13

14.2K 1.2K 80
                                    

Sebelumnya aku berterima kasih sama kalian pembaca Possessive Samudera karena berkat kalian Sam udah mencapai 1M!
Semoga cerita ini bisa nyampe 1M juga :)

Maaf kalau di part ini feel nya gak dapat (>_<)

***

Dyba memandang kosong pemandangan luar rumah sakit dari jendela ruangannya. Kamarnya yang berada di lantai 13 membuatnya dapat melihat ke arah jalan raya yang sedang dipadati kendaraan. Lengan yang melingkar di lehernya membuat Dyba mendongak dan tersenyum tipis saat melihat wajah Sam.

"Kamu kenapa gak kerja sih? Kasian loh papa."

Ucapan Dyba itu membuat Sam mengerucutkan bibirnya. "Istri aku masih di sini gak mungkin aku kerja. Lagipula kalau aku kerja gak bakalan bisa fokus."

Dyba menghela nafasnya. Ini sudah hari ketiga ia di rumah sakit dan selama itu pula Sam selalu menemaninya. Dyba menggenggam tangan yang masih setia melingkar di lehernya itu.

"Sam."

Sam menunduk, ia mengecup puncak kepala Dyba. "Kenapa sayang?"

"Nanti kalau aku dah sembuh dan udah kayak biasa lagi kita buat dedek lagi ya. Kemarin waktu di mimpi aku adek ngomong dia minta adek bayi."

Mata Sam berbinar mendengar itu. "Siap, tanpa kamu minta aku bakalan ngelakuin juga."

Dyba tersenyum geli. "Mesum kamu gak pernah hilang."

Senyum Sam mengembang sempurna saat melihat lengkungan indah itu akhirnya terbentuk lagi. Sam menciumi pipi Dyba dengan senang. "Aku seneng kalau kamu senyum lagi kayak tadi. Tiga hari aku cuma bisa liat kamu muka datar terus."

"Maaf ya, aku masih butuh waktu untuk nerima ini semua." Dyba membalikkan badannya dengan pelan, jahitan di perutnya masih harus dijaga.

Sam menjongkokkan tubuhnya di hadapan Dyba. Ia mengelus pipi wanita itu. "Iya, aku paham kok. Masih sakit gak perutnya?"

"Sedikit aja, rasanya sama kayak waktu kamu ukir."

Sam tertegun, ia memandang dengan sendu wanita itu. "Maaf Dy, dulu aku gak berpikiran panjang, yang aku tau gimana aku ngelampiasin amarah aku aja. Maaf sayang."

Dyba menganggukkan kepalanya. "Iya, udah lupain aja itu udah masa lalu."

Dyba melingkarkan tangannya di leher Sam, memeluk lelaki itu dengan erat. "Aku sayang banget sama kamu. Jangan pernah berpikir untuk ninggalin aku."

Sam mengelus-elus punggung yang masih terbalut baju biru khas baju rumah sakit itu. "Iya sayang, aku lebih sayang banget sama kamu. Kenapa sih jadi mellow gini?"

"Gak tau, hormon aku mungkin. Aku pengen manja-manja sama kamu terus bawaannya untuk hari ini."

"Aku mah siap-siap aja kalau kamu minta manja-manja. Kamu mau sesuatu?"

Dyba melepas pelukannya dari Sam, ia memandang lelaki itu dengan binar matanya. "Emang boleh makan makanan luar rumah sakit?"

Sam mencubit gemas hidung Dyba. "Boleh atuh sayang. Emang mau apa?"

"Mau es doger, roti bakar yang kejunya banyak, sama seblak."

"Yang terakhir gak boleh, itu pedes."

Dyba mengerucutkan bibirnya. "Yang level satu aja, itu udah gak ada pedesnya lagi kok."

Sam menghela nafas kasar. "Ya udah iya. Ada lagi?"

"Suruh Zi sama Chels ke sini, aku kangen."

Sam mencubit dengan gemas pipi Dyba yang sudah agak tirus itu. "Oke, apasih yang enggak untuk princess Sam ini. Padahal kemarin dia baru ke sini loh sayang."

DySam (After Marriage)  [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang