"Sayang! Liat dasi aku gak?"
Dyba menghela nafas kasar, setiap hari selalu ada saja yang dicari suaminya itu. Sudah dua bulan terhitung sejak masalah yang lalu, mereka berdua akhirnya kembali ke kehidupannya seperti biasa. "Kan udah aku letak di atas kasur!"
"Tapi gak ada, Dy!"
Dyba mendengus, ia menuangkan susu putih itu terlebih dahulu ke gelas lalu berjalan ke kamarnya. "Kalau ada gak bakalan ada jatah satu minggu," ucap Dyba sambil membuka pintu kamar.
Mata Sam membulat. Matanya mengawasi Dyba yang tengah mencari dasinya di atas kasur. Sam meneguk ludah kasar saat Dyba menunjukkan kain panjang berwana itam itu.
"Gak ada jatah satu minggu Samudera."
Raut wajah Sam langsung memelas. Ia memeluk tubuh Dyba dengan manja. "Sayang, jangan dong, kasian adek aku entar."
Dyba menggelengkan kepalanya, ia menjauhkan tubuh suaminya itu. "No, no, ini udah kesepakatan."
"Dy, tiga hari aja deh."
Dyba menggelengkan kepalanya. "Enggak."
"Tiga hari aja ya, kamu boleh minta apapun deh." Sam sudah menampilkan wajah paling memelasnya. Bibir bawahnya ia majukan dan matanya mengerjap perlahan.
"Apapun? Are you serious?"
Sam mengangguk dengan cepat. "Serius!"
Dyba tersenyum miring, ia menggerak-gerakkan alisnya. "Tas hermes keluaran terbaru, mobil Ferrari keluaran terbaru, jam rolex keluaran terbaru, sama satu set emas, oh iya jangan lupa sama beliin aku KFC yang banyak."
"Kamu mau ngerampok aku?"
Dyba menggidikkan bahunya. "Kalau gak mau gak papa. Tapi, ya satu minggu gak ada jatah."
"Kalau kamu minta itu semua tetap ada jatah dong Dy. Itu bisa sampai milyaran, Dy."
Dyba tertawa, ia mengusap wajah Sam dengan kasar. "Gak usah serius gitu akang, bercanda doang tadi. Gak bakalan aku minta yang kayak gitu sama kamu. Mending duitnya ditabung untuk masa depan aja."
Mata Sam berbinar. "Berarti jatahnya tadi juga bercanda?"
"Kalau itu mah serius."
"Dyba ...."
***
Anita menatap putrinya dengan bingung. "Kenapa Dy? Gak ada masalah kan?"
Dyba menggelengkan kepalanya, ia semakin memeluk erat bundanya. "Enggak, Dy cuma kangen aja sama bunda. Emang Dy gak boleh gitu dateng ke sini?"
Anita mencium gemas pipi Dyba. "Boleh lah, kan bunda cuma bingung aja gitu, tumben banget kamu datang-datang langsung meluk bunda."
"Sebenarnya ada sesuatu yang ngeganjel di pikiran Dy, Bun."
"Apa sayang? Sam gak ada main-main kan sama kamu?"
Dyba menggeleng cepat. "Enggak kok, Sam juga gak ada berubah. Dy cuma takut kalau Dy gak bisa dikasih anak lagi karena waktu itu Dy gak bisa jagain Airin."
Anita menghela nafas kasar. "Bunda paham perasaan kamu. Bunda dulu juga ngerasa gitu, rasanya bersalah terus."
Dyba mengangguk. "Iya, apalagi Airin sering datang ke mimpi Dyba. Sam juga pernah bilang Airin pernah datang ke mimpi Sam waktu keadaan Dy sama Sam lagi gak ba-" Dyba langsung membekap mulutnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
DySam (After Marriage) [Selesai]
Teen Fiction[Sequel Possessive Samudera] (Disarankan untuk membaca Possessive Samudera terlebih dahulu biar bisa nyambung) Kisah awal hubungan Samudera dan Adyba tidak hanya sampai di kisah itu. Saat ini, mereka tengah merasakan hiruk pikuk rumah tangga yang s...