10

86.7K 7.4K 268
                                    

Banyak yang minta double up. Jujur sebetulnya aku juga pengen double update, tapi entah kenapa kalo doubel up, selalu sedikit yang ngevote.

Misalnya aku post bab satu terus post lagi bab dua . Pasti nanti yang bab satu Votenya sedikit. Banyakan kalau post satu-satu gitu wkwkwk. Jadi aku males gitu...

Kenapa bisa gitu ya?  Wkwkw

Ya gitu deh pokoknya. Wkwk langsung aja deh baca, ntar jayus kebanyakan ngomong.

Love Y'all ❤️ happy reading.

***

"kamu sudah gila!?"

" Aku sehat, dan seratus persen waras,"

Aku berkacak pinggang di hadapan Geralt yang sedang duduk di atas Kitchen island sembari menuangkan wine ke gelas mahalnya.

"Kamu gila, ceroboh, dan bodoh," kataku setengah membentak ke arah Geralt.

Geralt tertawa kecil dengan tatapan tidak percaya "bodoh. Aku bodoh?"

"Iya bodoh! Itu wakil presiden Geralt! Aku tidak mau ikut campur. Aku masih cukup waras untuk tidak menerbitkan berita sialan itu,"

"You still have too. Kalau dia tidak menuruti kemauanku,"

"Apa kamu mau menghancurkan hidup aku? Berita baik jika aku hanya di pecat dari perusahaanku. Kalau aku tiba-tiba hilang bagaimana?"

Geralt terkekeh lagi.

"Ya tuhan Geralt! Ini yang kamu sebut hukuman?" Tanyaku Frustasi.

"Jovie,"

"Apa!" Bentakku.

Geralt menggelengkan kepalanya sembari tersenyum "apa kamu masih ingat aku siapa?"

"Ya, tentu saja. Kamu adalah si maha agung Geralt Widjaya. Dan apa saat ini adalah saat yang tepat untuk menyombongkan nama belakang kamu?"

"Ya aku Geralt Widjaya. Dan coba hitung berapa kali kamu membentak dan memaki aku hari ini? Apa kamu tidak pernah terfikir kalau, bisa saja besok kamu hilang bukan karena Bumi Prakoso,"

Nafasku meburu, mataku bahkan masih terbuka lebar-lebar ketika Geralt mengatakan hal itu. Benar. Aku lupa, fakta jika Geralt juga memiliki kuasa di sini. Di tambah, keluargaku juga bisa terkena imbasnya jika aku macam-macam, biar bagaimanapun juga dia yang memegang semua aset kakekku.

Aku perlahan-lahan berusaha menormalkam detak jantungku. Meredam emosiku dengan menarik nafasku dalam-dalam dan mengeluarkannya pelan-pelan.

"Bagus, kalau kamu sudah mengerti," kata Geralt santai, kemudian meminum winenya.

MalfeliĉaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang