Double up!
Untuk nebus yang dua hari kemarin gak up!Happy Reading ^^
Boleh minta genapin komen di part sebelumnya jadi 100 gak 🥺
Kalau boleh, makasih yaa 🥺💜***
Rion tengah menatap punggung Sam yang sedang bermain dengan Letta. Rion memalingkan wajahnya, tangannya mengepal, dan ia menghirup nafas panjang.
Tepukan di pundaknya membuat Rion langsung tersentak. Rion bernafas lega saat melihat mbak Ana yang menepuk pundaknya. "Kenapa, mbak?"
"Aden yang kenapa? Kenapa gak nyamperin yayah sama dedek?"
Rion menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Gak papa kok, ini balu aja mau nyampelin. Yon ke sana dulu mbak, oh iya Yon minta susu boleh?"
Mbak Ana terkekeh, ia mengelus kepala Rion. "Boleh dong, bentar ya nanti mbak Ana anterin ke sana."
Rion mengangguk. "Makasih mbak."
Rion menghela nafas panjang sekali lagi saat mbak Ana sudah berlalu dari hadapannya. Ia berjalan menuju Sam dan Letta. Duduk di sofa samping Letta yang tengah bermain dengan Sam.
"Abang udah makan?"
Rion mengangguk, pandangannya fokus ke televisi yang menayangkan film kartun Vampirina itu.
"Abang gak ada PR?"
"Udah siap, tadi dibantuin sama Belbel."
Sam mengangguk, ia kembali menggelitiki perut Letta yang membuat bayi itu tertawa. Tanpa sepengetahuan Sam, Rion mengusap sudut matanya kasar.
"Yah, lemot mana? Abang gak suka sama kaltunnya."
"Tuh di samping TV, cari aja di sana bang."
Rion menghela nafas kasar, ia berjalan dan mencari remot yang ada di sebelah TV. Tapi, setelah beberapa saat ia mencari ia berdecak. "Gak ada, yah."
"Cari dulu bang, carinya pakai mata."
Rion mengatupkan bibinya, ia tetap mencari remot sambil menahan isakannya. "Gak ada!"
Sam menoleh, matanya melirik ke samping kanan TV yang di sana terlihat remot hitam. "Itu sebelah kanan apa, bang? Cari dulu, jangan langsung ngoceh."
Rion mengambil dengan kasar remot itu, ia kembali duduk, tetapi sekarang duduknya bukan di samping Letta, ia mengambil duduk di belakang Sam.
"Jangan di belakang yayah bang, nanti kamu yayah kentutin kan gak lucu," ucap Sam sambil terkekeh.
"Gak papa, enak di sini."
"Ya udah, terserah kamu."
Rion menatap punggung Sam yang sekarang entah apa yang dilakukannya bersama Letta. Air matanya menetes, tapi langsung ia usap kasar saat mendengar langkah kaki.
Rion menoleh dan langsung terlihat mbak Ana yang membawakan segelas susu coklat untuknya. Rion menerima susu itu sambil tersenyum. "Makasih mbak."
Mbak Ana mengangguk. "Sama-sama den, mbak ke belakang dulu, kalau aden butuh apa-apa panggil aja ya?"
"Iya, mbak."
Rion meneguk susu itu, untung saja pas, tidak panas dan tidak dingin. Hanya dalam beberapa kali tegukan susu di gelas tinggi itu habis. Rion meletakkan gelas kosong ke atas meja, ia kembali lagi duduk di belakang Sam.
"Abang."
"Apa, yah?"
"Ambilin mainan Letta di kamar lah."
KAMU SEDANG MEMBACA
DySam (After Marriage) [Selesai]
Teen Fiction[Sequel Possessive Samudera] (Disarankan untuk membaca Possessive Samudera terlebih dahulu biar bisa nyambung) Kisah awal hubungan Samudera dan Adyba tidak hanya sampai di kisah itu. Saat ini, mereka tengah merasakan hiruk pikuk rumah tangga yang s...