Baru selesai jam segini wkwkwk. Anggep aia upnya kemarin ya...😁
Yaudah Happy Reading.
👇Jangan lupa Vote 👇***
Aku membuka pintu.
"Udah gak dingin kan?" Tanya Dokter David, ketika aku keluar dari kamar mandi, dan sudah berganti baju menjadi kaus polos yang tadi di belikan olehnya.
Aku mengangguk dan tersenyum ke arah Dokter David "makasih," kataku, kemudian aku segera berjalan ke arah meja dimana tadi aku meletakan ponselku.
Aku menulis pesan kepada Havi, untuk mengatalan kepada Ibu kalau aku pulang sedikit larut karena kendala hujan, lalu setelah selesai, aku refleks menoleh ke arah Dokter David.
Dokter David berkedip dua kali, tampak sedikit salah tingkah ketika aku menatapnya.
"Kenapa?" Tanyaku sembari mengucak hidungku yang gatal.
Dokter David menggeleng samar kemudian ia tertawa kecil "Pipi kamu merah," katanya.
Aku memegang pipiku dengan belakang tanganku, kemudian segera merasakan panas pada permukaan tanganku
"Oh, airnya terlalu panas tadi," kataku teringat jika tadi aku mandi dengan air yang terlalu panas.
Dokter David menaruh mantelnya yang sudah ia buka di atas tempat tidur, kemudian ia melangkah mendekat ke arahku.
Aku mengucak hidungku lagi untuk yang kesekian kalinya, sementara Dokter David tersenyum ketika ia sudah berdiri tepat di hadapanku.
"Kamu gak mau ganti baju?" Tanyaku saat melihat Dokter David yang terus menatap ke arahku.
"Sebentar," katanya, seraya tubuhnya semakin mendekat ke arahku.
"Kenapa?"
Dokter David menatapaku sedikit lama, ia hanya bernafas di depanku, kemudian tersenyum dan menggeleng "i'ts just. I'm happy to see you,"
Aku menarik nafasku perlahan, dan sedikit mengkerutkan keningku "iya, kamu udah bilang gitu tadi di bandara,"
"Bukan. Maksud aku, aku senang melihat kamu seperti ini,"
"Seperti apa?"
"Seperti kamu yang tidak merasa canggung lagi di depan aku," katanya kemudian laki-laki itu memegang pipiku.
Aku sedikit terkejut ketika merasakan tangan dinginnya menyentuh permukaan pipiku "tangan kamu dingin," kataku.
Dokter David tertawa kecil kemudian ia melepas tangannya dari pipiku "aku akan membasuh tubuh aku. Sepuluh menit saja,"
Aku mengkerutkan keningku sembari mengangguk "dua jam juga gak masalah,"
"Dan membiarkan kamu sendirian?"
"Aku bukan anak kecil,"
Dokter David tersenyum "dengan pipi semerah itu, kamu tampak seperti anak kecil,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Malfeliĉa
Romance(COMPLETED) . . Lucu. Takdir seakan sengaja menaruhku -yang tidak ada apa-apanya sama sekali, di tengah-tengah orang-orang super sempurna, seperti keluargaku yang lainnya. Dan membuat serangkaian kejadian yang membuatku semakin merasa tidak di butuh...