11.

107K 8.8K 35
                                    

.
.
11 is up, mari di Vote 👇 dulu sebelum di baca.

Happy reading all. Love yaa.. ❤️❤️
.
.

***

Oma benar pulang.

Semua barangnya, bajunya, bahkan hingga koleksi sepatu-sepatu miliknya, sekarang sudah berada di rumah kakek.

Aku bukannya benci kepadanya. Namun aku hanya kesal saja. Kenapa ketika kakek masih ada di sini, dia tidak pernah berkunjung? Selama ini aku tidak pernah berfikir macam-macam tentang Oma.

Oh mungkin Oma ingin tinggal bersama adiknya di Belanda. Dan sesekali, kalau kakek tidak sibuk mungkin dia akan berkunjung ke sana.

Tetapi semua fikiran itu sinra begitu saja, ketika kakek meninggal dan Oma sama sekali tidak datang. Aku baru tahu jika hubungan kakek dan Oma selama ini, memang tidak baik-baik saja.

"Jovie," Oma memelukku kemudian mencium pipi kiri dan kananku.

Aku berusaha tersenyum sehangat mungkin sembari membalas pelukannya. "Oma. Apa kabar?" Ucapku berbasa-basi, padahal sejujurnya aku sangat malas.

"Oma, tentu baik-baik saja. Gimana? Kamu masih bekerja di Starent?" Adalah pertanyaan paling tidak ku suka.

"Masih, Oma."

Kemudian Oma tersenyum lagi. Terlihat jelas jika ia kurang suka dengan pekerjaanku sebagai wartawan.

Semua sepupuku sekarang berada di sini untuk menyambut kedatangan Oma. Oh, Kecuali adikku yang sudah hampir satu tahun belum pulang dari studinya di Jerman.

Sementara Ayahku Hans, dan paman juga bibiku yang lainnya. Akan datang malam hari nanti.

Oma berjalan ke arah ruang keluarga kemudian duduk di sofa tunggal berwarna maroon, yang selalu ia duduki.

"Jadi, apa saja yang sudah terjadi di sini? Bagaimana dengan laki-laki itu. Siapa namanya, Geralt?" Tanya Oma kepada semua orang di sini.

"Iya, Sephiris Geralt Widjaya," kata Mitha.

Thea berdeham, dan Rosline tiba-tiba saja memalingkan wajahnya dari Mitha ketika nama Geralt keluar dari mulutnya.

"Seperti apa dia?" Tanya Oma.

"Dia baik. Seperti laki-laki pada umumnya," Mitha lagi-lagi yang menjawab lebih dahulu. Karena sepertinya ia sadar kalau sepupunya yang lain tidak bisa menjawab, karena sibuk dengan fikiran mereka masing-masing.

"Oh ya, kamu sudah dekat dengan dia?" Tanya Oma kepada Mitha.

"Ya, sepertinya begitu,"

"Sepertinya begitu? Kalau Roselin, bagaimana dengan kamu?" Tanya Oma lagi, mengalihkan pandangannya dari cucuk paling kecilnya ke arah cucu kesayangannya itu.

"Aku? Hmm..." Roselin menundukan kepalanya seraya wajahnya mulai memerah. Dia tersipu, tersipu secara terang-terangan, dengan alasan yang menurutku sudah jelas.

Aku, tidak heran mengapa Roselin yang biasanya percaya diri jadi bisa tiba-tiba bersikap malu-malu seperti itu.

Well, Geralt dengan kurang ajar, sudah menciumnya. Aku tidak mungkin salah dengar kemarin.

"Aku cukup dekat, dengan Geralt. Dia sangat baik," kata Roselin melanjutkan perkataannya yang tadi.

Mendengar itu, Thea sontak berjalan mendekati Oma, duduk di sofa kecil tanpa sandaran, yang berada tepat sampingnya, kemudian dengan pongahnya ia berkata "aku sudah berkencan dengan Gee berkali-kali, Oma. Aku optimis Gee memang menyukaiku,"

MalfeliĉaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang