37

14.1K 1.2K 101
                                    

"Dy ...."

"Apa sayang?" jawab Dyba sambil mengelus-elus rambut Sam.

Sam mengangkat kepalanya dari perut Dyba, ia menatap istrinya itu dengan lembut. "Udah berapa lama dia ada di sini?"

"Lima minggu."

Mata Sam mengerjap, ia menunjukkan kelima jarinya kepada Dyba. "Lima minggu? Demi apa sih?"

Dyba terkekeh, ia mengacak-acak rambut Sam. "Iya, beneran. Kemarin kan aku sama bunda juga udah periksa ke dokter."

"Terus aku gak diajak gitu? Padahal kan aku yang nanam benih."

"Kalau kemarin kamu diajak, sekarang kamu gak bakalan dapat suprise dong."

Sam menyengir. "Berarti kita harus berterima kasih sama kak Rahma dong. Coba aja kalau kemarin kamu gak ketemu dia dan meluk dia, pasti kamu gak sadar kalau di dalam sini ada anak kita," ucap Sam sambil mengecupi perut Dyba berkali-kali.

Dyba mengangguk sambil terkekeh. Tangannya ia gunakan agar kepala Sam tiduran lagi di perutnya, rasanya nyaman. Setelah tadi pagi Sam mengetahui di dalam sana ada anaknya, Sam langsung izin tidak ke kantor dan hanya bermanja-manja dengan dirinya saja, dan jangan lupakan Sam selalu mengecupi perut Dyba.

Gerakan jari Sam di perutnya yang membentuk pola abstrak membuat Dyba tersenyum.

"Kamu emang gak ada ngerasa yang aneh gitu sama tubuh kamu Dy? Lima minggu kan berarti udah sebulan yang lalu."

"Aku cuma ngerasa cepet capek aja sih. Biasanya habis beresin kamar kan aku masih nyapu kamar dulu, tapi rasanya udah capek banget, jadi akhirnya mbak Ana yang nyapu. Aku gak ngeh kalau ternyata itu salah satu tanda kehamilan. Dan aku juga gak ada sadarnya sama sekali kalau aku gak datang bulan sebulan belakangan ini."

Sam mengangkat kepalanya kembali, dagunya ia tumpukan di perut Dyba tetapi tidak sampai menimpa perut itu. "Kamu juga sadar gak akhir-akhir ini kamu pasti sering bad mood, ngambek gak jelas, nangis-nangis sambil nonton drakor. Aku kira itu cuma tanda kalau kamu mau PMS aja."

"Iya juga."

Sam menatap perut Dyba yang masih rata. "Untung aja kita tau sebelum ada kejadian kayak Airin kemarin. Kalau itu terjadi lagi, aku bakalan ngecap aku sebagai lelaki yang gagal menjadi seorang ayah Dy."

"Sama, aku bakalan gitu juga. Gak mungkin aku sampai kehilangan anak aku maksudnya anak kita sampai dua kali."

Sam menghela nafas panjang, ia mengangguk. "Sayang ...."

"Apa Samudera ku?"

"Emm, gak boleh ena-ena ya berarti? Gak ada jatah gitu selama sembilan bulan?"

Dyba menarik rambut Sam sedikit. "Kamu ini mikirnya jatah terus! Ya gak ada lah."

Sam memicing. "Serius? Kok aku gak percaya ya, bentar." Sam terduduk, tangannya mengambil ponsel di meja nakas samping ranjang mereka. "Oke mbah google, apakah boleh berhubungan intim pada saat hamil?"

"Dikutip dari popmama.com; Wajarnya, ibu hamil masih aman melakukan hubungan dengan suami saat kandungan masih berusia 0-12 minggu atau di trimester pertama. Para ahli mengungkapkan bahwa hubungan dengan posisi apapun masih diperbolehkan saat usia ini, karena tidak terlalu berpengaruh pada kondisi kandungan. Tapi jika sudah lebih dari 12 minggu, Mama harus lebih berhati-hati. Di fase ini, Mama dan Papa masih aman untuk melakukan hubungan intim, tapi harus dilakukan dengan posisi yang benar."

Mendengar jawaban dari google itu membuat Sam menatap Dyba dengan seringai mesumnya. "Boleh loh sayang."

Dyba menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya. "Itu google nya salah!"

DySam (After Marriage)  [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang