79

12K 1.1K 124
                                    

Halo, keluarga kecebong datang lagi untuk nemenin tante-tante embul yang pada jomblo.

Jomblo aja, eh enggak jomblo banget. Canda jomblo 😭

Maaf ya semalam gak up, kemarin hari super sibuk. Kemarin itu buat video untuk nilai ujian praktek, jadi ya begitulah.

Dan maaf hari ini up nya kemaleman, baru pulang gong xi fa cai soalnya, jadi langsung nulis dan langsung up gini deh.

Selamat membaca ^^
Jangan bosen-bosen sama keluarga kecebong ya 😄

***

"Abang?"

Rion yang tengah menciumi perut Dyba mendongak. "Apa, na?"

"Bakalan sayang kan sama adek?"

Rion berdecak, ia mengerucutkan bibirnya sebal. "Peltanyaannya buna ih! Jelas sayang lah."

"Kalau sayang coba ngomong r dulu?"

Rion langsung menoleh, ia menatap Sam yang sudah duduk di samping Dyba. "Yayah, Yon dah nyoba tetep gak bisa. L ... l ... tuh gak bisa."

Sam tertawa. "Udah mau lima tahun masa gak bisa? Huruf S dah bisa masa huruf R belum sih?"

Bibir bawah Rion maju. "Ya telus mau gimana? Yon kan dah nyoba tiap hali."

Dyba mengelus kepala Rion. "It's okey, pasti besoknya bisa kok. Lagi pula gak bisa huruf R juga gak apa, malah istimewa."

Mata Rion langsung berbinar. "Benel, na?"

Anggukan Dyba membuat Rion bersorak, ia kemudian menjulurkan lidahnya ke Sam. "Blee! Buna aja dukung Yon, yayah aja yang jahat."

Sam mencubit pipi Rion. "Yayah nunggu kamu ngomong R dulu baru yayah bakalan dukung kamu."

"Bialin, ndak peduli Yon, yang penting buna dukung Yon."

Dyba memeluk Rion saat melihat Sam akan menggelitiki Rion. Rion tertawa senang saat ia berada di pelukan Dyba. "Ndak kena!"

Dyba mengangkat Rion ke pangkuannya. Rion langsung memundurkan tubuhnya saat perutnya mengenai perut Dyba yang mulai membesar. "Eh, ndak boleh kena, nanti dedeknya kecepit."

Sam terkekeh. "Kalau bisa gak usah di pangku buna, sini yayah pangku aja."

Rion dengan cepat beralih ke pangkuan Sam. Ia menyandarkan kepalanya di dada Sam kemudian menatap Dyba. "Buna dedeknya kapan lahil?"

"Emm, enam bulan lahir."

Mata Rion mengerjap, ia menatap jarinya kemudian mulai menghitung. "Satu, dua, tiga, empat, lima, en ... am, segini na?" tanya Rion sambil mengacungkan jarinya.

Dyba mengangguk. "Iya, bener."

Rion ganti mendongak menatap Sam. "Yayah masih suka pusing ya kepalanya?"

Sam menggeleng. "Gak kok, cuma sekarang lagi pengen."

Dyba dan Rion kompak bertanya. "Pengen apa?"

"Pengen es krim."

Mata Rion langsung berbinar. "Ayo beli!"

"Tapi rasa rujak atau enggak pokoknya rasa yang aneh-aneh gitu."

Ekspresi Rion berubah seketika. "Aneh yayah."

"Rasa apa?" tanya Dyba heran.

"Rasa kuah pecel."

DySam (After Marriage)  [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang