Bab dua udah up!!!!
but still, sebelum baca, boleh kali pencet tombol bintang dulu di bawah 👇
Happy reading y'all !!!! Send my love to you😘
.
.
***
Tepat hari ini.
Genap sudah seratus hari peringatan meninggalnya kakekku. Dan bukannya mendoaakan mendiang kakek, keluarga kami malah melalukan pertemuan dengan kuasa hukum Kakekku lagi.
Membicarakan kembali tentang kesepakatan warisan tersebut dengan laki-laki yang bersangkutan.
Sephiris Geralt Widjaya.
Hari ini ia akan datang ke rumah kakekku. Memunculkam batang hidungnya, dan kembali memporak-porandakan keluargaku
Lantas, kalau sudah tau begitu. Kenapa aku masin datang?
Aku tertawa miris. Ku fikir, paling tidak, kami akan berdoa untuk kakekku, makanya aku memutuskan cuti dari pekerjaanku dan datang kemari. Tapi nyatanya tidak. Sama sekali tidak ada yang berdoa disini.
Kalau bukan di tahan oleh ayahku, aku pasti sudah pergi sedari tadi, aku muak dengan segala tingkah yang di lakukan para orang tua itu kepada anak perempuannya.
Aku tahu betul, beberapa sepupuku juga tak mau melakukan ini. Mereka sadar kalau ini salah. Tetapi mau bagaimana lagi? Orang tua mereka tidak selapang dada ayahku yang mau merelakan hak warisnya demi kebahagiaan anak perempuannya.
Orang tua mereka gila. Gila harta juga serakah.
"Gw capek!" Kata Roselin, sepupuku yang tiba-tiba duduk di sebelahku. Melipat kedua tangannya di depan dada dengan kening sukses berkerut.
Aku menoleh ke arahnya, wajahnya sudah merah padam, aku yakin sebentar lagi kalau tidak di cegah, ia akan nekat untuk kabur dari sini. Aku menepuk punggungnya dua kali. Menyiratkam semua akan baik-baik saja.
"Paling enggak sampai laki-laki itu datang," kataku.
Dan seperti mengerti maksud dari perkataanku, Roseline menganggukan kepalanya.
Totalnya ada tiga. Sepupuku yang akan di sodorkan oleh paman dan bibiku kepada Geralt, termasuk Roseline. yang pertama Thea namanya, ia seumuran denganku. Yang kedua ada Roseline, dan yang ketiga ada Paramitha, atau si kecil mitha yang baru saja lulus SMA. Tetapi dari ketiganya hanya ada satu yang sedari awal, begitu semangat untuk melakukan hal ini.
Adalah Thea, Satu-satunya perempuan di keluargaku yang menuruni sikap ambisius kakekku.
Dia duduk di sana bersama dengan ibunya, bibi Anaka, berdandan sangat elegan bak bertemu putra raja. Tak ada kesan ragu di wajahnya ketika ia tau jika dirinya akan di jual oleh kedua orang tuanya kepada laki-laki itu. Wajahnya angkuh, dagunya selalu terangkat tinggi-tinggi saat ia berjalan. Sekali lihat, orang pasti tau jika dia Nitidisastra.
Bisa di bilang, dia kandidat nomer satu yang kuyakini bakalan menikah dengan Geralt. Tidak ada satupun hal yang tidak bisa dia lakukan, kalau dia mau A, pasti dia harus mendapatkan A. Otaknya bekerja dengan cepat, sekali belajar ia akan paham sepenuhnya. Ketika aku baru lulus S1 dia sudah mendaftar S3.
Aku berdecak kagum sembari menatapanya.
Seperti sadar jika sedang ku perhatikan, Thea menoleh ke arahku. Aku tersenyum ke arahnya, berusaha keras agar terlihat tulus. Tetapi balasanya hanya setitik tarikan di unjung bibirnya.
Ya, kelemahannya satu. Thea luar biasa angkuh.
Pintu besar ruang tamu kakekku bergertar, berderit kencang ketika seseorang membukanya dari luar. Kemudian wajah pak Warso terlihat. Pak warso, kuasa hukum kakekku. Di ikuti dengan beberapa pria berjas hitam di belakangnya.
Kami, semua berdiri ketika melihat kedatangan pak warso. Kemudian beberapa pria berjas hitam lengkap dengan earphone di telinganya, masuk dan langsung berpencar ke segala penjuru ruangan. Memeriksa sekitar kemudian berdiam di sudut-sudut dengan kedua tangan di belakang badannya.
Semua orang memandang bingung, termasuk juga aku. Ada apa ini?
Pak warso tersenyum "selamat siang," katanya.
Aku menoleh bingung ke arah Roseline, dan yang di tatap ternyata sama bingungnya denganku. Kufikir keluargaku yang lainnya, tahu alasan mengapa orang-orang berjas itu datang. Tetapi ternyata aku salah, semua juga tampak sama bingungnya denganku dan Roseline.
Aku bukannya tidak paham. Bukan. Aku paham betul bahawa beberapa orang berjas hitam itu adalah Bodyguard. Yang membuatku bingung adalah.
Mengapa mereka berada di sini?
"Ada apa ini?" Paman Bram yang pertama kali bertanya kepada Pak warso. Paman Bram, anak kedua Baltazhar Nitidisastra. Adik ayahku, dan juga ayah Thea.
Pak warso tersenyum, kemudian menganggukan kepalanya kepada laki-laki berjas hitam yang berdiri tepat di sebelahnya. Dan setelahnya, kami semua terdiam, bahkan aura ruang tamu milik kakekku kini menjadi dingin.
"Silahkan, tuan Widjaya," kata Pak Warso lantang.
Saat itu juga, tanpa ada yang mengomandoi, kami semua menoleh ke arah pintu masuk. Memerhatikan, menanti kedatangan satu-satunya ahli waris Baltazhar Nitidisastra.
Suara tapak kakinya yang kencang, meneggema di seluruh ruangan. Ketara sekali jika sepatu yang dia gunakan adalah sepatu berdijit banyak.
Aku cemas. Dari awal pak Warso mengatakan nama laki-laki itu, perasaanku saja sudah tidak enak. Di tambah dengan kehadiran beberapa orang berjas ini sekarang, perasaanku semakin tak menentu.
Siapa sebenarnya laki-laki itu? Apa sebegitu pentingnya hingga di jaga ketat seperti ini?
Suara tapak kakinya semakin mendekat, dan ketika laki-laki itu sudah berdiri di depan pintu. Semua keluargaku di ruangan ini terkesiap sembari menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Aku pun demikian. Begitu terkejut dan tidak percaya. Bahkan aku yang tadinya sama sekali tidak mau ambil pusing untuk berbicara dengan laki-laki itu, sekarang sangat ingin.
Aku tidak bisa pura-pura bodoh. Aku kenal laki-laki itu. Siapa yang tidak kenal? Laki-laki berinisial GA itu selalu muncul di halaman-halaman majalah yang di terbitkan perusahaan di mana tempatu bekerja.
Dan, Selama tiga tahun aku bekerja di perusahaan penerbitan itu. Baru hari ini aku mengetahui nama laki-laki itu. Ralat, bukan hanya aku. Melainkan seluruh keluargaku.
Bagaimana bisa aku menyia-nyiakan sesi mengobrolku dengan dia, tulisanku bisa di muat di majalah nantinya.
Sephiris Geralt Widjaya.
Sang konglomerat yang misterius, di tambah sekarang laki-laki itu merangkap sebagai ahli waris Baltaszhar Nitidisastra si politikus kondang.
Aku menjadi sangat bimbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malfeliĉa
Romance(COMPLETED) . . Lucu. Takdir seakan sengaja menaruhku -yang tidak ada apa-apanya sama sekali, di tengah-tengah orang-orang super sempurna, seperti keluargaku yang lainnya. Dan membuat serangkaian kejadian yang membuatku semakin merasa tidak di butuh...