Nanti Kita Cerita Tentang Hari ini

17 0 0
                                    

Sulthan menyambut mereka semua di parkiran, bukan hanya Sulthan, ada beberapa orang laki-laki paru baya yang berdiri di belakang kekasih Aruni itu. Sulthan tersenyum seraya mendekati semua yang sudah bersiap menaiki mobil masing-masing.

"Tunggu sebentar Gais." Ujar Sulthan, meminta perhatian.

Aruna melirik sekitar, tidak ada mobilnya disana, yang ada justru sebuah mini bis VVIP bertuliskan nama Hotel keluarganya.

"Mana kunci mobil kalian?" Tanya Sulthan seraya menengadahkan tangannya.

"Mau ngapain kak? Jangan aneh-aneh deh. Kita lagi mau di TRaktir Niel nih. Kakak juga boleh ikut sih kalo mau." Ujar Zia lalu melirik sekitar mencari mobil Range Rover milik Kakaknya. "Ini juga, mobil kak Runa dimana lagi?"

Sulthan hanya tersenyum lalu mendekati Aruni yang berdiri bersisian dengan Aruna dan Zia.
"Karena kalian akan di TR sama Daniel makanya kita pergi pake satu mobil saja. Anggap saja kakak memudahkan kalian, jadi mobil kalian biar di bawa pulang saja sama orang-orang kakak ini." Jelas Sulthan.

"Elah, jangan kayak uncle Sam deh kak," cibir Aruna seraya memutar Bola matanya malas. Dari pertama bertemu Sulthan sampai detik ini, bisa di hitung dengan jari waktu akur mereka berdua.

"Lah, kok jadi bawa-bawa pak dewan sih?" Tanya Lila sedikit bingung ketika nama papanya di sebut.

"Iya La. Bagaimana tidak, di masa lalu uncle Sam juga pernah melakukan ini pada sahabat-sahabatnya." Jelas Aruna.

"Otak ku mulai gak nyampe" seloroh Lila kemudian menghelah napas.

"Udah deh, kakak bukan Uncle Sam, dan jangan berharap kejadian di masa lalu orang tua kita bisa kejadian lagi sekarang. Karena itu mustahil, nanti kita cerita sendiri tentang hari ini." Lerai Sulthan, tak ingin lebih memperpanjang masalah ini.

"Terus pulangnya gimana kak? Gak mau ah" protes Maya.

"Kemanapun hari ini, kakak akan mengantarkan. Anggap saja ini sebagai hadiah untuk kalian semua karena telah berhasil melewati ujian akhir Nasional di sekolah." Sulthan tersenyum manis.

"Idenya oke juga sih" komentar Aruni. Sementara yang lain masih nampak berpikir.

"Ini memudahkan kita Gais. Gak perlu konvoi ke sana. Gimana?" Ujar Eza

"Mau gak mau aku setuju" timpal Zia.

"Oke deh." Seloroh Lila .

"Yaudah, nih kunci mobil ku" ujar Maya seraya menyerahkan kunci mobilnya pada Sulthan.

"Yaudah deh." Alfi juga melakukan hal yang sama.

Tidak lama setelah keputusan di setujui, mereka di minta segera naik ke mobil yang di bawa oleh Benua. Mengatur tempat duduk, sementara Sulthan masih berbicara dengan orang-orang yang dia perintahkan mengembalikan mobil mereka masing-masing ke rumah.

"Mobil kita aman gak sih?" Tanya Lila yang merasa sedikit was-was, sebab ia memang baru dua kali bertemu Sulthan.

"Pasti aman lah. Coba tanya uncle Sam Deh, dia kenal kok sama keluarganya kak Sulthan." Ujar Aruni meyakinkan.

"Gak usah khawatir La, kak Sulthan Orang Baik kok. Gak mungkin bikin kita kesusahan" timpal Aruna.

"Cie, tumben muji kak Sulthan. Tadi Bukannya kamu yang kebanyakan protes?" Goda Eza.

"Kamu cemburu?" Tuding Aruna to do point.

"Loh, kok jadi aku yang cemburu sih." Elaknya sembari tertawa.

Mereka semua sudah nyaman dengan dudukannya sebelum Sulthan masuk ke mobil lalu melajukannya menuju tempat tujuan mereka.

Anak-anak ini adalah kumpulan orang yang orang tuanya memang di pertemukan oleh takdir, membawa mereka pada sebuah ikatan yang lebih erat dari persaudaraan, lalu semesta mendukungnya sehingga mereka pun membentuk ikatan yang sama, yang sialnya telah tumbuh benih cinta di dalamnya.

Keputusan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang