"Yayah!"
Sam menatap tajam Rion sedangkan yang ditatap malah menyengir tidak berdosa. "Apa embul?"
"Mau es klim, ambilin di kulkas."
Sam menggeleng. "No, no, nanti yayah yang dimarahin bunda kalau kamu makan es krim lagi."
Bocah tiga tahun itu menghentakkan kakinya kesal. "Yayah, plis."
Sam menghentikan ketikannya. Ia menghela nafas kasar kemudian keluar dari ruang kerjanya. Rion yang berada di belakang Sam langsung bersorak serang. "Es klim, Yon datang!"
Mata Rion mengerjap saat Sam malah memberikannya coklat berbungkus ungu. "Kok coklat?"
"Ya ini aja, gak ada es krim."
Bibir Rion mengerucut. "Yayah!"
"Gak ada es krim embul, hari ini kamu udah makan tiga, padahal ini masih jam dua siang."
Rion mengerucut. "Yon mau ke lumah BelBel aja, mamam es klim di cana!"
Sam menghela nafas kasar saat bocah cilik itu sudah berlari ke luar rumah. Tidak terasa bayi yang dulu ia gendongi itu sekarang sudah berlari dan tentunya makin mengesalkan dan membuat emosinya naik. Sumpah, sepertinya virus Bella menurun semua ke Rion.
Sam mengusap dadanya. "Sabar Sam sabar itu anak lo."
"Yayah! Rion makan es krim lagi!"
Sam yang baru saja akan masuk ke ruang kerjanya seketika terhenti mendengar teriakan gadis tujuh tahun yang langsung memasuki rumahnya.
"Yayah! Yayah di mana?"
"Di ruang kerja Bel!"
Sam mengurut keningnya, Bella dan Rion sekarang sudah menjadi seperti Tom and Jerry saja. Sam menatap gadis yang masih menggunakan seragam merah putihnya. "Siapa yang ngasih es krim?"
"Mama."
"Buset dah tuh manusia," ucap Sam sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Biarin aja, tapi jangan ngomong sama buna ya nanti?"
Bella menyodorkan telapak tangannya ke arah Sam. "Duit."
"Astaghfirullah ni bocah, gak emak gak anak sama aja." Sam mengeluarkan uang berwarna biru dari saku celananya. "Awas aja kamu bilang buna ayah ambil semua uang yang pernah ayah kasih ke kamu."
Bella membentuk tanda hormat kepada Sam. "Siap pak bos! Bella pergi dulu!"
"Jangan berantem terus sama embul ya!"
"Iya!"
Sam menghembuskan nafas kasar, kelakuan Bella semakin hari semakin membuatnya naik darah. Ia berusaha tidak mengumpati Bella lagi, karena apa yang diumpatinya ke Bella itu terjadi ke Rion.
Sam berkutat dengan laptopnya lagi, jam menunjukkan pukul dua siang dan Dyba masih berbelanja di minimarket. Sengaja istrinya tidak mengajak Rion karena pasti Rion akan merengek dibelikan es krim dan mainan. Bukan masalah duitnya, tetapi masalah Rion terlalu banyak memakan es krim.
"Yayah."
"Apa mbul?"
"Ckk, tengok Yon duyu!"
Sam dengan berat hati menatap Rion dan mengabaikan pekerjaannya terlebih dahulu. "Ya Allah sabarkan hamba punya anak kayak gini!" Bagaimana tidak menyebut, di depannya Rion celemotan dengan es krim, bahkan sampai rambut coklat jagoannya itu terkena es krim.
"Embul habis ngapain?" tanya Sam sambil menghampiri Rion. Saat sudah sampai di depan bocah itu Sam menatap Rion dari atas sampai bawah dan kemudian menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DySam (After Marriage) [Selesai]
Teen Fiction[Sequel Possessive Samudera] (Disarankan untuk membaca Possessive Samudera terlebih dahulu biar bisa nyambung) Kisah awal hubungan Samudera dan Adyba tidak hanya sampai di kisah itu. Saat ini, mereka tengah merasakan hiruk pikuk rumah tangga yang s...