70

15.6K 1.3K 96
                                    

Tuh di mulmed si embul lagi atit :(

***

"Sayang ...."

Dyba menatap suaminya yang masih memakai jas kantor. Saat matanya menatap wajah Sam, ia tersentak saat hidung Sam memerah-- tidak bukan hanya hidung, tapi seluruh wajah lelaki itu memerah.

Dyba meletakkan Rion di tengah kasur, ia menghampiri Sam. Sam menubruk Dyba saat wanita itu sudah ada di depannya.

"Dingin ...."

Dyba mengecek leher belakang Sam, panas sekali. Ah sepertinya sekarang ia tahu penyebabnya, Sam pasti ikut terkena demam.

"Lepas dulu yok bajunya, habis itu istirahat," ucap Dyba sambil mengelus punggung Sam.

"Buna ...."

Dyba melepas pelukan Sam, ia menatap Rion yang-- astaghfirullah umbel bocah itu. Dyba berjalan cepat ke ranjang, mengambil tisu dan membersihkan lendiran yang berasal dari hidung anaknya.

Dyba menatap Sam saat ia sudah membuang tisu di tangannya. "Sini bobok biar aku bantuin buka bajunya."

Sam berjalan lunglai, kepalanya begitu pusing. Ia duduk di pinggir ranjang, kepalanya ia letakkan di bahu Dyba. Dyba dengan telaten dan sabar melepaskan jas, disusul dengan kemeja putih Sam.

Dyba mengelus rambut belakang Sam. "Pusing ya?"

"Heem."

Dyba menghela nafas panjang, ia mendorong tubuh Sam agar terbaring di atas ranjang. "Kamu bentar di sini, aku mau ambil kompres dulu."

Sam menahan tangan Dyba saat wanita itu akan pergi. "Tapi Dy ...."

Dyba tersenyum, ia mengecup kening Sam. Panas dari kening lelaki itu langsung menyengat di bibirnya. "Bentar doang."

"Yayahh ...."

Panggilan serta pukulan di dadanya membuat Sam menatap Rion. "Apa embul?" jawab Sam dengan suara seraknya.

Rion menampilkan raut memelasnya. "Au peyuk."

Sam tersenyum tipis, ia merentangkan tangannya. Rion yang melihat itu langsung menidurkan dirinya di atas dada Sam dan di dekap lelaki itu.

"Embul masih pucing?"

Anggukan di dadanya membuat Sam mengacak rambut Rion. "Sama, ayah juga."

Rion mengangkat kepalanya dari dada Sam, dagunya ia letakkan di dada Sam, menatap ayahnya dari bawah. "Yayah pucing?"

Sam mengangguk, ia mengambil tisu di sampingnya untuk mengelap ingus Rion. "Virus embul ini."

Rion memajukan bibir bawahnya. "Yayah, encim apan?"

Sam mencubit pipi Rion. "Masih umbelen gini minta es krim. Nanti kalau ayah dah sembuh, embul juga dah sembuh, kita beli es krim, yang banyak sampe menuhin kulkas."

Rion tersenyum senang, ia kembali menelungkupkan wajahnya di dada Sam. Sam mengelus kepala Rion, nafas panas Rion jelas terasa di dadanya yang tidak memakai apapun.

Di pintu kamar Dyba tersenyum melihat pemandangan menggemaskan itu. Bapak dan anak itu kalau lagi sakit kompak sekali, tapi kalau lagi sehat astaghfirullah jangan ditanya gimana jailnya mereka satu sama lain.

Dyba memasuki kamar, duduk di pinggir ranjang sambil memeras kompresannya. Handuk kecil yang baru di celup ke air hangat itu langsung ia tempelkan di kening Sam.

Dyba mengelus pipi Sam. "Cepet sembuh sayang."

Tangan Dyba bergerak ke bawah, ia memeriksa kening Rion. "Embul."

DySam (After Marriage)  [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang