14.

77.6K 6.6K 50
                                    

Mau bilang makasih banget sama kalian-kalian yang suport aku kemarin!! Percaya deh, itu ngebantu aku BANGET!!!

Udah gak ngerti lagi harus ngomong apa lagi sama kalian. Intinya aku beruntung banget. sayang banget, cinta banget sama kalian. 😘

Happy reading!!!

***

Geralt mengajakku menginap.

"Kita satu kamar?"

"Secara teknik ya, tapi tidak."

Aku mengkerutkan keningku, sembari mengagumi arsitektur lobby hotel Sheraton, yang sudah lebih dari lima tahun tidak ku kunjungi lagi. Terakir aku kemari adalah ketika ulang tahun kakekku yang ke tujuh puluh satu.

Kami berjalan ke arah lift. Lift khusus yang letaknya sangat berjauhan dari lift yang biasanya orang-orang pakai.

"Kamu kaya raya. Kenapa tidak memesankan aku kamar sendiri? Atau kalau tidak, aku bisa membayar uang sewa kamar yang aku pakai, setelah sampai Jakarta."

"Apa yang bisa kamu harpakan kalau kita ke sini di akhir pekan seperti ini? Dan tanpa perencanaan untuk memesan kamar?"

"Lalu bagaimana caranya kamu bisa mendapat kamar?"

"Aku mengenal seseorang di sini,"

"Ya, tentu saja. Kamu pasti mengenal semua orang,"

"Sepupu aku bekerja di sini,"

Aku hanya menganggukan kepala aku  ketika pintu lift terbuka. Seorang staf yang tengah berdiri tepat di depan pintu lift, sontak menunduk hormat kepada Geralt.

Geralt menyuruhku untuk masuk terlebih dahulu sebelum dirinya ikut melangkah masuk ke dalam lift dan berdiri tepat di sebelahku.

Dan ketika kita sampai pada lantai tujuan, satu pertanyaan yang pertama kali muncul di dalam otak aku adalah

"Di bagian mana sepupu kamu bekerja?" adalah satu pertanyaan yang keluar dari bibirku ketika lift terbuka, dan hanya menampilkan tiga pintu saja. Demi tuhan tiga pintu.

Penthouse?

"Entahlah, mungkin hanya Exetutive director. Aku tidak tahu pasti."

"Dan dia bisa seenaknya memberikan kamu penthouse. Ketika semua kamar sudah penuh?" Tanyaku saat aku merasa ia belum selesai mengucapkan kalimatnya.

"Aku tidak punya pilihan kamar lain, aku selalu menempati kamar ini jika menginap di sini,"

"Oh, ya. Bagus, kamu dan segala orang-orang yang tunduk kepada kamu,"

Geralt terkekeh "mereka tidak tunduk kepada aku, Jovie. Bagaimana bisa paman dan sepupuku tunduk kepadaku?"

"Paman kamu?"

"Paman aku adalah pemilik hotel Sheraton, Jovie. Bagaimana bisa dia tunduk kepada aku?"

Bagus. Kemarin ia berlaku seenaknya dengan wakil presiden. Dan sekarang ia dengan santainya mengatakan kalau pemilik hotel Sheraton ini adalah pamannya.

MalfeliĉaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang