Sepulang dari Restoran, mereka langsung pulang ke rumah. Maya dan Lila juga memilih segera pulang setelah acara makan-makan itu. Sementara Alfi Daniel dan Eza melanjutkan perjalanan mereka ke sirkuit untuk menemani Daniel balapan Sore nanti. Hari masih siang, namun mereka tidak punya waktu bermain lebih lama.
Sampai di rumah, Shafana membantu Kakek ke kamarnya untuk istirahat. Benua menuju ke ruang kerja papanya, dan meminta Shafana menyusul nanti. Zia kembali ke bangunan sebelah, kembali bersiap untuk pergi ke Bandara, menjemput papanya yang pulang hari ini. Sedangkan Aruna dan Aruni berjalan gontai menuju kamarnya. Benua melarang mereka bermain dengan alasan tidak ada orang di rumah kalau mereka juga keluar.
Aruni membanting dirinya di atas king size, meraih laptopnya lalu membuka sosial medianya disana. Aruna melihat story Alfi yang sedang berada di sirkuit menemani Daniel Latihan untuk pertandingan sore nanti,ada juga beberapa orang temannya yang sedang menagadakan Quality time dengan keluarganya. Sedangkan Aruna memilih membuka Laptop kerjanya. Mengecek kembali Hasil pameran yang di lakukan Aunty Meisya di Paris Fashion week beberapa hari yang lalu.
Sementara Aruna sibuk melihat gambar-gambar model yang menjadi pesaing Mamey, Aruni justru mengeluarkan Tab dan mengajak Aruna bermain game.
"Sibuk banget sih kak. Aku gabut nih. Main game aja yuk" ajaknya setengah merajuk.
Aruna Menghelah napas pelan lalu menutup laptop kerjanya. Memilih menerima tantangan Aruni untuk Bermain game.
"Hadiahnya apa dulu nih?" Tanya Aruna.
"Hadiahnya nanti di pilih sama yang menang saja. Nanti, diakhir permainan" ujar Aruni lalu mencari game yang biasa mereka mainkan.
Aruna dan Aruni memilih metode 'suit' untuk orang pertama yang akan mengocok dadu. Dan Aruna keluar sebagai orang pertama itu.
Aruna tersenyum kecil karena telah berhasil mencuri start. Dadunya menunjuk angka enam dan ia berhasil masuk ke arena permainan.
Permainan itu terus berlanjut, hingga masing-masing menyisakan satu pemain di arena. Aksi saling tendang tidak terelakkan, Aruna bahkan tidak segan-segan menendang pemain Aruni saat ia sudah akan masuk ke kotak aman. Hingga Permainan berbalik dan Aruni yang justru memimpin permainan.
Selama ini, Aruna memang tidak pernah kalah dengan siapapun ia bermain Ludo. Ia akan selalu menang ada atau tanpa hadiah sekelipun. Tapi hari ini, di siang yang terik ini ia justru di kalahkan oleh Aruni untuk yang pertama kalinya.
Aruni menang.
Aruni tersenyum lebar pada Aruna seraya menarik turunkan Alisnya.
"Aku menang" katanya bangga.
"Oke, mau hadiah apa?" Tanya Aruna pasrah.
Aruni nampak berpikir sejenak lalu menatap Aruna dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Tapi kayaknya agak susah deh kak" ujarnya sedikit bimbang.
"Yaudah bilang dulu, apa" Aruna sedikit penasaran.
"Aku mau jadi kakak dan Jalan sama Eza" ujarnya pelan.
Aruna kaget mendengar jawaban Aruni. Bukan, ia sama sekali tidak cemburu. Hanya saja ia takut kalau Eza sampai tahu dan marah padanya. Aruna tidak mungkin mengecewakan Eza.
"Gimana kak? Gak bisa yah?" Tanya Aruni lirih. Ia menundukkan kepalanya.
"Gimana caranya?" Ujar Aruna sedikit bingung.
"Aku nyamar jadi kakak dan jalan sama Eza. Kakak tinggal bilang sama Eza aja kalau kakak mau jalan sore ini sama dia" Aruni memberi saran.
"Sore ini?"
![](https://img.wattpad.com/cover/212102972-288-k619014.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Keputusan Takdir
Teen FictionBerbekal Nama Belakang kakeknya, Mereka berdua di kenal Banyak Orang. Pengaruh papanya di Negara ini juga sangat penting untuk membuat mereka tenar, baik di dunia nyata maupun di dunia Maya. Kembar Identik, yang jika di perhatikan sekilas nampak tid...