Part ini agak ehem 🌚
Sorry semalam gak up karena aku drop lagi :'***
Dyba menatap heran Sam yang berdiri di depannya rahang yang mengetat. Setelah tiga jam lelaki itu hilang di telan ruang kerjanya setelah tadi izin mengangkat telefon, sekarang datang ke Dyba dengan rahang yang mengeras. "Apa?"
"Tidurin Rion di kamar, habis itu temuin aku di ruang kerja!"
Dyba mengangkat alisnya. "Mau ngapain sih?"
"Aku bilang tidurin Rion dulu Adyba!"
Dyba mengangguk, ia berdiri dari hadapan Sam masih dengan kening berkerut, menerka-nerka apa yang terjadi kepada suaminya. Dan tadi apa? Adyba? Berarti suaminya lagi marah dengannya gitu? Perasaan tadi baik-baik aja deh.
Dyba menurunkan Rion di box bayi kamar utama karena ruang kerja Sam lebih dekat dengan kamar utama dari pada kamar bawah. Dyba mengecup dahi Rion. "Bobok yang nyenyak jagoannya bunda."
Dyba keluar, sengaja tidak menutup pintu kamar karena nanti kalau Rion nangis, ia masih bisa mendengarnya. Baru saja membuka pintu kerja Sam pemandangan di depannya membuat Dyba meneguk ludah kasar. Di sana Sam tengah duduk di kursi kerjanya dengan bertelanjang dada dan celana tidur panjang berwarna hitam yang menggantung di pinggangnya.
"Tutup pintunya."
"Nanti kalau Rion nangis gak-"
"Tutup sayang," ucap Sam dengan nada rendah.
Dyba memutar bola matanya malas kemudian berbalik untuk menutup pintu kerja Sam. Saat berbalik Dyba menahan nafasnya, dada Sam sudah ada di depan matanya. "Sam ...." cicit Dyba pelan.
Sam menunduk, hidungnya ia tempelkan di pipi kiri Dyba. "Tau aku kenapa?"
"E- enggak."
Sam menyeringai, ia menghimpit tubuh Dyba, nafas hangatnya menerpa wajah Dyba. "Kamu ngerasa ada salah gak?"
Dyba meneguk ludahnya kasar, ia dengan memberanikan diri mendongak dan matanya langsung bertatapan dengan mata coklat kehitaman milik Sam.
Sam mengunci tatapan Dyba. Senyum sinis terpatri di wajah lelaki yang sudah menjadi ayah itu. "Ada gak sayang?"
Dyba menggeleng hingga hidung keduanya bergesekan. Sam menatap remeh Dyba. "Are you serious? Gak ngerasa ada salah sedikit pun?"
"Gak ada Sam, jangan buat aku takut. Emang aku ngapain sih?"
Sam menekan tubuh Dyba, tangannya berada di kanan kiri kepala Dyba. "Di dalam hubungan harus ada keterbukaan kan? Apa yang terjadi hari ini harus sama-sama diomongin sama pasangan bukan?"
"I- iya, terus kenapa?"
Sam memundurkan tubuhnya, ia menyilangkan tangannya di depan dada dan tatapannya menelisik ke dalam mata Dyba. "Seharian ini ngapain aja?"
"Ya jagain anak kamu lah."
Sam mengangguk-anggukkan kepalanya. "Terus?"
Dyba menempelkan tangannya di dahi Sam. "Kamu ini kenapa sih? Biasanya gak pernah gini deh."
Sam menurunkan tangan itu dengan lembut, tetapi ia kemudian mencengkram pergelangan tangan Dyba, tidak kencang hanya saja cengkraman itu tidak bisa dilepaskan. "Lanjutin kegiatan kamu apa aja sayang."
"Masak, ke rumah Barsha, main sama Bella, main sama Milky kucingnya Bella, nanem tanaman baru, sama nonton netflix."
Alis Sam naik sebelah. "Udah? Cuma itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DySam (After Marriage) [Selesai]
Teen Fiction[Sequel Possessive Samudera] (Disarankan untuk membaca Possessive Samudera terlebih dahulu biar bisa nyambung) Kisah awal hubungan Samudera dan Adyba tidak hanya sampai di kisah itu. Saat ini, mereka tengah merasakan hiruk pikuk rumah tangga yang s...