79 (END)

123K 5.4K 369
                                    

Hai-hai...

Jadi aku mau ngasih tau kalau ini bakalan jadi part terakhir dari kisah Jovelyn dan Geralt.

Aku harap kalian senang.

Sebelumnya aku mau minta maaf karena, enggak bisa ngasih lebih dari ini lagi. Cerita ini sudah jauh berlarut-larut dari apa yang aku bayangkan.

Biarkan pertanyaan-pertanyaan yang belum bisa aku jawab di cerita ini, bisa kalian bayangkan dengan liar.

Aku justru seneng kalau kalian bisa berkelana dengan cerita ini dengan begitu liar. Karena itu tujuan aku dari awal membuat cerita ini sedikit seperti kisah misteri. Banyak tanda tanyanya maksud aku hehehe.

Jujur, aku paling suka baca cerita kaya gitu, yang banyak hal-hal yang bisa aku bayangin secara liar. Dan belakangan ini aku sedikit susah nyari Novel yang kaya gitu.

Belangakan ini, penulis lebih banyak mencurahkan semua isi kepala di otaknya, sampai-sampai pembaca jadi susah berimajinasi dengan liar.

Aku harap kalian mengerti. Dan semoga part terakhir ini bisa membuat sedikit banyaknya dari kalian merasa puas.

Hehehe 😁

Kalau begitu. Selamat membaca!!! Jangan lupa Vote!!

***

"what the hell!?"

Geralt menatapku santai "what?"

"What the hell!!" Tekanku lagi dengan nada sangat ku tekan.

"Jovie, cepat atau lambat mereka semua memang harus tahu," katanya.

Aku menggelengkan kepalaku samar "tapi tidak dalam situasi seperti tadi juga. Kamu membuat keadaan mereka semakin rumit,"

"Keadaan mereka?" Tanya Geralt

"Ya, aku rasa Thea dan Roselin sedang bertengkar,"

"Really?"

"Ya!!" Kataku "she thinks that you like her,"

"Roselin? Of course she does," Katanya. Nadanya seakan-akan, memang sudah semestinya semua orang menyukai dia

"Ugh," kataku kemudian memutar bola mataku.

"So how was that like?" Tanyanya.

"Apanya?"

Geralt menggenggam tanganku dengan sebelah tangannya yang tidak memegang kemudi, kemudian ia mencium punggung tanganku "rasanya melihat sepupu kamu mempermalukan dirinya sendiri," katanya

Aku membuka mulutku. Rahangku kalau bisa sudah jatuh pada karpet mobil, sangking tidak percayanya aku dengan kalimat yang baru saja keluar dari mulut Geralt.

"How could you say that? Jadi kamu sengaja?"

Geralt mengangkat bahunya "jawab saja. Bagaimana perasaan kamu,"

Aku masih membuka mulutku, alisku juga masih berkerut. Namun entah bagaiaman, di sengaja tau tidak, sudut bibirku berkedut ingin membentuk senyuman.

Aku mengulum bibirku kedalam, menahan senyumku yang sedang di tatap oleh Geralt.

"Say it," katanya kemudian ia mencium punggung tanganku lagi.

"Geralt."

"Just say it,"

MalfeliĉaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang