Jantungku berdebar gila.
Apalagi setelah Geralt memasuki ruang kerja ayahku sendirian tanpa aku boleh menemani. Fikiran ku sudah melantur kesana kemari.
Apakah ayah akan marah?
Atau ia akan memecatku sebagai anak?
Apakah ia bisa menerima Geralt dengan lapang dada?
Oh tuhan! Jantungku rasanya mau keluar. Perasaan senang, takut, berdebar, semua bercampur menjadi satu. Gelora di dalam dadaku seperti sedang bersorak dengan antusias.
Aku memegang dadaku yang sedang berdebar sembari tersenyum.
Lucu. Ini semua menjadi sangat lucu, jika aku mengingat kembali apa yang menjadi moto hidupku.
Kalimat klise. Usaha tidak pernah mengkhianati hasil... Ternyata memang benar adanya
Ya seperti itu. Bagiku, tidak ada yang namanya takdir. Bagiku usaha adalah hal nomor satu yang harus aku percaya.
Dari dulu, aku tidak pernah percaya yang namanya takdir. Aku selalu berfikir, jika hidup seseorang itu di tentukan dengan apa yang di lakukan orang itu sendiri. Bukan karena dia di takdirkan seperti itu.
Misalnya seperti aku. Aku dari dulu, selalu ingin menjadi wartawan. Kenapa? Karena aku selalu penasaran, dengan apa yang kira-kira ada di fikiran orang-orang itu, wartawan maksud aku, ketika meliput berita mengenai keluargaku.
Jadi aku memilih jalan hidupku untuk berkecimpung di dunia itu. Aku belajar mati-matian, menghiraukan cacian keluargaku, menghiraukan semua omongan orang, dan akhirnya aku berhasil. Karena aku berusaha, bukan karena takdir.
Dan itu semua sudah terbukti, di hidupku.
Aku memilihnya sendiri, jalan hidupku. Orang lain juga memilihnya sendiri, jalan hidup mereka. Bukan karena takdir, mereka memilih sendiri untuk hidup seperti apa dan bagaimana di masa depan.
Ya, paling tidak itu yang aku fikirkan dulu. Lalu aku bertemu dengan Geralt. Dia adalah orang pertama yang membuatku percaya dengan yang namanya takdir.
Lucu.
Aku bahkan ragu laki-laki itu juga percaya yang namanya takdir. Tapi sungguh, setelah semua hal yang terjadi di hidupku beberapa waktu belakangan ini. Aku benar-benar merasa kalau takdir memang benar adanya
Maksud aku, aku tidak pernah memilih untuk membuat laki-laki itu tertarik dengan aku. Aku juga tidak pernah memilih untuk bisa di beri nama dengan arti yang berhubungan dengan laki-laki itu. Aku bahkan sudah memilih untuk merelakan Geralt, tetapi pada akhirnya ia kembali kepadaku.
Seperti memang hidupku sudah di takdir seperti itu.
Bagaimana bisa aku menyangkalnya lagi kalau aku sudah di beri petunjuk sebesar itu? Semua seakan terjadi begitu saja,
Mungkin benar, takdir memang ada.
Mungkin benar, jika aku memang di takdirkan untuk Geralt. Tidak. Bukan menungkin. Tapi aku memang di takdirkan dengan Geralt.
Dia adalah milikku sepenuhnya ketika waktu itu ia muncul di Jerman. Dia sepenuhnya milikku sekarang!
Aku tersenyum lebar ketika bayangan pertemuan awal-awalku denga Geralt terputa di kepalaku
"Ya dan sepupu aku akan bernasib malang sekali jika ia menikah dengan kamu
Geralt tersenyum sembari berkata dengan nada mengejek "bagaimana jika pada akhirnya kamu yang menikah dengan aku?'
"Tidak akan,"
"Tifak ada yang pernah tahu esok hari akan seperti apa, Jovie. Mungkin saja kamu bisa tiba-tiba tergila-gila dengan aku,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Malfeliĉa
Romance(COMPLETED) . . Lucu. Takdir seakan sengaja menaruhku -yang tidak ada apa-apanya sama sekali, di tengah-tengah orang-orang super sempurna, seperti keluargaku yang lainnya. Dan membuat serangkaian kejadian yang membuatku semakin merasa tidak di butuh...