak nyaman di tubuhku.

Untuk kesekian kalinya aku menghela nafasku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk kesekian kalinya aku menghela nafasku.

Aku berdiri sembari memegang gelas sampanye di sudut ruangan. Menatap ke arah keluargaku yang rata-rata sedang mengobrol dengan semua orang yang di undang ke sini.

Melihat Oma yang sedang tertawa dengan Mentri dalam negri...

Melihat Thea yang masih berusaha mencari Januar Widjaya, yang entah berada di dimana.

Melihat Roselin yang sedang berbicara dengan teman-teman sesama artisnya.

Juga melihat paman -dan bibiku yang entah sedang sibuk mengobroldengan siapa.

MalfeliĉaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang